Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri: Minal Aidin wal Faidin
Ucapan selamat Hari Raya Idul Fitriselalu didengar saat hari raya Idul Fitri. Sebagai sebuah hari raya, Idul Fitri merupakan hari nan penuh dengan suasana kehangatan dan kegembiraan. Idul Fitri identik dengan berkumpul bersama keluarga besar, melepaskan rindu, dan memohon maaf atas segala kesalahan.
Hari raya Idul Fitri dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal dalam tahun Hijriah. Sebelumnya, umat Islam melakukan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Pada saat Idul Fitri tersebut, umat Islam sudah saatnya bergembira, dibebaskan makan dan minum, tentunya nan halal. Dalam Idul Fitri pun umat Islam saling memohon maaf kepada sesamanya.
Ibadah puasa nan dilakukan dimaksudkan buat melatih taraf ketakwaan manusia terhadap Tuhan.
Puasa ditujukan buat Tuhan karena puasa tak sama seperti ibadah lainnya nan terlihat oleh manusia. Seperti halnya shalat nan terlihat oleh manusia dari segi gerakan atau basahnya beberapa anggota tubuh sebab air wudhu. Sementara puasa hanya diketahui oleh orang nan menjalankannya dan oleh Tuhan.Untuk membuktikan ketakwaan hasil dari ditempanya keimanan seseorang selama sebulan penuh, umat Islam harus meminta maaf kepada sesama muslim pada hari raya Idul Fitri. Idul Fitri tak hanya selaras dengan rasa bergembira, “berpesta”. Idul Fitri memiliki makna lain yakni kembali ke fitri, kembali suci, seperti halnya bayi nan baru lahir.
Untuk benar-benar menuju kesucian, saling memaafkan ialah jalan nan tepat. Ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri memiliki makna maaf-memaafkan tersebut.Ucapan tersebut terkesan seperti ucapan hari-hari besar lainnya jika tak kita maknai sesungguhnya. Jika kita renungkan dan maknai, ucapan selamat Idul Fitri bukanlah pengucapan selamat hari raya, selamat bergembira, selamat berpesta. Ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri memiliki makna selamat kembali menjadi jiwa nan bersih, nan suci, nan artinya selamat menjaga hal-hal nan baik–yang telah dimulakan baik agar tetap selalu baik pada waktu-waktu selanjutnya.
Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri: Mohon Maaf Lahir dan Batin
Ucapan selamat di Hari Raya Idul Fitri sudah sangat membumi dan tidak asing lagi yaitu Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin. Jika tak dimaknai, ucapan tersebut tak akan memiliki imbas apapun. Lain halnya jika ucapan tersebut kita renungkan dan maknai secara mendalam, akan terasa imbas ucapan nan tampaknya sederhana dan menjadi branded -nya Idul Fitri.
Ucapan tersebut jika dimaknai akan berhubungan dengan keikhlasan, berkaitan dengan Idul Fitri, kembali fitri, kembali suci. Dalam mengucapkan mohon maaf lahir batin ada keihklasan bahwa kita memang benar-benar memohon maaf dan minta agar bisa dimaafkan segala kesalahan sehingga bisa menjalin kembali tali silaturahmi dan silaturahim nan agak buruk. Dalam menimpali ucapan tersebut pun mesti dihayati bahwa kita memang mesti bisa memaafkan dengan tulus, dengan ikhlas, tak menyimpan dendam sedikit pun.
Jika masih terselip rasa kecewa, marah, dendam, kita belum menjadi fitri. Kita masih belum bisa memahami ucapan sederhana tersebut. Kita hanya menganggap bahwa ucapan selamat Idul Fitri hanyalah formalitas semata.
Budaya bersalaman dalam Idul Fitri memang telah menjadi bagian nan tidak terpisahkan. Peng ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri selalu dibarengi dengan bersalaman. Hal tersebut memang baik namun jika tak dibarengi, tak didasarkan dari hati nan tulus, bersalaman pun tak menjadi apa-apa, hanya menjadi kontak fisik nan tidak memiliki arti. Hal nan krusial ialah pengikhlasan buat meminta maaf dan memaafkan. Persoalan bersalaman atau tak ialah persoalan rasa karena banyak nan beranggapan tak afdol jika Idul Fitri tak bersalaman, meskipun belum tentu memaafkan dengan ikhlas. Idul Fitri mengajarkan kita ikhlas, lebih jauh lagi mengajarkan kita buat tak munafik, bersikap, berlaku jujur ialah tujuan lain dari Idul Fitri.
