Amalan Primer di Bulan Ramadhan
Ramadhan ialah bulan ke 9 tahun hijriyah atau tahun Islam. Apa nan terlintas ketika mendengar kata Ramadhan? Dapat dipastikan jawabannya tentu ialah puasa dan tarawih. Memang benar, Ramadhan ialah bulan di mana umat Islam diwajibkan buat melakukan ibadah puasa selama 1 bulan penuh, kecuali bagi orang-orang nan dengan kondisi eksklusif sehingga tak dapat melaksanakannya.
Sebetulnya selain ibadah puasa, ada banyak jenis ibadah lainnya nan dapat dilakukan selama bulan Ramadhan. Seperti melakukan shalat tarawih, memperbanyak bacaan Al-Quran dan sedekah, berzakat, melakukan umrah, dan ibadah lainnya.
Apapun ibadah dan amal kebaikan nan Anda lakukan, tentu harus selalu diawali dengan niat semata-mata mencari keridhaan Allah. Tentu semua orang akan bersemangat melakukan setiap amal kebaikan pada bulan ini sebab pahala dari setiap kebaikan akan diberikan dengan berlipat ganda.
Ramadhan menjadi bulan nan istimewa bagi umat Islam sebab tentu berbeda dengan bulan hijriyah lainnya. Ada momen-momen istimewa nan hanya berlangsung pada bulan ini, di antaranya bulan Ramadhan ialah bulan dimana Al-Quran diturunkan pertama kali, selain itu Allah memberikan keutamaan malam seribu bulan pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Tentulah keutamaan nan ada sangat sayang jika dilewatkan begitu saja, terdapat banyak amalan kebaikan nan dapat kita lakukan. Mengoptimalkan kebaikan dan meminimalisasi keburukan ialah pelajaran primer pada bulan Ramadhan.
Arti Kata Ramadhan
Jika berbicara mengenai asal kata Ramadhan, terdapat banyak versi mengenai hal ini. Alkisah, Bangsa Babylonia sebagai salah satu kaum nan pernah mendominasi jazirah Arab melakukan almanak dengan cara mereka sendiri, dalam perhitungannya bulan ke sembilan selalu bertepatan dengan musim panas saat panas matahari terasa amat menyengat.
Melihat kenyataan nan terus berulang, akhirnya diputuskan lah bulan ke sembilan itu diberikan nama ramadan nan artinya geothermal nan menghanguskan.
Penanggalan dalam Islam menggunakan lama edar bulan terhadap bumi, sehingga tak selalu bulan Ramadhan bertepatan dengan musim panas. Arti kata, Ramadhan, yaitu panas atau membakar, lebih dipahami sebagai makna kiasan. Yang menunjukkan bahwa bulan Ramadhan diharapkan dapat membakar segala dosa nan telah diperbuat manusia pada 11 bulan lainnya.
Amalan Primer di Bulan Ramadhan
1. Berpuasa
Ramadhan dan puasa seperti dua sisi mata uang, ketika datang bulan Ramadhan tentu sudah terbayang akan berpuasa. Saat inilah setiap muslim diwajibkan buat memahami hakikat berpuasa, yaitu tak hanya dengan menahan diri dari rasa lapar dan haus saja, tapi juga menahan diri dari syahwat, serta perbuatan tercela, seperti bergunjing, mencela orang lain, berkata bohong, ataupun hal jelek lainnya.
Jika itu dilakukan dengan baik, maka tercapai sudah tujuan dari berpuasa di bulan Ramadhan, yakni mendidik manusia agar menjadi manusia bertaqwa. Sebagaimana nan Allah SWT firmankan dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 183, nan artinya, "Hai, orang-orang nan beriman, diwajibkan bagi kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan bagi orang-orang sebelummu, agar kamu bertaqwa".
Atau seperti nan disampaikan oleh Rasullah saw dalam hadits nan diriwayatkan oleh Ahmad dan An-Nasa'i, sebagai berikut.
"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan nan diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya. Pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat. Juga terdapat dalam bulan ini malam nan lebih baik dari seribu bulan, barang siapa nan tak memperoleh kebaikannya, maka ia tak memperoleh apa-apa".
