Ciri-Ciri Metodologi Penelitian Kualitatif
Metodologi ialah instrumen primer dalam melakukan sebuah penelitian. Tanpa adanya metodologi, penelitian tak akan berjalan secara maksimal. Metodologi meliputi anggapan dasar, model dan konsep penelitian. Metodologi juga berarti suatu proses dan mekanisme dalam melakukan penelitian, dapat juga berarti teori hingga hasil analisis ketika hendak melakukan sebuah penelitian. Metodologi bersifat konseptual teoritis.
Metode tak sama dengan metodologi. Metode lebih bersifat teknis, yaitu instrumen nan digunakan oleh peneliti buat melakukan penelitian, sementara metodologi lebih pada konsep dan teori.
Metodologi penelitian ilmiah ada dua macam. Yaitu metodologi penelitian kuantitatif dan metodologi penelitian kualitatif . Metodologi penelitian kuantitatif ialah metodologi nan lebih mementingkan kepada jumlah atau banyaknya kajian, sementara metodologi penelitian kualitatif lebih mementingkan kepada mutu atau kualitas dari penelitian tersebut.
Metodologi Penelitian Kualitatif
Metodologi penelitian kualitatif ialah metodologi nan berdasarkan pada mutu atau kualitas tujuan penelitian tersebut. Objek kajian dari metodologi penelitian kualitatif ialah ilmu nan bukan eksak, misalnya ilmu agama. Disebut penelitian kualitatif sebab penelitian ini berdasarkan mutu atau kualitas objek kajian atau objek nan ditelitinya, bukan berdasarkan atas jumlah kajiannya.
Metodologi penelitian kualitatif ialah metodologi nan didesain secara umum, yaitu penelitian nan dirancang untruk mengetahui objek nan tak terbatas, atau tak harus terpaku kepada suatu permasalahan saja.
Dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti dapat saja memperluas objek kajiannya, tanpa harus terpaku pada tujuan awal, sebab penelitian kualitatif tak mempunyai patokan nan rinci dalam hal sesuatu nan dikajinya.
Penelitian kualitatif pada hakekatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang global sekitarnya. Untuk itu peneliti harus turun langsung ke lapangan dan berada di sana dalam waktu nan cukup lama.
Bogdan dan Taylor, mengatakan bahwa “Metodologi kualitatif merupakan mekanisme penelitian nan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau konduite nan diamati. Pendekatannya diarahkan pada latar dan individu secara keseluruhan (utuh)”. (dalam Moleong, 2002: 3).
Kirk dan Miller (1986: 9, dalam Moleong 2002: 3) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif ialah tradisi eksklusif dalam ilmu pengetahuan sosial nan secara mendasar bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.
Sedangkan menurut David Williams (1995, dalam Moleong, 2005: 5), mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif ialah pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dengan menggunakan metode ilmiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti nan tertarik secara alamiah. Hampir senada juga diungkapkan oleh Denzin dan Lincoln (1987), nan menyatakan bahwa penelitian kualitatif ialah penelitian nan menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan kenyataan nan terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode nan ada.
Dari kesemua definisi nan telah dirumuskan oleh berbagai para ahli, metodologi penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan bahwa hal itu merupakan penelitian nan memanfaatkan wawancara terbuka buat menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan konduite individu atau sekelompok orang.
Tujuan Metodologi Penelitian Kualitatif
Tujuan dari penelitian kualitatif ialah buat mengembangkan teori nan sudah ada sebelumnya, agar teori nan sudah ada tersebut menjadi lebih berkembang. Metodologi penelitian kualitatif menggunakan teknik wawancara nan dilakukan secara terbuka. Instrumen nan digunakan dalam metodologi penelitian kualitatif ialah penelitian itu sendiri nan dijadikan sebagai instrumen.
Peneliti nan menggunakan metodologi penelitian kualitatif sebaiknya mencatat setiap ucapan responden atau orang-orang nan diwawancarainya. Ucapan setiap orang dapat saja menjadi patokan, semakin bervariasi pendapat para responden, maka hasil penelitiannya akan semakin kaya dan beragam. Karena dalam penelitian kualitatif peneliti tak harus terpaku kepada sebuah anggaran tertentu.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti dapat menggunakan dokumen pribadinya sebagai data awal nan akan dikembangkan, atau juga data tersebut dapat diperoleh dari catatan lapangan selama peneliti itu melakukan penelitian.
Oleh sebab itu, penelitian kualitatif mempunyai banya sekali kelemahan, di antaranya data nan diperolehnya tak semuanya sahih dan dapat dipertanggungjawabkan, hasil penelitiannya juga dapat saja tak valid.
