Tidak Sekali Jadi

Tidak Sekali Jadi

Sudah cukup banyak penulis skenario di negeri ini. Banyak film dan sinema nan diproduksi di negeri ini dengan berbagai macam skenario nan disusun oleh para penulis. Mereka begitu antusias dalam menulis skenario sehingga hal tersebut bisa menjadi penghasilan sambilan bagi mereka.

Dalam hal nan lain skenario ialah kumpulan scene dalam sebuah cerita pendek ataupun panjang dengan berbagai kondisi nan memungkinkan buat diwujudkan dalam bentuk cerita film ataupun sinema. Dengan skenario inilah, maka cerita bisa dibuat secara bertahap sinkron dengan scene masing-masing.



Wajah Primer Skenario

Berdasarkan pengertian dasarnya, maka kita bisa mengatakan bahwa skenario nan kita ketahui, maka setidaknya bisa mengungkapkan bahwa skenario itu adalah:

  1. Sumber Cerita
    Dalam sebuah cerita sinema misalnya sinetron, buat bisa mewujudkan cerita nan sedang disampaikan kepada penonton, maka kita membutuhkan sumber cerita. Sumber cerita ini tak lain ialah skenario.
    Di dalam skenario, setiap bagian lakon diceritakan sebagai bagian integral tetapi diuraikan dalam beberapa bagian sehingga memudahkan kita memahami isi ceritanya. Bagian lakon ini memberikan citra kepada kita terkait dengan segala hal nan berhubungan dengan cerita nan hendak dibangun dalam sinema atau film.
    Jika sempat membaca sebuah skenario, maka kita bisa mengetahui bahwa dalam skenario itulah sebenarnya semua cerita bersumber. Oleh sebab itulah, maka sebagai pelakon, jika kita sempat ikut dalam produksi sebuah cerita, film ataupun sinema, maka kita harus mempelajari isi di dalam skenario tersebut.
  2. Patokan Cerita
    Skenario bisa juga diartikan sebagai patokan cerita. Setiap pelakon harus mengikuti isi skenario agar cerita benar-benar nyata. Dalam skenario, semua cerita sudah diatur sedemikian rupa sehingga terbagi tokoh-tokohnya, latar belakangnya, dan bagaimana cerita tersebut dibangun.
    Kita tak boleh menyimpang dari isi skenario agar cerita tak rusak. Dengan skenario ini, maka para pemain serta orang-orang nan terlibat dalam proses pembuatan cerita bisa menempatkan diri sinkron dengan posisi masing-masing. Kita tak perlu harus selalu memerintah para pelakon karena dalam skenario ini telah dibuatkan penjadwalan tampil.
    Sebagai patokan, maka sekario memberikan batasan-batasan nan harus dilakukan oleh semua crew dan nan tak dilakukan. Dari skenario tersebut, maka kita menerjemahkan dalam bentuk sebuah jadwal aplikasi kerja atau jadwal shooting dan kerja nan lainnya.
  1. Daftar Obrolan Pelakon
    Hal nan paling krusial buat membangun sebuah cerita nan hayati ialah dialog. Untuk kebutuhan obrolan ini, maka dalam skenario telah disertakan pula obrolan nan harus dilakukan oleh para pelakon pada setiap scene.
    Skenario sebagai daftar obrolan pelakon memungkinkan para pelakon melakukan apresiasi dan persepsi atas segala kondisi nan terjadi dalam cerita tersebut. Dengan demikian, maka selanjutnya para pelakon bisa mengeksplorasi kemampuannya dalam obrolan dan mewarnai obrolan nan harus dilakukannya pada setiap scene.
    Dengan adanya skenario, maka kita bisa membuat sebuah cerita visual audio nan menarik pemirsa. Hal ini sebab dalam proses pembuatannya, kita menerapkan segala setting dan kondisi nan secara implicit dan implisit di balik sebuah skenario. Setelah skenario telah diubah menajdi sebuah film atau sinema, maka kita bisa melihat sebuah citra lengkap dari sebuah cerita kehidupan dan sebagainya.

Oleh sebab itulah, maka dibutuhkan kemampuan dari semua pelakon buat menerjemahkannya dalam bentuk aktivitas, laku dan obrolan berdasarkan isi scenario tersebut.



Tata Tulis Naskah Skenario

Jika Anda menulis naskah skenario, ada beberapa hal nan mesti diperhatikan dalam menulis. Yang paling primer diperhatikan dalam menulis skenario ialah judul film/sinetron dan pelukisan adegan. Pelukisan adegan terdiri dari:

  1. Indikator tempat, yaitu menerangkan lokasi pengambilan gambar di dalam atau di luar ruangan. Indikator ini ditulis dengan nomor urut dalam huruf kapital.
  2. Indikator setting, yaitu buat menuliskan loka kejadian nan ditulis secara singkat dan jelas.
  3. Indikator waktu kejadian, yaitu buat menunjukkan waktu kejadian, ditulis singkat dalam huruf kapital.
  4. Instruksi jenis shot/gerakan kamera, yaitu petunjuk buat menentukan angle atau sudut ambil gambar, ditulis dalam huruf kapital. Jenis shot diberi nomor, baik di kiri dan kanan setiap halaman di baris atas. Biasanya di Indonesia digunakan satu sisi nan bernomor.

