3. Tujuan Negara - Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Membaca kata tujuan negara, langsung mengingatkan kita pada isi pembukaan UUD 1945. Karena dari sanalah kita mengetahui adanya tujuan mulia negara nan kita cintai ini. Suatu bangsa nan ingin mendirikan suatu negara terlebih dahulu harus menentukan tujuan nan jelas tentang maksud mendirikan suatu negara.
Bukanlah suatu hal nan mudah buat merumuskan tujuan suatu negara, karena buat merumuskan tujuan suatu negara harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
- Tata nilai sosial nan berlaku pada masyarakat
- Kondisi dan letak geografis negara nan bersangkutan
- Sejarah terbentuknya negara tersebut, serta pengaruh politik dan para pendiri negara.
Adapun tujuan negara Indonesia nan telah dirumuskan oleh para pendiri bangsa ialah sebagai berikut:
- Membentuk suatu sistem pemerintahan negara Republik Indonesia nan melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
- Memajukan kesejahteraan umum
- Mencerdaskan kehidupan bangsa
- Ikut aktif dalam melaksanakan ketertiban global nan berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Tujuan negara Indonesia tersebut sangat visioner (berpandangan ke depan) dan universal, artinya mencakup seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pendiri bangsa dalam hal ini para tokoh nan duduk dalam BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia) dan para tokoh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) telah memikirkannya dengan baik, sehingga memberikan kejelasan arah bagi para penerus bangsa.
Slogan "KUTITIPKAN BANGSA INI PADAMU!" seolah memberi pesan kepada para penerus bangsa buat melanjutkan dan mewujudkan tujuan negara Indonesia nan telah dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945.
Apakah para penerus bangsa tersebut melaksanakan amanat para pendahulunya? Penulis memberikan jawaban ya, namun keberhasilannya masih jauh dari sempurna. Dari keempat tujuan pembangunan negara kita tidak satupun nan sudah tuntas atau mencapai kata sempurna. Untuk lebih jelasnya mari kita bahas melalui uraian berikut ini:
1. Tujuan Negara - Membentuk Suatu Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia nan Melindungi Segenap Bangsa Indonesia dan Seluruh Tumpah Darah Indonesia
Poin ini memberikan suatu janji ketenangan dan kedamaian kepada kita selaku bangsa Indonesia, bagaimana tidak? Negara dalam hal ini pemerintah memberikan janji buat melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Artinya poin ini, mengharuskan warga negaranya berada dalam rasa aman, tak dilingkupi rasa cemas apalagi ketakutakutan.
Analisa penulis terhadap poin ini, pemerintah belum sukses memberikan rasa kondusif dan kenyamanan kepada masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan maraknya majemuk tindakan kriminal, seperti :
• Tawuran antar warga nan terjadi di beberapa daerah seperti Mesuji, Jakarta, Papua, dan lain-lain
Tawuran nan dilakukan oleh warga menimbulkan rasa kecemasan dan ketidakamanan bagi masyarakat, karena dampak nan ditimbulkan dari tawuran ini tak hanya berupa rusaknya berbagai fasilitas milik generik dan milik warga, tetapi juga telah banyak memakan korban jiwa.
• Tawuran antar pelajar dan mahasiswa
Dulu ketika penulis remaja, tawuran antar pelajar hanya penulis ketahui melalui media televisi dan surat kabar. Pelajar-pelajar nan melakukan tawuranpun ialah para pelajar taraf SMA. Namun sekarang, tawuran pelajar tak hanya dilakukan oleh para pelajar taraf SMA, para pelajar SMP dan SD pun sudah ikut "berpartisipasi" tawuran. Begitu juga dengan para mahasiswa mereka juga tak mau ketinggalan buat tak melakukan tawuran.
Tawuran tak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi sudah merambah kepelosok pedesaan. Jenis sekolah nan terlibat tawuran tak terbatas sekolah kejuruan, tetapi sudah merambah ke sekolah-sekolah umum, bahkan sekolah madrasah.
Belum lagi majemuk tawuran nan dilakukan oleh para supporter bola. Jenis tawuran dan majemuk perbuatan anarkis nan mereka lakukan seakan sudah menjadi ikon persebakbolaan Indonesia.
• Premanisme kepemilikan senjata api
Masalah ini sedang menjadi pembicaraan hangat di berbagai media massa dan masyarakat. Meningkatnya taraf kejahatan perampokan, penodongan, bahkan penembakan dengan senjata barah ilegal semakin marak dimana-mana.
• Adanya para WNI nan terancam sanksi wafat di luar negeri
Banyak sekali WNI nan menjadi TKI di luar negeri sedang menunggu vonis mati.
• Masih banyak lagi kasus nan tak diungkapkan di sini.
Tingginya kejadian kasus-kasus di atas membuktikan bahwa negara dalam hal ini pemerintah, belum dapat memberikan rasa kondusif kepada warga negaranya. Artinya negara belum dapat memberikan konservasi nan utuh kepada warga negaranya.
Kita tak dapat mengatakan bahwa negara (pemerintah) telah gagal total dalam mewujudkan tujuan negara, melainkan belum dapat secara utuh. Berbagai upaya pencegahan dan penindakan telah dilakukan oleh pemerintah. Mulai dari pembentukan undang-udang dan sanksi penjara, namun upaya-upaya ini masih belum paripurna buat mencapai tujuan negara pada poin pertama ini.
