Cinta Singkat Pendek
Banyak hal nan dapat membuat kita senang di global ini. Salah satunya sebab cinta. Cinta kadang dapat membawa cerita bahagia. Cinta pun kadang membawa kesedihan. Dari perjalanan cinta tersebut, banyak bermunculan cerita cinta pendek . Daya kreativitas penulis tentang cinta akan muncul bila dirinya telah merasakan cinta itu sendiri. Cinta itu sama seperti kehidupan, kadang manis, kadang pahit. Jadi, jika Anda berani buat jatuh cinta , maka harus siap merasakan patah hati
Beragam cerita cinta datang dari kalangan remaja. Memang, kalangan anak muda apalagi masa-masa SMA memang mengenal cinta. Jadi, tak heran bila sekarang bermunculan cerpen mengenai cinta baik saat kasmaran maupun saat merasakan patah hati. Di dalam artikel ini, akan disajikan cerita cinta pendek. Cerita tersebut berjudul "Cinta 17 Hari".
Cinta Singkat Pendek
Ada dua orang anak remaja bernama Zia dan Egi. Mereka berdua sepasang kekasih nan menjalin interaksi sebab cinlok. Zia dan Egi belajar dalam satu sekolah nan sama, namun berbeda jurusan. Egi jurusan teknik mesin, sedangkan Zia jurusan komputer. Awalnya, mereka berdua sama sekali tak saling kenal. Namun, awal kedekatan mereka berdua di mulai saat acara perpisahan di Yogyakarta.
Egi dan Zia nan merupakan siswa kelas 3 ikut dalam acara perpisahan sekolahnya ke Yogyakarta. Perasaan cinta mulai timbul sebab dalam satu bis nan sama. Perjalanan akan dimulai pukul 8 malam. Awalnya, Zia duduk bersama sahabatnya, yaitu Lili. Namun, di tengah perjalanan, Lili mabok sebab tak kuat dengan perjalanan nan berliku-liku. Jadi, Lili pindah ke bangku lain supaya dapat merebahkan tubuh. Setelah itu, Zia pun duduk sendirian.
Karena perjalannya malam jadi tak heran semua rombongan tidur. Namun, Zia tak dapat tidur. Egi nan duduk di belakang Zia selalu saja menggoda Zia dengan majemuk cara. Mulai dari menepuk pundak Zia sampai menggodanya dengan berbagai ucapan. Zia menanggapinya dengan biasa saja. Maklumlah siswa teknik mesin memang suka bercanda. Namun, Egi nan tak tega melihat Zia sendirian langsung duduk di sebelahnya. Zia kaget melihat Egi sudah berada di sampingnya
Zia: Loh, kok kamu di sini? Bukannya di bangku belakang, ya?
Egi: Emangnya ga boleh ya duduk di sini? Di sana ga enak duduknya.
Zia: Hmm ... ya, silakan aja sih.
Mereka berdua menjadi akrab satu sama lain. Perjalanan malam ke Yogyakarta mereka habiskan buat mengobrol. Namun, dialog berhenti setelah Zia tertidur. Egi nan duduk di sebelahnya pun ikut tertidur sebab waktu nan sudah larut malam.
Tiba di Yogyakarta, semua siswa menyambutnya dengan penuh keceriaan. Di Yogyakarta, rombongan mendatangi Candi Borobudur , Malioboro, dan Parangtritis. Rombongan menginap di sebuah hotel. Tidak terasa sudah waktunya buat kembali ke Kota Bandung. Zia awalnya duduk sendirian sebab Lili ingin duduk di kursi belakang. Namun Egi datang dan langsung duduk di sampingnya kembali.
Egi: Bolehkan duduk di sini lagi?
Zia: Iya, boleh aja, kok.
Seperti biasa, suasana di bus penuh keceriaan sebab rombongan karaoke bersama. Tapi lain halnya dengan Egi dan Zia nan memilih buat mengobrol. Mereka berdua asyik mengobrol tentang hal percintaan. Egi curhat tentang kekasihnya kepada Zia. Egi bilang kepada Zia kalau dirinya sangat sayang kepada kekasinya tersebut. Segala hal mengenai kekasihnya Egi ceritakan kepada Zia.
Sekarang, giliran Zia nan bercerita. Namun tampaknya, Zia lebih tertutup masalah percintaannya. Egi bertanya siapa pacar Zia sekarang. Zia menjawabnya dengan simpel bahwa dirinya sedang menikmati masa kesendiriaannya.
Pembicaraan terhenti ketika terdengar lagu Bondan Prakoso & Fade 2 Black. Ternyata, Egi sangat suka dengan lagu-lagu dari Bondan Prakoso & Fade 2 Black ini. Zia pun mempunyai lagu favorit dari Bondan, yaitu "Ya sudahlah". Lagu nan menyimpan banyak kenangan mengenai kebersamaan bersama teman-temannya.
