Kepuasan Konsumen dari Pemasaran

Kepuasan Konsumen dari Pemasaran

Model konduite konsumen tak hanya dipengaruhi oleh ciri konsumen itu sendiri. Terdapat beberapa rangsangan perusahaan nan mampu mendorong konsumen buat melakukan suatu pembelian. Hal ini tentu menjadi salah satu taktik “perang” nan harus dikuasai oleh perusahaan nan ingin menguasai pasar.



Model Konduite Konsumen

Secara garis besar, model konduite konsumen menurut Kotler bisa digambarkan melalui lima variabel krusial nan meliputi, rangsangan perusahaan, rangsangan lain, ciri pembeli, proses keputusan membeli, dan keputusan pembeli. Semua variabel-variabel tersebut saling memengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian.



1. Rangsangan Pemasaran

Rangsangan pemasaran sepenuhnya dipengaruhi oleh usaha perusahaan dalam menarik minat beli konsumen. Dalam hal ini, perusahaan dapat melakukan rangsangan kepada konsumen melalui beberapa kegiatan, seperti memperkenalkan keunggulan produk nan akan dijual, memberikan diskon atau rabat terhadap produknya tersebut, memilih loka atau lokasi penjualan nan cocok, serta melakukan berbagai langkah promosi melalui iklan atau semacamnya.



2. Rangsangan Lain

Rangsangan lain nan bisa memengaruhi pengambilan keputusan pembelian terhadap suatu produk, di antaranya ialah situasi ekonomi, perkembangan teknologi, pengaruh politik, dan pengaruh budaya (luar) nan dirasakan oleh konsumen secara langsung.

Jika situasai ekonomi nan tengah dialami konsumen berbanding lurus dengan ketiga faktor lainnya, bukan mustahil keputusan pembelian akan segera diambil. Begitu pula, sebaliknya. Jika situasinya berbanding terbalik, jangan harap akan muncul keputusan pembelian dari konsumen.



3. Ciri Pembeli

Variabel terpenting dari model konduite konsumen ialah ciri pembeli itu sendiri. Ciri itu meliputi faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis. Faktor budaya ini nantinya akan melahirkan kelas sosial eksklusif dalam pembelian produk, yaitu kelas sosial golongan atas, kelas sosial golongan menengah, dan kelas sosial golongan rendah.

Sementara itu, faktor sosial nan memengaruhi konduite konsumen, meliputi kelompok acuan, keluarga, dan peran serta status si konsumen itu dalam masyarakat. Faktor pribadi nan memengaruhi konduite konsumen, meliputi umur, pekerjaan, kondisi ekonomi, dan gaya hayati si konsumen. Faktor psikologis, meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran, dan keyakinan, serta sikap si konsumen terhadap produk nan akan dibeli.



4. Proses Keputusan Membeli

Proses keputusan membeli ini didapat setelah si konsumen melakukan termin sosialisasi terhadap suatu produk, pencarian informasi lain, penilaian keunggulan dan kelemahan produk, sampai terciptanya keputusan pembelian dan keputusan pasca pembelian. Jika semua tahapan ini bernilai positif, pemakaian terhadap suatu produk akan berlangsung secara kontinyu.



5. Keputusan Pembeli

Variabel terakhir dari model konduite konsumen ialah keputusan pembeli. Dalam hal ini, keputusan pembeli akan menghadirkan suatu keputusan terbaik menyangkut pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu pembelian, dan jumlah produk nan akan dibeli.

Perlu diingat bahwa keputusan pembelian ini ditentukan oleh keputusan penjualan nan dilakukan oleh suatu pemasar, misalnya sebuah toko. Ya, sebuah toko harus memiliki keputusan krusial dalam penjualan agar mampu mengubah nilai negatif nan diperoleh selama menjalani tiga tahapan sebelum hadirnya keputusan membeli. Adapun keputusan krusial dalam penjualan, di antaranya sebagai berikut.

  1. Kelengkapan dan keakuratan produk;
  1. pelayanan nan baik;
  1. kebersihan toko;
  1. memaksimalkan produk-produk impulse buying ;
  1. up selling , dan
  1. memaksimalkan wahana promosi nan ada.

Keputusan setelah pembelian ini dapat merupakan awal sekaligus akhir dari sebuah pengambilan keputusan konsumen terhadap pembelian suatu barang. Keputusan setelah pembelian ini akan menghadirkan dua kesan berbeda, yakni kepuasan dan ketidakpuasan.

Jika konsumen merasa puas, kemungkinan mereka akan terus menggunakan produk tersebut. Namun, jika tak puas, mereka tak akan pernah lagi membeli barang tersebut.

Itulah lima termin nan biasa dilakukan konsumen dalam melakukan pengambilan keputusan pembelian. Lima tahapan tersebut dilakukan semata-mata buat satu tujuan nan diinginkan konsumen, yakni KEPUASAN.



Kepuasan Konsumen dari Pemasaran

Kegiatan pemasaran perusahaan harus bisa memberikan kepuasan terhadap konsumen jika menginginkan kegiatan usaha suatu perusahaan terus berjalan atau konsumen memiliki pandangan nan lebih baik terhadap perusahaan.

Menurut Kotler, manajemen perusahaan ialah penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan, dan supervisi program-program nan bertujuan buat menimbulkan pertukaran dengan pasar nan dituju dengan maksud buat mencapai tujuan nan telah ditetapkan perusahaan.