Puasa sebetulnya merupakan aktivitas alami nan tak hanya dilakukan oleh manusia, tapi juga khasiatnya dirasakan oleh makhluk hayati lainnya, seperti ulat nan harus berpuasa agar menjadi kepompong, kemudian ayam nan juga harus berpuasa selama mengerami telurnya.
Selain itu, juga tak hanya dilakukan oleh umat Nabi Muhammad saja, tapi juga dilakukan oleh nabi-nabi terdahulu. Misalnya, Nabi Daud as nan sehari berpuasa dan sehari berbuka, nan juga diperintahkan oleh Rasulullah. Selain itu, sejak masa Nabi Nuh hingga Nabi Isa juga diwajibkan buat berpuasa 3 hari pada setiap bulannya, dan nan paling terkenal ialah puasanya Nabi Adam nan harus menahan diri dari buah khuldi semasa berada dalam surga.
Keutamaan puasa nan paling primer ialah dapat menghapus semua dosa kaum muslim ketika dilakukan dengan penuh kerelaan semata mengharapkan keridhaan Allah SWT, seperti nan Rasulullah sampaikan dalam hadits, "Barangsiapa nan berpuasa Ramadhan sebab iman dan mengharap pahala dari Allah, pasti diampuni dosa-dosanya telah lalu."
Mengingat begitu banyak pahala serta keutamaan nan diberikan Allah selama bulan Ramadhan, tentu menjadi cambuk kepada kaum muslim agar dapat melakukannya dengan sebaik mungkin. Tentu agar tak terjerumus menjadi golongan orang nan merugi sebab hanya mendapatkan lapar dan haus saja, tanpa mendapatkan pahala apapun.
2. Shalat Tarawih
Jika ditanya, apa nan dilakukan pada malam hari di bulan Ramadhan setelah berbuka? Jawabannya tentu bukanlah makan bakso, seperti nan sering dilihat dipinggir jalan segera setelah adzan magrib, tapi shalat tarawih nan dilakukan secara berjamaah setelah shalat isya.
Shalat tarawih ini ialah shalat sunnah nan spesifik dilakukan hanya di bulan Ramadhan saja. Tarawih juga disebut sebagai Qiyamul lail. Jika di bulan lain, Qiyamul lail nan dimaksud ialah shalat tahajud. Kata Tarawih sendiri berasal dari bahasa Arab, nan artinya waktu sesaat buat istirahat.
Shalat tarawih merupakan shalat sunnah sebab memang dicontohkan oleh Rasulullah. Namun, selama bulan ramadhan rasul hanya melakukannya secara berjamaah sebanyak 3 kali, beliau tak melakukan shalat berjamaah setiap hari dikarenakan risi jika kaum muslim menganggap shalat tarawih sebagai shalat wajib.
Adapun jumlah rakaat shalat nan Rasul kerjakan ialah sebanyak 11 rakaat nan terdiri dari 8 rakaat shalat tarawih dan 3 rakaat shalat witir. Namun, di masa pemerintahan Umar bin Khattab, jumlah rakaat menjadi 23 rakaat, nan terdiri dari 20 rakaat shalat tarawih dan 3 rakaat shalat witir.
Ada nan berpendapat, boleh memilih jumlah rakaat nan manapun. Jika memilih jumlah rakaat 11, maka sebaiknya memilih bacaan surat-surat nan agak panjang, sementara surat pendek dibacakan jika memilih 23 rakaat.
Ya, tak masalah jumlah rakaat manapun nan Anda pilih sebab 11 rakaat memang dicontohkan Rasul, sedangkan 23 rakaat hasil ijtihad atau pemikiran Umar Bin Khattab, sahabat Rasul nan sudah dijamin masuk surga. Yang menjadi masalah ialah jika kita tak melakukan shalat tarawih sama sekali, tanpa disertai alasan atau uzur nan jelas dan syar'i.
3. Memperbanyak Membaca Al-Quran
Bulan Ramadhan ialah bulan Al-Quran sebab pada bulan inilah terjadi momen penting, yakni diturunkannya Alquran pertama kali saat Rasul berada di Gua Hira. Meskipun banyak nan memperdebatkan tanggal pastinya, tapi kebanyakan ulama berpendapat bahwa tanggal 17 Ramadhan sebagai tanggal diturunkannya Al-Quran pertama kali.