2. Tujuan Negara - Memajukan Kesejahteraan Umum
Telah banyak upaya nan dilakukan pemerintah buat memajukan kesejahteran generik atau bahasa sederhananya buat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun poin ini juga, kita masih harus mengurut dada.
Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, ternyata belum sanggup menjadi negara dengan pendapatan perkapita terbesar di Asia Tenggara. Pendapatan perkapitan kita masih jauh di bawah Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, bahkan Thailand. Artinya kita tak usah malu buat mengakui bahwa negara kita masih miskin.
Pembuktiannya, mengapa banyak TKI nan suka bekerja di luar negeri? Jawabannya sebab susah mencari kerja di dalam negeri. Kalaupun ada, upah nan mereka terima tak mencukupi dengan kebutuhan mereka. Mengapa ketika bulan Ramadhan dan Idul Adha banyak penduduk nan berebut zakat dan daging kurban, padahal jika dinominalkan nilainya tidaklah seberapa? Jawabannya sebab mereka perlu, mereka butuh, meskipun harus berdesakan dan mengorbankan nyawa.
Mengapa banyak memprotes program BLT (Bantuan Langsung Tunai)? Jawabannya sebab mereka memerlukannya. Program BLT ialah program pemerintah buat mengkonversi minyak tanah ke gas, nan hanya diperuntukan bagi masyarakat miskin. Biasanya orang akan tersinggung jika dirinya dikatakan bodoh atau miskin. Namun kenyataannya masyarakat tak malu berbondong-bondong mendaftarkan diri agar terdaftar sebagai warga penerima BLT (terdaftar sebagai warga nan miskin). Mereka tak malu, sebab memang kenyataannya seperti itu "miskin".
Kenyataan-kenyataan mengiris hati tersebut, tak mungkin terjadi pada masyarakat nan sudah kaya atau masyarakat nan sejahtera. Jika masyarakat sudah sejahtera mereka tak akan berebut zakat atau daging kurba, namun sebaliknya mereka akan berderma.
Contoh kecil kasus di atas, apakah sudah bisa mencapai tujuan negara dalam rangka memajukan kesejahteraan umum?
3. Tujuan Negara - Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Berbagai wahana dan prasarana pendidikan dibangun oleh pemerintah. Bahkan biaya APBN pun 20% dianggarkan buat pendidikan. Negara dalam hal ini pemerintah benar-benar ingin menghapus ikon kebodohan nan telah menjadi penyebab kenapa selama 353,5 tahun negara kita berada dalam genggaman penjajahan.
Pembangunan gedung sekolah, pemberian dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), program BSM (Bantuan Siswa Miskin) dan majemuk kebijakan taraf tinggi seperti pembentukan BSNP (Badan Baku Nasional Pendidikan), mempermudah pemberian perizinan buat pendirian RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional), perizinan sekolah internasional, dan lain-lain, ialah merupakan upaya-upaya lain buat bisa meningkatkan kecerdasan bangsa. Namun sudah berhasilkah mencapai tujuan negara buat poin ketiga?
Jika sahih sudah berhasil, maka setidaknya :
- Kita tak akan melihat lagi anak-anak kecil jalanan nan berkeliaran di jalan pada jam-jam sekolah.
- Jika sudah sukses maka tak akan terdengar lagi orang miskin tak dapat melanjutkan sekolah sebab keterbatasan biaya.
- Jika sudah sahih sukses maka acuan bea siswa tak hanya difokuskan kepada orang-orang miskin, tetapi semua warga negara Indonesia nan mempunyai kecemerlangan prestasi luar biasa.
- Jika sudah berhasil, Indonesia tak akan kekurangan lagi tenaga pakar nan pada saat ini wajib didatangkan dari luar negara Indonesia.
Lagi-lagi, klarifikasi singkat poin-poin di atas masih melemahkan negara dalam mencapai tujuan negara poin ketiga.
4. Lalu Adakah Tujuan Negara nan Sudah atau Hampir Memberikan Hasil?
Tujuan negara pada poin keempat nan berbunyi "negara Ikut aktif dalam melaksanakan ketertiban global nan berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial" menjadi salah satu penghibur bahwa salah satu dari tujuan negara kita sudah sukses dicapai dan layak dipertahankan.
Ikut andilnya Indonesia dalam percaturan perdamaian global melalui pengiriman pasukan Garuda ke beberapa negara nan sedang bertikai sudah diakui dunia. Begitu juga berbagai bentuk donasi kemanusiaan, sehingga partisipasi Indonesia diakui dunia.
Keberhasilan ini cukup membanggakan, namun juga menjadi sebuah ironi. Mengapa ketiga tujuan negara Indonesia nan berhubungan dengan bangsa sendiri begitu sulit diwujudkan, sementara tujuan nan berhubungan dengan bangsa lain dapat diwujudkan? Apakah ini suatu pertanda Indonesia hanya ingin dikenal sebagai negara nan penolong dan dermawan di global Internasional, semantara di dalam negeri sendiri warga negaranya terjebak dalam ketakutan, kemiskinan dan kebodohan?