Suatu perusahaan nan sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan salah satu faktor krusial buat mencapai kesuksesan perusahan, akan mengetahui cara dan falsafah baru nan terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini ialah "konsep pemasaran".

Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran memiliki tujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan konsumen. Selain itu, konsep pemasaran berorientasi pada kebutuhan konsumen. Konsep pemasaran memang berbeda dengan konsep bisnis terdahulu nan berorientasi pada produk dan penjualan. Konsep pemasaran terdiri atas tiga unsur, yaitu sebagai berikut.

  1. Berorientasi kepada konsumen. Dalam manajmen pemasaran, Anda harus melihat target penjualan produk Anda itu seperti apa, sehingga Anda perlu mengenal konsumennya terlebih dahulu.
  1. Penyusunan kegiatan pemasaran secara terperinci. Apabila Anda sudah menemukan konsumen atau target pemasaran nan tepat, maka Anda tinggal menyusun taktik penjualan produk tersebut. Rincilah kegiatan pemasaran Anda secara terperinci.
  1. Kepuasan konsumen. Jika kegiatan penjualan Anda sudah berjalan, maka Anda perlu mengevaluasi manajemen pemasaran produk Anda, seperti kepuasan konsumen terhadap produk nan Anda jual. Jadi, Anda bisa mengetahui kekurangan produk tersebut, sehingga Anda bisa menyusun taktik agar produk Anda tetap laris dipasaran.

Manajemen pemasaran pun tidak bisa dipisahkan dari empat faktor primer nan sangat berpengaruh terhadap jalannya suatu manajemen pemasaran. Berikut ini empat faktor nan berpengaruh dalam manajemen pemasaran.



1. Product atau produk dalam manajemen pemasaran

Produk suatu perusahaan terbagi menjadi dua macan, yaitu produk berupa barang (seperti ponsel, motor, dan baju) dan produk nan berbentuk jasa (seperti tabungan, jasa telekomunikasi, atau jasa perawatan tubuh dan spa.

Dalam konsep produk, dikenal produk premium atau produk nan memiliki karakteristik khas, fitur unik, dam memiliki kelas tersendiri. Oleh sebab itu, produk tersebut memiliki harga nan relative mahal. Sementara di sisi lain, ada juga konsep produk “ me too ”, yaitu produk nan didesain sebagai saingan atau imitator dari produk nan telah dulu ada di pasaran.

Untuk memasarkan sebuah produk, Anda perlu melihat target penjualan produk Anda kepada siapa, di mana, dan kapan. Perlu taktik nan harus Anda lakukan agar produk nan Anda jual laku dipasaran. Meskipun produk nan Anda jual ialah barang imitasi, jika Anda menawarkan produk tersebut kepada konsumen nan tepat, waktu dan loka nan tepat, maka penjualan produk Anda akan laris manis.



2. Promotion atau promosi dalam manajemen pemasaran

Promosi ialah langkah nan perlu dilakukan buat memperkenalkan produk dan membujuk calon konsumen agar mengeluarkan uang buat membeli produk nan ditawarkan.

Dalam promosi, dikenal dengan adanya istilah promotion mix atau gabungan program promosi nan tergabung dalam empat elemen kunci, yaitu promosi melaui iklan, promosi publikasi, promosi melalui sales promotion , dan promosi melalui personal selling .

Sebagai seorang konsumen, tentu promosi barang itu sangat mempengaruhinya buat tertarik membeli sebuah barang. Promosi nan bagus dan menarik bisa menarik perhatian konsumen buat membelinya. Akan tetapi, promosi juga harus dilakukan pada watu dan loka nan tepat.

Jiga Anda mempromosikan sebuah jaket di daerah panas dan pada waktu musim panas, itu kurang tepat. Penjualan barang Anda akan rendah atau bahkan tak ada nan membeli. Untuk itu, promosi suatu produk juga perlu strategi.



3. Place atau loka dalam manajemen pemasaran

Place atau loka berarti mengenai tempatr produk nan ditawarkan akan dijual atau dipasarkan. Place menyangkut taktik distribusi nan hendak dilakukan. Ada tiga model distribusi, yakni distribusi eksklusif, distribusi selektif, dan distribusi intensif.

Distribusi tertentu ialah memasarkan produk barang dan jasa hanya pada outlet nan terbatas agar menjaga martabat dan reputasi produk nan ditawarkan. Contohnya, Kaos Joger nan dijual dan dipasarkan hanya di satu lokasi atau jam tangan Audemar Piaget nan hanya dipasarkan pada outlet-outlet tertentu.

Distribusi selektif ialah rangkaian produk nan hanya dijual atau dipasarkan di outlet modern atau pasar modern dan tak dijual di pasar-pasar tradisional. Sementara itu, distribusi intensif ialah produk nan dipasarkan atau dijual ke seluruh jenis pasar, baik modern maupun tradisional, dan meliputi seluruh wilayah Indonesia.



4 . Pricing atau harga dalam manajemen pemasaran

Pricing ialah taktik nan menyangkut dalam penetapkan harga produk. Seperti telah dijelaskan di atas buat produk-produk dengan diferensiasi nan kuat, bisa menetapkan harga premium. Contohnya, motor Harley Davidson atau mobil Porsche. Selain itu, ada produk nan dijual dengan taktik low cost , contohnya jasa telepon nan ditawarkan para operator cdma.

Itulah model konduite konsumen menurut Kotler nan bisa dianut dan dikembangkan oleh para pengusaha sebagai alat buat menggapai tujuan pemasaran. Semoga bermanfaat!