Politik Luar Negeri di Indonesia

Politik Luar Negeri di Indonesia

Politik luar negeri ialah sebuah taktik dan segala strategi nan harus digunakan suatu negara dalam menjalin interaksi dengan negara lain. Jadi, misalnya sebuah negara mempunyai politik luar negeri nan pro-Barat, maka setidaknya Negara tersebut tahu bagaimana cara bersikap nan diterapkan blok Barat dalam menghadapi sebuah masalah.

Begitu juga nan terjadi dengan suatu Negara nan politik luar negerinya pro-timur, ia juga tahu dengan kebijakan nan diterapkan dalam menghadapi suatu masalah dengan cara nan sama dengan blok nan dianutnya.

Dalam artian lebih luas dapat dikatakan bahwa politik luar negeri ialah berbagai pola dan konduite nan diterapkan suatu negara dalam hubungannya dengan suatu negara atau beberapa negara lainnya.



Pengaruh Politik Negara Adi Kuasa

Dua blok besar global saling bersebrangan pendapat. Blok ini diwakili oleh Amerika Perkumpulan nan menamakan dirinya blok barat, dengan Rusia (dulunya Uni Sovyet) nan menamakan dirinya blok timur. Meskipun dalam formalitasnya tak menampakkan ketegangan, kedua blok besar ini sebenarnya sedang bersitegang sampai saat ini.

Meskipun kenyataannya Rusia tak seperkasa dulu lagi, setelah negara besar ini terpecah belah menjadi beberapa negara, toh kontradiksi antara keduanya kerap terjadi.

Misalnya, dalam konfrontasi antara dua negara bertetangga, bahkan dapat disebut bersaudara, antara Korea Selatan dan Korea Utara, kedua Negara adi kuasa ini memihak masing-masing kubu.

Amerikak Perkumpulan berada di belakang Korea Selatan, sedangkan Rusia mendukung penuh pemerintahan Korea Utara nan menjalankan pemerintahannya dengan sistem komunis.

Memang saat ini sudah merupakan misteri generik bahwa tiap negara kecil seakan-akan harus memutuskan diri buat lebih condong pada salah satu blok ini. Kesamaan ini biasanya dipengaruhi politik luar negeri negara nan bersangkutan.

Misalnya, negara nan lebih cocok dengan sistem komunis, biasanya akan lebih dekat dengan Rusia. Sebagaimana negara nan menjatuhkan pilihannya buat hayati dengan kesamaan gaya barat, maka nan menjadi sahabatnya ialah Amerika Perkumpulan .

Tentu saja dengan kolaborasi nan terjalin ini berpengaruh pada sistem nan ada di dalam pemerintahan negara tersebut. Misalnya, saat dulu masa pemerintahan Bung Karno politik interaksi luar negeri lebih kerap dilakukan ialah denga Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina (RRC) , maka dapat dipastikan saat itu segala sistem nan ada di Indonesia tak berbeda jauh dengan apa nan diterapkan di dua negara besar tersebut.

Mulai sistem pemerintahan sampai perekonomian saat itu lebih condong pada dua negera berpaham komunis tersebut, meskipun Presiden Soekarno dan para kabinetnya berusaha buat mengubahnya.

Begitu juga dengan ikllim politik saat itu nan mulai gencar dengan berdirinya beberapa organisasi buruh. Ini ialah karakteristik khas nan biasa muncul pada negera dengan sistem komunis.

Kita juga melihat saat ini, tepatnya setelah sepeninggalan Bung Karno, politik luar negeri Indonesia lebih condong pada blok Barat . Maka, hal itu dapat dilihat dari interaksi dengan Amerika Perkumpulan nan bertambah dekat dan kedekatan ini lagi-lagi juga memengaruhi bangsa kita nan sebelumnya terkesan anti-Barat.

Namun, kini malah ada kesan siapa nan gaya hidupnya kurang kebarat-baratan dianggap ketinggalan zaman. Itu nan berlaku di masyarakat kita saat ini. Hal ini secara mudah juga dapat dilihat pada sistem perekonomian Indonesia nan makin lama mengarah pada liberalisasi ekonomi.

Ya, faktor penentu keberhasilan dalam ekonomi jenis ini biasanya dikuasai oleh besarnya modal. Indikasinya ialah makin tumbuh usaha-usaha besar nan mematikan usaha-usaha kecil di sekitarnya.

