Menyaring Pelajaran Dari Permainan Memasak

Menyaring Pelajaran Dari Permainan Memasak

Salah satu permainan nan sering dimainkan oleh anak-anak, terutama anak perempuan, ialah permainan memasak . Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan bagi anak laki-laki buat ikut serta dalam permainan ini.

Permainan memasak nan dilakukan oleh anak-anak menggunakan peralatan dan bahan-bahan sederhana nan ada di sekitar mereka. Ranting-ranting kecil menjadi ayam goreng, daun-daunan menjadi sayur sop, capcay, dan aneka makanan lezat lainnya, sobekan kertas menjadi nasi goreng, dan sebagainya.

Dari permainan memasak nan sederhana itu anak-anak mendapatkan kegembiraan, melakukan proses peniruan (menirukan ibu atau orang dewasa lain nan sedang memasak), mengembangkan imajinasi, belajar memainkan peran, dan belajar bekerja sama.

Kemajuan teknologi komputer kemudian menghadirkan permainan memasak di ruang-ruang virtual. Tanpa harus menyediakan peralatan dan bermacam-macam bahan, hanya dengan duduk di depan komputer, anak-anak dapat menyiapkan berbagai hidangan lezat seperti ayam goreng, pizza, spagheti, salad, hingga es krim dan puding aneka rasa.

Games permainan memasak seperti Diner Dash 1, Diner Dash 2, Pizza Freenzy, Burger Shop, dan SpongeBob Square Pants Diner Dash memang didesain dengan taraf kesulitan nan bisa ditaklukkan oleh anak-anak.



Menyaring Pelajaran Dari Permainan Memasak

Permainan memasak di komputer ini selain mendatangkan kesenangan juga membuat anak:

  1. Belajar berkreasi dalam memasak dan menghias makanan nan akan disajikan
  2. Belajar berbisnis (karena games ini selalu berlokasi di restoran)
  3. Belajar mengenal berbagai karakter pelanggan
  4. Belajar bertanggung jawab (jika tak bisa memenuhi pesanan pelanggan, nilai akan berkurang atau permainan akan berakhir - game over )
  5. Belajar bahasa Inggris (karena semua permainan ini menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar)
  6. Belajar mengenal teknologi komputer

Namun, sebab dimainkan sendiri, permainan memasak melalui games ini membuat anak tak mendapatkan pelajaran mengenai sosialisasi.

Bagi orang tua sendiri, tidak ada salahnya mengajak anak buat membantu memasak sungguhan di dapur. Namun tetaplah mengawasi, sebab banyak benda-benda di dapur nan tak kondusif bagi anak (seperti pisau, minyak panas, dan barah kompor). Sesuaikan pekerjaan nan mereka lakukan sinkron dengan usia mereka, misalnya:

  1. Mencuci sayuran.
  2. Memetik daun bayam, daun kangkung, atau memotong-motong buncis dan kacang panjang dengan menggunakan tangan (tanpa pisau).
  3. Membaluri potongan tempe atau ayam nan akan digoreng.
  4. Mengocok telur di mangkuk.
  5. Mengaduk kentang lumat atau jagung pipilan nan akan dimasak menjadi perkedel, dan lain-lain.

Di mata anak-anak, kegiatan ini tidak ubahnya sebuah permainan memasak. Bedanya, bahan-bahan nan sedang "dimainkan" ini akan benar-benar dimasak dan dapat dimakan.

Melibatkan anak-anak dalam "permainan memasak" sungguhan di dapur meskipun terlihat merepotkan namun juga menyenangkan dan memiliki kegunaan sebagai berikut:

  1. Anak belajar mengenal ragam bahan makanan
  2. Anak belajar menyukai kegiatan memasak
  3. Anak belajar bekerja sama dalam sebuah tim
  4. Bagi balita, permainan memasak di dapur ini juga menjadi saat nan bagus buat mengenalkan warna, melatih daya pikir, dan melatih kemampuan berbicara. Sambil memasak, ibu dapat membimbing anak-anak balita ini.
  5. Menambah nafsu makan. Anak-anak biasanya bersemangat memakan makanan hasil karya mereka sendiri.
  6. Mempererat interaksi antara orang tua dan anak

Nah, sekarang mari kita mulai permainan memasak kita.