Menikah

Menikah



Lahir

Sejarah Ali bin Abi Thalib dimulai ketika sepupu Rasulullah ini lahir. Sama seperti Rasulullah saw, Ali juga lahir di Mekkah tepatnya tanggal 13 bulan Rajab. Tahunnya diperkirakan sekitar 599 M atau 600 M. Nama nan diberikan Abu Thalib pada Ali ialah Haydar, nan bermakna Singa. Namun Rasul saw memanggilnya Ali, nan bermakna 'Tinggi'. Kehidupan Ali begitu berwarna. Ia dikenal sebagai seorang anak laki-laki nan sangat cerdas dan sangat berani. Ia tak takut dengan apapun selain Tuhannya.

Karena Ali merupakan putra dari Abu Thalib, yaitu paman nan membesarkan Rasulullah saw saat kecil, maka buat membalas budi baik pamannya itu, Ali kecil diasuh oleh Rasulullah saw bersama istrinya Khadijah. Disebabkan Rasul saw tak memiliki anak lelaki, maka Ali disayanginya sebagai putranya sendiri. Ia dididik oleh tangan-tangan nan sangat baik bahkan merupakan tangan terbaik di muka bumi ini. Ali pun tumbuh menjadi seseorang nan sangat baik. Ia ialah penganut Islam pertama di kalangan anak-anak.

Kehebatan Ali tak hanya di situ. Tidak ada keraguan di hati Ali buat membela Rasulullah kapanpun dan di manapun. Ia akan mengikuti semua perintah Rasulullah walaupun harus mempertaruhkan nyawanya. Ia bahkan rela menggantikan Rasulullah di loka tidur sehingga kaum Quraish nan akan membunuh Rasulullah terkecoh. Padahal mereka telah mengepung rumah Rasulullah dari segala penjuru. Allah Swt membutakan mata mereka. Inilah salah satu kekuatan nan ditunjukkan oleh Allah Swt kepada umat-Nya nan beriman.


Ali lalu mempunyai begitu banyak ilmu nan berasal dari Rasulullah. Banyak orang nan bertanya kepada Ali tentang hukum-hukum nan belummereka mengerti. Ali ialah seorang guru nan sangat bijaksana. Ia mengukir dirinya sebagai seseorang nan sangat pandai membuat kalimat-kalimat penuh makna kehidupan. Petuah nan diberikan oelh Ali itu bukan sebagai petuah biasa. Kalau direnungkan, petuah-petuah itu mengandung arti nan sangat dalam dan tak akan lekang oleh panas dan perubahan zaman.

Bahkan sejak zaman Blackberry marak di tanah air, tak sedikit orang nan menggunakan petuah Ali sebagai statusnya. Tetapi sayang memang banyak nan tak tahu kalau petuah nan begitu bijaksana itu merupakan kata-kata bijak dari Ali bin Abi Thalib. Orang sering dengan enaknya menganggap bahwa petuah itu merupakan kata-katanya sendiri seolah tak menghargai buah pemikiran nan baik itu. Tuhan memang tak tidur dan pahalanya tetap akan diberikan kepada Ali.



Masuk Islam

Kehidupan Ali kecil bersama dengan seorang lelaki mulia seperti Muhammad saw membuatnya belajar tentang kejujuran dan ketekunan. Saat Ali berusia 10 tahun, Muhammad saw menerima wahyu pertamanya dan diangkat menjadi Rasul oleh Allah Swt. Ali kecil nan menyaksikan dan mendengar ayat-ayat Allah disebut oleh Muhammad saw bersama istrinya Khadijah, menjadi terketuk hatinya dan masuk Islam juga. Ia ialah kanak-kanak pertama nan masuk Islam dan termasuk dalam golongan orang-orang pertama nan mengakui kerasulan Muhammad saw.

Seperti juga Rasulullah ketika masih kecil, Ali pun hayati sebagai seorang pengembala. Ia hayati dalam lingkungan nan begitu bersahaja dalam kesederhanaan nan diciptakan oleh mahluk paling mulia di dunia, yaitu Rasulullah. Ali menjadi pemuda nan sangat pandai dalam banyak hal sehingga ia disenangi oleh banyak orangtua gadis termasuk juga Rasulullah dan istrinya.



Menikah

Sejarah tentang Ali bin Abi Thalib nan sangat dekat dengan kehidupan Muhammad saw sejak bayi, bahkan tumbuh dewasa dalam asuhan beliau itulah nan membuatnya memiliki disparitas dengan para sahabat lainnya. Banyak ilmu kehidupan nan diserap langsung oleh Ali dari sosok Rasulullah saw. Banyaknya ilmu ini membuat Ali begitu disegani oleh para sahabat nan lain.

Setelah dewasa, tibalah saatnya Ali buat menikah. Karena ia besar dalam keluarga Rasulullah, dikisahkan ia menyimpan perasaan cinta pada salah satu putri Rasul saw nan bernama Fatimah. Fatimah sendiri pun diriwayatkan menyimpan perasaan suka pada Ali, walaupun mereka berdua tak pernah mengatakannya dan selalu menjaga hijab.