Selain itu, instruksi kamera, pelukisan adegan, dan instruksi akting ditulis dalam marjin 20-73 pica. Sedangkan obrolan ditulis dalam marjin 30-50 pica di bawah nama tokoh nan berbicara (ditulis dalam huruf kapital). Instruksi cara membawanya, misalnya berbisik atau marah ditempatkan di antara baris di bawah nama dan lima spasi kiri.

Gunakan huruf modal buat menuliskan INT (INTERIOR) atau EXTERIOR, di judul adegan, nama pelaku bila pertama kali diperkenalkan dalam instruksi akting dan buat menandai dialognya, angle camera dan instruksi kamera/ shot , serta tanda transisi adegan jika perlu dinyatakan secara khusus.

Gunakan juga satu spasi buat menulis dialog, gerakan kamera dan angel-nya, pelukisan adegan dan tanda sound effect . Gunakan spasi ganda buat memisahkan satu shot kamera dari shot kamera berikutnya, satu adegan dari setiap sisipan transisi (FADE OUT/IN DISSOLVE), pembicaraan satu pelaku dari judul ke pelaku berikutnya, dan satu pembicaraan dari satu instruksi kamera atau akting.



Tidak Sekali Jadi

Hal krusial nan perlu diperhatikan calon penulis skenario ialah bahwa pembaca pertama skenario Anda ialah sutradara, dan kelak orang nan memerintahkan Anda buat merevisi (bisa berkali-kali) skenario Anda ialah juga sutradara. Oleh sebab itu, jangan pernah malu buat berkonsultasi dengan pengarah adegan tentang bagian mana nan harus ditulis atau dihilangkan.



Menghubungi Rumah Produksi

Kalau Anda merasa sudah pandai membuat naskah skenario, berikut ini langkah-langkah selanjutnya:

  1. Hubungi rumah produksi buat menawarkan skenario karya Anda. Rumah produksi umumnya sudah punya tim kreatif nan bertugas menulis skenario.
  2. Perhatikan momen. Jika Anda ingin menulis skenario dengan momen tertentu, misalnya Ramadhan, tawarkan skenario Anda jauh hari sebelum Ramadhan tiba (sekitar enam bulan sebelum Ramadhan), supaya pihak rumah produksi punya waktu buat mengerjakan syutingnya.
  3. Jangan putus harapan kalau ditolak. Teruslah pertajam kemampuan menulis Anda, sambil meluaskan pergaulan Anda dengan orang-orang nan berkecimpung di dunuia perfilman. Seringkali tawaran itu datang dari teman atau rekanan.


Daftar Alamat Rumah Produksi

1. StarVisionPlus

Jl. Cempaka Putih Raya No. 116A-B Jakarta Pusat. Telepon (021) 4253390

2. Asabellina Film

Jl. Tirta Sari 38, Utan kayu-Rawamangun, Jakarta 13120. Telepon (021) 8198168. Faks. (021) 8518610

3. Soraya Intercine Film

Jl. Pintu Air Raya No. 20 Pasar Baru Jakpus

4. Rakass Entertainment

Jl. Raya Pasar Minggu Km. 18 No. 8 Jakarta Selatan. Telepon (021) 79196761-9109027

5. Sinemart

Jl. Kebayoran Lama No. 17 D Jakarta 11560, Telepon (021) 5309228. Faks. (021) 5309247

6. Avant Garde

Jl. MT Haryono Kav. 25-26 Jakarta 12820. Telepon (021) 8354552. Faks. (021) 83794309

7. Kalyana Shira Film

Jl. Bunga Mawar No. 9 Cipete Selatan, Jakarta Selatan. Telp (021) 7503223 Fax. 7694318. Email: kalyanashira@yahoo.com

8. Parkit Films

Buncit Mas Blok BB No. 3A, Jln. Mampang Prapatan Raya No. 108 Jakarta 12760. Telepon 7946356. Faks. 7946406. Email. parkit@parkitgroup.com

9. PT. Prativi Kartika Film

Jl. Pasar Baru Selatan No. 23 Jakarta Pusat. Telepon (021) 3812248. Faks (021) 3509965. Email: Prathivi@prathivi.co.id .

Dari klarifikasi di atas, skenario adalah proses pendesainan sebuah cerita film. Karena itu harus pintar membuatnya. Semoga klarifikasi artikel ini bermanfaat bagi sobat Ahira.