Ciri-Ciri Metodologi Penelitian Kualitatif
Sama halnya dengan penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif juga memiliki ciri-ciri nan membedakannya dengan jenis lainnya. Dari hasil penelaahan kepustakaan ditemukan bahwa Bogdan dan Biklen (1982: 27-30) mengajukan lima buah ciri, sedangkan Lincoln dan Guba (1985: 30-44) mengulas sepuluh karakteristik penelitian kualitatif. Berikut ciri-ciri nan telah dikemukakan oleh keempat para pakar tersebut, nan penulis rangkum dari Moleong dalam Bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi revisi (Moleong, 2005: 8-13):
- Latar alamiah
- Manusia sebagai alat ( Instrumen )
- Metode kualitatif
- Analisis data secara induktif
- Teori dari dasar ( Grounded Theory )
- Deskriptif
- Lebih mementingkan proses daripada hasil
- Adanya batas nan ditentukan oleh fokus
- Adanya kriteria spesifik buat keabsahan data
- Desain nan bersifat sementara
- Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama
Untuk lebih jelasnya lagi, disamping ciri-ciri penelitian kualitatif nan dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen serta Lincoln dan Guba di atas, berikut ciri-ciri penelitian kualitatif menurut Nasution dalam bukunya Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif (1996: 9-12):
- Sumber data adalah situasi nan wajar atau “natural setting”.Peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi nan wajar, sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja.
- Peneliti sebagai instrumen penelitian.Peneliti ialah “ key instrumen ” atau alat penelitian utama. Dialah mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara tidak berstruktur, sering hanya menggunakan buku catatan.
- Sangat deskriptif. Dalam penelitian ini diusahakan mengumpulkan data deskriptif nan banyak nan dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian, bukan angka-angka dan data statistik.
- Mementingkan proses maupun produk. Juga memperhatikan bagaimana perkembangan terjadinya sesuatu.
- Mencari makna. Penelitian kualitatif mencari makna di belakang kelakuan atau perbuatan, sehingga bisa memahami masalah atau situasi.
- Mengutamakan data langsung atau “first hard”. Untuk itu peneliti sendiri terjun ke lapangan buat mengadakan observasi atau wawancara.
- Triangulasi. Data atau informasi dari satu pihak harus di chek kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga dan seterusnya.
- Menonjolkan rincian kontekstual. Peneliti mengumpulkan dan mencatat data nan sangat naratif mengenai hal-hal nan dianggap bertalian dengan masalah nan diteliti, misalnya mengenai keadaan ruangan, suasana kelas, penampilan guru, dan sebagainya.
- Subjek nan diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti. Subjek tak sebagai objek atau nan lebih rendah kedudukannya akan tetapi sebagai manusia nan setaraf.
- Mengutamakan perspektif emic . Artinya mementingkan pandangan responden, yakni bagaimana ia memandang dan menafsirkan global dari segi pendiriannya. Peneliti tak mendesakkan pandangannya sendiri. Peneliti memasuki lapangan tanpa generalisasi, sehingga bisa menaruh perhatian penuh kepada konsep-konsep nan dianut partisipan.
- Verifikasi. Antara lain melalui kasus nan bertentangan atau negatif. Untuk memperoleh hasil nan bisa lebih dipercaya, peneliti justru mencari kasus-kasus nan berbeda atau nan bertentangan dengan apa nan telah ditemukannya.
- Sampling nan purposif . Metode naturalistik tak menggunakan sampling secara acak atau rambang nan tak menggunakan populasi dan sampel nan banyak. Sampelnya biasanya sedikit dan dipilih menurut tujuan (purpose) penelitian kualitatif sering berupa studi kasus atau multi-kasus.
- Menggunakan “ audit trail ”. Audit berarti “ a regular examination and checking of account or financial records ”, jadi inspeksi keuangan secara teratur, penyelidikan apakah keadaan pembukuan keuangan sinkron dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran. Demikian pula dalam penelitian diadakan “ audit trail ” (trail adalah mengikuti jejak atau melacak) buat mengetahui apakah laporan penelitian sinkron dengan data nan dikumpulkan.
- Mengadakan analisis sejak awal penelitian. Analisis dengan sendirinya timbul bila ia menafsirkan data nan diperolehnya. Sebenarnya semua data, setiap pelukisan mengandung tafsiran. Namun diadakan pembedaan antara data deskriptif dan data analisis atau tafsiran.
- Disain penelitian tampil dalam proses penelitian. Pada penelitian naturalistik pada awalnya belum bisa direncanakan disain nan terinci, lengkap dan pasti, nan menjadi pegangan selanjutnya selama penelitian.
Berdasarkan ciri-ciri penelitian kualitatif nan telah dijabarkan di atas. Karakteristik penelitian kualitatif nan fundamental ialah menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen, sebab menyajikan secara langsung hakikat interaksi antara peneliti dan responden.
Metodologi penelitian kualitatif itu lebih mudah buat melakukan penyesuaian terhadap fenomena nan ada di lapangan serta mampu berinteraksi dengan informan nya. Hal tersebut didasarkan sebab pada penelitian kualitatif tak ada teori nan a priori , melainkan grounded theory , yaitu teori nan dikembangkan secara induktif selama penelitian berlangsung, dan melalui hubungan nan monoton di lapangan.