Jalan Cerita Teletubbies
Beberapa tahun nan lalu, ada sebuah acara anak-anak nan ditayangkan di salah satu televisi partikelir Indonesia. Jargon atau kata-kata pendek nan paling terkenal dari acara anak-anak itu ialah “berpelukan”. Acara anak-anak nan dimaksud apalagi kalau bukan Teletubbies .
Dunia anak lagi-lagi memang penuh dengan khayalan dan khayalan. Terkadang orang dewasa juga ikut masuk ke global khayal anak-anak. Caranya tentu saja berbeda, orang dewasa menunjukkan ketertarikannya pada global khayalan anak dengan cara menciptakan berbagai tokoh-tokoh imajiner.
Contohnya sudah banyak, seperti Walt Disney nan menciptakan beberapa tokoh kartun terkenal nan bernaung di bawah bendera produksi Walt Disney, atau Stephen Hillenburg nan fenomenal sebab menciptakan tokoh kartun Spongebob. Begitupun dengan Teletubbies.
Tentang Teletubbies
Acara televisi buat anak-anak ini ialah hasil ciptaan seorang produser sebuah televisi di Inggris. Ia ialah seorang wanita nan sebelumnya berprofesi sebagai guru di sekolah menengah bernama Anne Wood. Bersama dengan suaminya, Anne mendirikan National Federation of Children’s Book Groups. Ia kemudian juga banyak berkecimpung di global anak, khususnya buku bagi anak-anak.
Ketertarikannya pada global anak kemudian membawanya menjadi seorang produser televisi nan berfokus pada acara anak-anak. Bersama Andrew Davenport selaku penulis cerita Teletubbies sebanyak 365 episode, Anne mengembangkan usahanya tersebut.
Acara televisi buat anak-anak ini disiarkan di BBC Inggris. Serial TV ini menargetkan anak usia pra-sekolah sebagai pemirsanya. Acara ini sudah mulai disiarkan sejak tahun 1997 silam, tepatnya pada tanggal 31 Maret 1997.
Tahun berikutnya, acara televisi buat anak-anak ini mulai diputar di Amerika Serikat. Sejak tanggal 6 April 1998 sampai 19 Juni 2005, anak-anak Amerika Perkumpulan ditemani Teletubbies dalam kesehariannya menonton televisi. Di Indonesia sendiri acara televisi buat anak-anak ini mulai tayang sekitar tahun 2001.
Serial TV anak ini akhirnya berhasil diputar di lebih dari 10 negara, termasuk di antaranya Indonesia, Saudi Arabia, Spanyol, Amerika Serikat, dan lain-lain. Kesuksesan ini membuat acara televisi buat anak-anak ini meraih penghargaan BAFTA di tahun 2002 dengan gelar “Serial Televisi Anak Pra-Sekolah Terbaik”.
Meskipun program televisi ini ditujukan buat anak pra-sekolah (1 - 4 tahun), banyak anak-anak usia di atas itu nan juga menyukai acara televisi buat anak-anak ini. Bahkan para mahasiswa pun menyukainya! Perpaduan warna-warna cerah, desain dekorasi nan menarik, dan keunikan masing-masing karakter menghipnotis banyak orang.
Karakter dalam Teletubbies
Acara anak-anak ini memiliki lima tokoh primer nan berwarna-warni. Mereka berlima ialah kakak beradik nan diceritakan selalu dalam keadaan rukun dan saling mengasihi. Kelima kakak beradik Teletubbies itu ialah Tinky Winky, Dipsy, Laa-laa, dan Po. Kelimanya memiliki kekhasan nan berbeda. Mereka memiliki semacam antena nan berbeda di atas kepalanya.
1. Tinky Winky
Tinky Winky ialah kakak tertua dari segerombolan makhluk lucu tersebut. Ia ialah anak laki-laki berwarna ungu, memiliki tubuh paling besar, sangat menggemari tas tangan berwarna merah, dan memiliki antenna segitiga di atas kepalanya.
2. Dipsy
Dipsy ialah kakak kedua. Ia juga anak laki-laki. Berwarna hijau dan memiliki bentuk tubuh nan lebih kecil dari Tinky Winky dan paras nan berwarna lebih gelap. Benda kesayangan Dipsy ialah topi panjang dengan corak hitam dan putih. Antena nan terdapat di atas kepalanya berbentuk garis lurus. Ia ialah saudara nan paling keras kepala dibandingkan nan lainnya.
3. Laa-laa
Dalam cerita acara televisi buat anak-anak ini, Laa-laa ialah seorang anak perempuan berwarna kuning dan hobi sekali bermain bola. Antena nan terletak di atas kepalanya berbentuk spiral. Ia ialah anak nan ceria, suka menyanyi dan menari. Ia juga sering kali menunjukkan perhatian kepada saudara-saudaranya.