Al-Quran ialah bacaan terbaik umat Islam, berisi pedoman hayati dan tuntunan terbaik bagi umat manusia. Salah satu keutamaan Al-Quran ialah diberikannya pahala bagi siapa saja nan membacanya, sekalipun belum dapat memahami artinya. Terlebih lagi jika kita membaca dan mempelajarinya di bulan Ramadhan, bulan di mana Allah memberikan pahala nan berlipat ganda bagi setiap amal kebaikan.
Rasulullah ialah orang nan paling sering membaca Al-Quran bahkan dikatakan bahwa beliau layaknya Al-Quran berjalan sebab setiap tingkah lakunya sinkron dengan nan diperintahkan dalam Al-Quran. Rasullah memperbanyak bacaan Al-Quran pada bulan Ramadhan, lebih banyak dibandingkan pada bulan-bulan lainnya.
Alquran juga dapat menjadi penolong di hari perhitungan amal kelak di akhirat, ketika timbangan kebaikan kita kurang, tapi Al-Quran akan memberikan pertolongan atau syafa'at nan akan menolong kita dari siksa barah neraka, jika kita sering membaca dan mempelajarinya. Seperti nan telah Rasulullah saw sampaikan dalam hadits sebagai berikut.
"Bacalah Al-Quran, sesungguhnya ia datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa'at bagi ahlinya (yaitu orang nan membaca, mempelajari, dan mengamalkannya)" HR. Muslim.
Karena keutamaannya inilah, maka biasanya hal nan sering ditargetkan pencapaiannya selama bulan ramadhan ialah bacaan Al-Quran, yaitu seberapa banyak atau seberapa kali kita sukses mengkhatamkan atau menyelesaikan Al-Quran.
4. I'tikaf
Jika dilihat arti i'tikaf dari segi bahasa, artinya ialah berdiam diri pada suatu tempat. Sedangkan secara syar'i, i'tikaf ini berarti berdiam diri di dalam masjid nan bertujuan buat beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.
I'tikaf ini juga merupakan agenda khas selama bulan ramadhan, biasanya lebih banyak dilakukan pada 10 hari terakhir. Karena pada hari-hari ini, banyak orang nan berusaha buat mendapatkan malam lailatul qadar, yaitu malam nan lebih baik dari 1000 bulan. Rasulullah konsisten melakukan i'tikaf selama hidupnya pada 10 hari terakhir ramadhan hingga ajal menjemputnya.
5. Memperbanyak sedekah
Salah satu fungsi lain dari puasa selain buat meningkatkan ketaqwaan ialah meningkatkan kepekaan sosial. Saat berpuasa, kita dapat merasakan bagaimana rasa lapar nan dirasakan oleh saudara-saudara kita nan kehidupannya berkekurangan. Dengan begitu, puasa akan dapat menumbuhkan rasa ikut merasakan dan kepekaan sosial pada diri setiap muslim.
Hal lain nan dapat kita lakukan buat meningkatkan ikut merasakan terhadap sesama ialah dengan bersedekah. Momentum Ramadhan seharusnya dilakukan pada saat nan tepat sebagai ajang buat menabung pahala kebaikan, salah satunya dengan cara memperbanyak sedekah. Hal ini juga dilakukan Rasulullah, beliau dikenal amat pemurah kepada sesama dan beliau lebih pemurah pada saat bulan Ramadhan.
Ramadhan dengan segala keutamaan dan pahala nan dijanjikan Allah, seharusnya menjadi pemacu semangat kaum muslim buat dapat memperbaiki diri. Ramadhan sebagai bulan pembakaran, haruslah dapat membakar segala dosa dan keburukan nan telah kita lakukan.
Ada banyak cara nan dapat dilakukan buat mengoptimalkan bulan Ramadhan, misalnya dengan berpuasa dengan baik, melakukan shalat tarawih, bersedekah, menjaga lisan, hati, dan oragan tubuh lainnya dari perbuatan tercela. Semoga setelah Ramadhan berlalu, dapat meninggalkan bekas kebaikan pada diri umat manusia.