Saat beberapa pemuda melamar Fatimah, Rasulullah saw menolak tawaran mereka. Namun saat Ali nan melamar putri kesayangannya itu, Rasulullah saw langsung menyetujui dan menikahkan mereka walaupun Ali ialah seorang pemuda nan miskin. Ilmu nan dimiliki oleh Ali ialah harta nan lebih berharga dari nilai harta nan ada di dunia. Seperti kata Ali sendiri bahwa kalau harta itu dibelanjakan akan habis. Sedangkan kalau ilmu nan dibelanjakan, malah akan bertambah.

Dari sejarah Ali bin Abi Thalib, kita belajar bahwa pendidikan nan baik serta contoh tauladan nan diberikan sejak usia dini, akan membentuk seorang anak tumbuh menjadi muslim nan beriman, berani, jujur, serta setia pada Rasulullah saw. Wallahu 'alam bishowab.



Kata-kata Bijak Ali bin Abi Thalib

Berikut ini merupakan kumpulan kata-kata nan menggugah hati nan diucapkan oleh Ali.

* Manusia nan paling lemah ialah orang nan tak mampu mencari teman. Namun nan lebih lemah dari itu ialah orang nan mendapatkan banyak teman tetapi menyia- nyiakannya.
* Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu.

* Kesempatan datang bagai awan berlalu. Pegunakanlah ketika ia nampak di hadapanmu.

* Perkataan sahabat yg jujur lebih besar harganya daripada mal yg diwarisi nenek moyang.

* Orang-orang nan suka berkata jujur mendapatkan tiga hal, kepercayaan,cinta, dan rasa hormat.

* Takutlah kamu akan perbuatan dosa di saat sendirian, di saat inilah saksimu ialah juga hakimmu.

* Nilai seseorang sinkron dengan kadar tekadnya, ketulusannya sinkron dengan kadar kemanusiaannya, keberaniannya sinkron dengan kadar penolakannya terhadap perbuatan dursila dan kesucian hati nuraninya sinkron dengan kadar kepekaannya terhadap kehormatan dirinya.

* Perjuangan hidup, dalam kebanyakan hal, dilalui dengan penuh liku, bagaikan mendaki bukit nan terjal, menang tanpa perjuangan panjang bagaikan menang tanpa kebanggaan. Jika tak ada kesukaran, tak ada kesuksesan. Jika tak ada sesuatu nan diperjuangkan, tak akan ada nan dicapai. Kesukaran mungkin menakutkan bagi orang nan lemah. Namun memberikan perangsang menyegarkan bagi orang nan tegas dan berani. Segala pengalaman hidp memang berperan membuktikan bahwa rintangan nan menghakangi kemajuan manusia mungkin, pada umumnya, bisa diatasi dengan konduite nan baik, semangat nan jujur, aktivitas, ketabahan, dan kebulatan tekad mengatasi kesulitan.

* Ketika saya memohon kepada Allah kekuatan
Allah memberiku kesulitan agar saya menjadi kuat
Ketika saya memohon kepada Allah kebijaksanaan
Allah memberiku masalah buat dipecahkan
Ketika saya memohon kepada Allah kesejahteraan
Allah memberiku akal buat berfikir
Ketika saya saya memohon kepada Allah keberanian
Allah memberiku kondisi bahaya buat kuatasi
Ketika saya memohon kepada Allah sebuah cinta
Allah memberiku orang-orang bermasalah buat kutolong
Ketika saya memohon kepada Allah bantuan
Allah memberiku kesempatan
Aku tidak selalu menerima semua nan kuminta,
tapi saya selalu menerima segala nan saya butuhkan
Doaku terjawab sudah.

* Orang nan tak menguasai matanya, hatinya tak ada harganya.

* saya risi terhadap suatu masa yg roda kehidupannya bisa menggilas keimanan, keimanan hanya tinggal pemikiran, nan tidak berbekas dalam perbuatan. Banyak orang baik tapi tidak berakal, ada orang berakal tapi tidak beriman. Ada lidah fasih tapi berhati lalai, ada nan khusyuk tapi sibuk dalam kesendirian. Ada pakar ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis, ada pakar maksiat rendah hati bagaikan sufi. Ada nan banyak tertawa hingga hatinya berkarat, dan ada nan menangis sebab kufur nikmat. Ada yg murah senyum tapi hatinya mengumpat. Ada nan berhati tulus tapi wajahnya cemberut. Ada nan berlisan bijak tapi tidak memberi teladan, dan ada pelacur nan tampil jadi figur. Ada orang nan punya ilmu tapi tidak faham, ada nan faham tapi tidak menjalankan. Ada nan pintar tapi membodohi, ada nan bodoh tidak tahu diri. Ada orang beragama tapi tidak berakhlak, ada yg berakhlak tapi tidak bertuhan.