Tidak hanya itu, politik luar negeri juga menentukan arah kebijakan dan segala keputusan suatu Negara sebab pada kondisi eksklusif nantinya sebuah negera harus konsisten dengan sebuah politik luar negeri nan diterapkannya.

Misalnya, jika ada dua negara nan sedang berseteru, maka politik luar negeri suatu negaralah nan menyebabkan dia harus memihak salah satu pihak atau menjadi penengah keduanya. Semua itu ditentukan oleh politik luar negerinya.



Politik Luar Negeri di Indonesia

Politik luar negeri juga akan berhubungan dengan setiap proses pembuatan keputusan suatu Negara buat mengikuti pilihan jalan tertentu. Misalnya, nan saat ini kita sering cermati politik luar negeri ialah nan diterapkan Amerika Serikat, berbeda jauh dengan negara-negara lainnya.

Terutama menyangkut masalah jalur Gaza nan terlibat konflik dua Negara, Palestina-Israel. Meskipun hampir semua negara di global mengecam apa nan dilakukan oleh Israel, Amerika Perkumpulan tetap berpihak padanya. Dan, keteguhan negara adi kuasa ini tentu sinkron dengan politik luar negeri nan telah lama diterapkannya.

Lalu, bagaimanakah politik luar negeri nan diterapkan bangsa Indonesia saat ini? Jawaban ini memang menjadi tanda tanya besar. Mengingat secara teori bangsa kita menganut politik luar negeri bebas aktif.

Politik luar negeri bebas aktif ini maksudnya ialah politik luar negeri nan dasarnya mengikuti dua kata tersebut, bebas dan aktif. Bebas di sini diartikan bahwa Indonesia tak memihak pada dua blok besar nan ada, blok Barat dan blok Timur.

Sedangkan aktif maksudnya ialah bahwa bangsa Indonesia ingin berperan aktif dalam mewujudkan perdamaian dunia. Karena itu, bangsa kita aktif dalam berbagai upaya perdamaian global nan perannya ini melalui orgaisasi Liga Bangsa Bangsa (PBB).

Namun, banyak pendapat para pakar nan menyatakan bahwa saat ini sebenarnya politik luar negeri Indonesia lebih condong pada Barat. Ini mungkin cukup beralasan, mengingat dengan runtuhnya Uni Soviet menjadi beberapa negara, kekuatan negara adi kuasa nan mampu menyaingi Amerika Perkumpulan ini makin berkurang.

Jadilah, saat itu secara tak langsung menjadikan Amerika Perkumpulan menjadi negara nan paling dominan kekuasaannya beserta paham barat nan berisi liberalisasi di berbagai sistem dan cara hidupnya. Indonesia dan beberapa negara nan sedang berkembang memerlukan dukungan dan kedekatan dengan negara adi kuasa ini.

Namun, bagaimanapun kesamaan nan terjadi saat ini, politik luar negeri Indonesia harus mempunyai tujuan nan nan pasti. Adapun tujuan politik luar negeri ialah buat berusaha mewujudkan kepentingan nasional bangsa kita.

Dengan adanya tujuan ini diharapkan bisa memberikan citra tentang keadaan negara kita di masa mendatang dan juga bisa tergambar kondisi di masa depan sinkron cita-cita bersama.

Karena itulah, dalam aplikasi politik luar negeri biasanya diawali dengan penetapan semua kebijaksanaan dan keputusan dengan tetap mempertimbangkan berbagai faktor nasional atau dalam negeri sebagai faktor internal serta faktor-faktor internasional atau luar negeri sebagai faktor eksternal.

Dengan penetapan awal ini diharapkan nantinya segala interaksi internasional nan dilakukan bangsa kita akan memberikan kegunaan bagi pertumbuhan nasional bangsa.

Selain itu, juga bisa menjaga keamanan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk Indonesia secara nasional dengan tetap menjalin interaksi dengan luar negeri sebagai syarat dalam usaha turut memelihara perdamaian dunia.

Ini merupakan syarat alamiah nan harus dimiliki sebuah negara sebagaimana sebuah keluarga nan memerlukan interaksi dan kolaborasi dengan keluarga lainnya guna menciptakan masyarakat nan damai dan saling hormat-menghormati.

Jika keadaannya seperti itu, maka bisa disimpulkan juga bahwa politik luar negeri ialah syarat absolut yangharus dimiliki oleh suatu negara setelah negara itu merdeka. Ya, dengan sebuah negara mendeklarasikan kemerdekaannya, secara otomatis negara tersebut harus menjalin interaksi dengan negara lain.