Egi tak berhenti bernyanyi. Satu demi satu lagu berganti sampai akhirnya giliran lagu nan berjudul "Bunga". Zia nan tertarik dengan lagu itu ikut bernyanyi. Namun tampaknya, Egi meminta Zia buat menyanyikan lagu "Bunga" sampai bagian akhirnya. Zia dan Egi tampaknya asyik mengalunan lagu tersebut. Setelah puas menyanyikan semua lagu Bondan Prakos o, Egi kembali menggoda Zia. Kali ini, dia berniat buat menjadi mak comblang antara Zia dan temannya nan bernama Uki.
Bahkan, Egi meminta nomor handphone Zia agar bsa berkenalan dekat dengan Uki. Namun, Zia menganggapnya hanya gurauan saja. Tapi, sebab Egi terus memaksa, Zia memberikan nomor handphone -nya.
Zia: Ya udah, ini nomornya 0852xxxxxxxxx x
Egi: Ok, deh. Aku save, ya. Tapi, namanya siapa, ya?
Zia: Ya parah! Dari tadi minta nope, tapi gatau nama. Nama aku, Inem.
Zia nan awalnya hanya becanda saja, namun ditanggapi dengan serius oleh Egi. Egi menyimpan nomor Zia dengan nama Inem. Perjalanan sudah sampai ke kota Bandung. Perpisahan antara Egi dan Zia rasanya sangat berat.
Dua hari kemudian...
Tiba-tiba ada SMS nan masuk ke handphone Zia dari nomor nan tak dikenal.
"Assalamualaikum"
Hanya salam saja isi dari sms tersebut tanpa ada nama pengirimnya. Zia langsung membaas sms itu
“Waalaikum salam. ini siapa, ya?”
Ternyata jawaban dari nomor tersebut bukan memberitahukan namanya melainkan
“Ini inem, ya ... haha.”
Zia kaget waktu itu Egi meminta nomor buat temannya tapi nan menghubunginya malah Egi sendiri. SMS-an pun terus berjalan. Sampai akhirnya, Egi memberitahukan isi hatinya kepada dirinya. Kalau sebenarnya, Sejak pertama kali dia mendekati Zia, itu sebab Egi suka kepada Zia. Zia menganggap bahwa Egi sedang bercanda.
Bukan hanya itu, Egi malah meminta Zia buat mengizinkannya main ke rumahnya nanti hari Sabtu. Setiap hari, Zia dan Egis SMS-an. Semakin hari semakin dekat saja. Bahkan, panggilan sayang sudah dilontarkan lewat SMS walaupun hanya sebagai bahan gurau semata.
Hari sabtu telah tiba. Zia kira Egi hanya bercanda saja ternyata sahih dia datang ke rumah Zia.
Zia: Kok, kamu tau rumah aku?
Egi: Sebenarnya, dari dulu saya suka merhatiin kamu. Bahkan, sampai ngikutin kamu pulang.
Zia: Wah, jadi mata-mata dong?
Egi: Iya, mata-mata hati kamu. Haha....
Zia langsung mengajaknya masuk ke rumah. Orangtua Zia sedang tak ada jadi hanya ada Zia sendiri. Seperti biasa mengobrol tentang berbagai hal. Namun di tengah dialog Egi terdiam dan langsung memegang tangan Zia. Lalu, Egi berkata, "Zia saya mau jujur sama kamu. Aku sayang sama kamu. Aku putusin pacar saya demi kamu."
Zia tak konfiden dengan apa nan dikatakan oleh Egi. Zia merasa bahwa Egi masih sayang dengan pacarnya dan hanya perasaan biasa nan muncul di hati Egi terhadap Zia. Namun akhirnya, Zia menerima Egi sebab mempunyai perasaan nan sama.
Hari demi hari, interaksi Zia dengan Egi semakin romantis . Namun, itu tak berlangsung lama minggu kedua mereka jadian berbagai pertengkaran muncul mulai dari kesalahpahaman SMS. Bahkan, selama 4 hari Egi dan Zia sama sekali tak berkomunikasi baik lewat SMS maupun telepon. Ternyata, dua hari kemudian Egi menghubungi Zia. Egi memberitahukan kepada Zia bahwa dia akan pindah ke Yogyakarta. Awalnya, Zia biasa saja sebab itu hanya sementara saja.
Namun kenyataannya, Egi akan pindah ke Yogyakarta buat menetap di sana. Sebenarnya berat bagi Egi meninggalkan Zia. Namun, ini jalan nan harus dipilihnya. Egi akan berangkat esok hari. Keesokan harinya sebelum dia pergi, Egi ke rumah Zia buat pamit. Zia berusaha buat bersikap tegar dihadapan Egi. Padahal, di dalam hatinya sangat berat buat mengikhlaskan Egi pergi. Memang cinta tidak harus memiliki.
Nah, itulah cerita cinta pendek nan mungkin dapat menjadi contoh.