4. Po
Po juga ialah Teletubbies nan diceritakan berjenis kelamin perempuan. Po ialah adik paling kecil. Ia manja dan polos. Po sangat getol bermain skuter, dan ia memiliki antena bentuk bulat di atas kepalanya, seperti alat buat meniup balon sabun. Pada acara aslinya, ia sering kali berbicara dalam bahasa Cina, selain bahasa Inggris. Syahdan pembuatnya ingin menunjukkan bahwa Po ialah orang Cina.
5. Noo-Noo
Meski bukan teletubbies, tetapi Noo-Noo memiliki banyak penggemar. Ia ialah makhluk berbentuk pengisap debu nan berperan sebagai penjaga Teletubbies dan pengurus rumah mereka. Ia sporadis sekali keluar rumah, lebih banyak diam di dalam rumah dan membersihkan rumah tersebut.
Noo-Noo tidak bisa berbicara, ia hanya bisa mengeluarkan suara ‘sluurp’ nan lucu saat ia mengisap debu di rumah. Terkadang Noo-Noo mengisap barang-barang, mainan, dan makanan para Teletubbies sehingga mereka berkata “Noo-Noo nakal!”
Jalan Cerita Teletubbies
Dalam acara fitnah Anne Wood tersebut, kelima kakak beradik itu hayati dengan ceria dan bahagia. Mereka melakukan banyak hal nan menyenangkan bagi anak-anak. Mereka berlari, bermain, berguling-guling di padang rumput nan berada di sekitar rumahnya.
Acara televisi buat anak-anak ini selalu menampilkan sosok matahari nan memiliki paras bayi. Matahari itu selalu tersenyum setiap melihat tingkah lucu para Teletubbies. Di akhir acara, kelima kakak beradik lucu itu selalu berpelukan.
Satu episode dan episode lainnya dalam acara televisi buat anak-anak ini tak berkaitan dalam hal jalan cerita. Setiap cerita selalu dimulai pada pagi hari nan cerah dan diakhiri pada sore hari nan juga cerah.
Kontroversi Karakter Teletubbies
Walaupun telah menuai kesuksesan di berbagai negara, acara televisi ini tak lepas dari kritik dan kontroversi. Salah satu karakter Teletubbies nan pernah dilanda kontroversi ialah Tinky Winky. Bagaimana tidak, ia diciptakan sebagai tokoh anak lelaki tetapi suka sekali membawa tas perempuan berwarna merah menyala.
Dari situlah Tinky Winky dianggap sebagai ‘perwakilan’ kaum homoseksualitas oleh masyarakat (sebagaimana Po sebagai perwakilan ras Asia dan Dispsy sebagai perwakilan ras kulit hitam). Belum lagi antena Tinky Winky nan berbentuk segitiga pun mengandung nilai homoseksualitas; segitiga ialah simbol kaum homoseks. Rona tubuhnya nan ungu juga dikritik, sebab ungu merupakan rona nan melambangkan kaum homoseksual.
Menanggapi isu nan beredar, asisten produser program televisi ini merespons dengan berkata, “Tinky Winky hanya balita imut nan memiliki tas ajaib. Ia bukan homoseksual, bukan juga heteroseksual. Ia hanya sebuah tokoh karakter dalam acara televisi buat anak-anak.”
Akan tetapi beberapa pihak tetap bersikeras bahwa Tinky Winky memperkenalkan dan mengajarkan penerapan gender nan tak tepat, di mana anak lelaki suka berjalan-jalan membawa tas. Menurut mereka, hal ini bisa memberi akibat jelek pada perkembangan psikologi gender anak.
Selain masalah penggambaran karakter, acara televisi buat anak-anak ini juga sempat dilanda masalah boneka nan dapat berbunyi. Mengikuti kesuksesan program, acara televisi ini kemudian membuat banyak souvenir bertema Teletubbies. Salah satunya ialah boneka.
Boneka Tinky Winky nan beredar dilaporkan dapat mengeluarkan kata-kata “I got a gun” atau “aku punya senjata”. Akan tetapi hal ini ditampik oleh pembuat boneka. Katanya, boneka tersebut berkata “Again, again!” atau “Lagi, lagi!” seperti nan sering diucapkan Tinky Winky di acara Teletubbies, bukannya “I got a gun”.
Hal nan sama terjadi pada boneka Teletubbies karakter Po. Boneka tersebut juga dilengkapi fitur suara. Syahdan banyak masyarakat nan mendengar boneka Po berkata “Faggot faggot, faggot faggot, faggot faggot, bite my butt” atau “Homoseks, homoseks, gigitlah bokongku”. Lagi-lagi hal ini ditampik oleh penciptanya. Menurutnya, boneka Po bukan berkata begitu, melainkan “fidit, fidit, and mon, mon” seperti nan sering diucapkannya saat bermain skuter.