Idul Fitri identik dengan kemenangan. Menang jika kita bisa mengalahkan perasaan dan pikiran nan negatif dalam tubuh kita. Namun jika kita masih saja memiliki berpretensi dan perasaan nan negatif, kita belumlah menang, belum berada dalam kemenangan karena kita masih bisa dikalahkan oleh hawa nafsu.
Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri: Taqoballahu Minna wa Minkum
Selain ucapan nan sudah sangat baku tersebut, ucapan lain nan juga sering diucapkan di Hari Raya Idul Fitri ialah taqoballahu minna wa minkum yang artinya semoga Allah menerima ibadah kita semua. Ucapan tersebut tidak hanya menjadi ucapan saja. Ucapan tersebut memiliki doa. Terlebih jika ucapan tersebut dipanjangkan atau diselesaikan menjadi taqoballahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum . Jika dipanjangkan, artinya semoga Allah menerima ibadah kita semua, puasaku dan puasamu.Jelas, dalam ucapan selamat Idul Fitri tersebut, doa terucap ketika Idul Fitri, ketika bersalaman, ketika saling memaafkan.
Bimbo, dalam salah satu lagu religinya mencantumkan ucapan tersebut. Hal tersebut merupakan sebuah pembaharuan karena rata-rata lagu nan dibuat buat kepentingan Idul Fitri hanya mengedepankan ucapan mohon maaf lahir dan batin. Hal tersebut tidaklah salah, hanya saja hal tersebut telah dianggap generik sehingga banyak di antara masyarakat nan tak memaknainya dengan sungguh-sungguh. Lain halnya ketika Bimbo menghadirkan ucapan tersebut dalam lagunya, masyarakat kemudian mencari tahu artinya. Padahal, artinya pun telah disertakan oleh Bimbo dalam lirik lagu tersebut yakni terimalah puasa kami.
Ucapan taqoballahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum- lah sesungguhnya nan diucapkan Nabi Muhammad SAW ketika beliau bersilaturahim dengan kaum muslim. Hal tersebut dijawab dengan ucapan nan sama sehingga terjadi kesalingan, saling mendoakan sekaligus saling meminta maaf dan memaafkan. Hal tersebut selaras dengan ibadah puasa nan hanya dipersembahkan buat Tuhan, Allah SWT. Ibadah nan lain seperti salat dan zakat dipersembahkan buat diri sendiri. Salat ialah penyelamat diri sendiri, sementara puasa hanya buat Allah SWT.
Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri: Minal Aidin wal Faidin
Ucapan lainnya di Hari Raya Idul Fitri ialah minal aidin wal faizin (dengan banyak versi penulisan buat faizin menjadi faidzin). Banyak umat Islam mengucapkan minal aidin wal faizin dan mereka mengartikannya sebagai mohon maaf lahir dan batin. Pengucapan minal aidin wal faizin selalu disertai dengan pengucapan mohon maaf lahir dan batin. Hal tersebut memberi kesan bahwa minal aidin wal faizin itu artinya mohon maaf lahir dan batin. Padahal minal aidin wal faizin memiliki arti dari orang-orang nan kembali dan beruntung.
Jikapun mau mengucapkan minal aidin wal faizin sebagai ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri, semestinya diucapkan dengan lengkap yakni ja alanallahu wa iyyakum minal aidzin wal faidzin . Ucapan tersebut memiliki arti semoga Allah menjadikan kami dan kamu sebagai orang-orang nan kembali dan beruntung. Hal tersebut selaras dengan Idul Fitri nan kembali fitri, kembali suci. Jadi kita termasuk orang-orang nan kembali ke jalan Allah melalui ibadah puasa dan beruntung kembali ke jalan Allah dan berada di jalan Allah.
Ketidaktahuan umat Islam mengenai riwayat nabi, terlebih bahasa Arab nan menjadi bahasa agama, menyebabkan kesalahan arti.Ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri semestinya mengikuti konduite Rasulullah. Jika salah mengucapkan kata, galat mengucapkan doa, nan terjadi ialah ketidakselarasan atas apa nan diminta dengan apa nan diberikan. Hal tersebut disebabkan kesalahan dalam ucapan. Sebagai umat Islam, mestinya kita bisa memahami bahasa nan digunakan sebagai bahasa agama agar tak selalu salah dalam berucap dalam pengucapan atau doa dalam bahasa Arab, termasuk dalam ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri.