Bahasa-bahasa Suku Ambon
Suku Ambon ialah suku nan masih berhubungan erat dengan ras Melanesia di Pasifik, sama halnya dengan orang Hawaii dan Fiji. Seperti orang Melanesia pada umumnya, orang Ambon memiliki karakteristik postur tubuh nan atletis, kerangka tulang nan besar, berkulit legam dan berambut ikal. Hal tersebut dikarenakan ras Melanesia mendiami kepulauan nan dikelilingi lautan nan luas, sehingga mereka pada umumnya merupakan perenang nan tangguh.
Suku Ambon berasal dari wilayah nan sekarang menjadi propinsi Maluku dan Maluku Utara (pemekaran pada tahun 1999). Daerah Maluku sudah sejak lama merupakan daerah penghasil rempah-rempah hingga terkenal ke seantero jagad. Hal inilah nan membuat berbagai bangsa asing datang ke sana. Dari sekadar berdagang, menyebarluaskan agama hingga menjajah.
Selama sekitar 2300 tahun lamanya wilayah Maluku didominasi secara berturut-turut oleh bangsa Arab, Portugis, Spanyol, Belanda, Jepang dan nan terakhir Sekutu. Berarti selama ribuan tahun telah terjadi alkulturasi antara Ambon dengan budaya lokalnya dengan berbagai bangsa asing nan datang.
Perpaduan Budaya pada Suku Ambon
Bila ditelusuri, perpaduan budaya pada suku Ambon bisa dilihat dari peninggalan sejarah dan warisan budayanya, di antaranya sebagai berikut.
1. Melanesia
Suku Ambon masih berkerabat dengan suku bangsa nan mendiami lautan Pasifik lainnya seperti Tonga, Fiji, Hawaii dan lain-lain. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya persamaan dalam hal alat rumah tangga, lagu daerah, bahasa, makanan khas, dan alat musik seperti ukulele serta penampilan fisiknya.
Namun saat ini dapat dikatakan sudah tak ada lagi ras Melanesia murni di Ambon sebab perkawinan dan percampuran budaya dengan bangsa luar, termasuk dengan suku lokal seperti Jawa, Sumatera, Makassar, Minahasa, dan sebagainya.
2. Melayu
Jejak pengaruh kebudayaan Melayu bisa dilihat dari dialek bahasanya. Bahasa Melayu telah masuk terlebih dahulu sebelum datang bangsa asing di Maluku melalui mediator para pedagang dan para ulama penyebar agama Islam dari Aceh, Minang, Malaka, dan sebagainya. Sedangkan bangsa Portugis baru datang ke Ternate pada 1512. Saat itu bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa perdagangan.
3. Arab
Bangsa Arab datang ke Maluku dalam rangka berdagang sekaligus menyebarkan agama Islam. Bahkan diperkirakan kata Maluku berasal dari kata Arab "Al Muluk" nan artinya banyak, maksudnya di Maluku banyak terdapat pulau-pulau. Sampai saat ini jejak Bangsa Arab terlihat dari nama-nama marga nan ada di Ambon seperti Al-Kaff, Al Chatib, Bachmid, Bakhwereez, Bahasoan, Al-Qadri, Alaydrus, Assegaff. dan lain-lain.
4. Potugis
Bangsa Portugis datang ke Maluku pada 1512 tepatnya di Ternate. Awalnya mereka berdagang, namun lama-kelamaan mereka ingin memonopoli perdagangan. Akhirnya orang Portugis diusir dari Maluku.
Selama berada di Maluku, banyak orang Portugis nan melakukan kawin campur dengan penduduk orisinil Ambon. Mereka juga aktif dalam melakukan penyebarab agama Kristen. Saat ini jejak kedatangan bangsa Portugis bisa dilihat dari nama marganya seperti Da Costa, Pareira, dan lain-lain. Di samping itu Portugis juga mengenalkan musik keroncong beserta alat musiknya pada orang Ambon.
5. Spanyol
Bangsa Spanyol datang ke Maluku hampir bersamaan dengan bangsa Portugis, sebab kedua bangsa ini memang sedang bersaing dalam memperluas daerah imperium negaranya. Selama mereka di Maluku orang Spanyol banyak nan melakukan penyebaran agama Katolik Roma. Salah satu caranya adalah dengan melakukan kawin campur. Oleh karenanya, tidak heran bila nama marga orang Ambon banyak nan berbau Spanyol seperti Oliviera, De Jesus, Rodriguez, Mendoza, dan lain-lain.
6. Belanda
Van Room, De Kock, Gaspersz, Payer, Van der Weden ialah nama marga Belanda nan keberadaannya bisa terlihat di Ambon. Pada masa penjajahan Belanda, mereka melakukan kawin campur dengan penduduk lokal.
Marga Suku Ambon
Marga suku Ambon atau Maluku merupakan nama marga atau keluarga nan digunakan di belakang nama orang Maluku atau Ambon. Nama marga suku Ambon ini belum meliputi semua marga Maluku Utara dan Maluku Tenggara. Di wilayah Indonesia bagian timur, nama marga umumnya disebut dengan istilah fam nan dipengaruhi oleh bahasa Belanda.
Kata fam itu asalnya ialah dari kata familienaam nan maknanya 'nama keluarga'. Marga suku Ambon berasal atau diambil dari nama keluarga nan berasal dari kelaurga ayah. Nama anak di belakangnya akan dieri tambahan nama dari nama keluraga si ayah.
Marga-marga Ambon atau Maluku tak hanya berasal dari marga-marga orisinil lokal, tetapi sebagian juga berasal dari Belanda, Portugis, Arab, Spanyol, dan lain-lain. Ini artinya willayah Maluku sangat dipengaruhi oleh banyak bangsa.
Berikut ini ialah arti sekaligus makna dari marga suku Ambon atau Maluku.
- Hahury : pemburu babi hutan
- Hatumena : batu di depan atau pertama
- Huwae : buaya (sejarah pela allangg-latuhalat)
- Kaipatty : bawa dari pattykaya : bawa akang (bawa ini atau bawa itu)
- Lalihatu : nanti di atas batulatu
- Consina : raja alam (penguasa alam atau jagat raya)
- Tuahena : kampong tertualatu
- Mahina : raja perempuan atau ratulatu
- Peirissa : raja pedang atau kapitan (kapten)
- Laturette : raja gunung
- Lopulalan : parang jalan
- Mailoa : ibu
- Manuhua : ayam tarbang atau ayam naik di pohon
- Manuputty : burung putih
- Mauwa : upu tita mahato atau anak cucu dari mahato
- Patti : raja
- Pattisapakoly : sapakoly nan bisa dati dari patty
- Pattinama : raja laut
- Pattiwael : raja air
- Polnaya : pengintai
- Ralahalu : tabang pohon baru
- Sabandar : kapitan darat
- Sapakoly : koli-koli atau kole-kole
- Sipahelut : tikang langsung ero atau putar
- Siwalette : kapitan laut
- Sohilait : soita lai (datang lagi)
- Tahalele : tak meleleh
- Tomahua : maju bersama-sama dengan Allah
- Tupan : penolong
Bahasa-bahasa Suku Ambon
Bahasa nan dipakai oleh suku Ambon di Provinsi Maluku yaitu bahasa Melayu Ambon nan termasuk dalam salah satu dialek bahasa Melayu. Di Maluku, bahasa Melayu sudah ada jauh sebelum bangsa Portugis menjajah Ternate (1512) dan bahasa ini pun dipakai sebagai bahasa perdagangan. Bahasa nan digunakan oleh suku Maluku sudah banyak dipengaruhi dari bahasa-bahasa Sulawesi seperti Makassar, Bugis, dan suku Buton.
Sementara itu, sama seperti di daerah lainnya, bahasa Indonesia dipakai dalam berbagai kegiatan publik resmi seperti di kantor-kantor dan di sekolah-sekolah.
Hampir seluruh penduduk di Provinsi Maluku memahami bahasa Melayu dialek Ambon dan masyarakat Indonesia Timur pun memahaminya. Berikut ini ialah bahasa-bahasa nan dipakai oleh semua suku di Maluku dan Maluku Utara, termasuk di Pulau Ibu serta Pulau Seram.
- Bahasa Wamale, digunakan oleh penduduk di Seruawan, Negeri Piru, Kamarian, dan Rumberu. Semua daerah ini berada di Kabupaten Seram Bagian Barat.
- Bahasa Alune. Bahasa ini digunakan di Kabupaten Seram Bagian Barat.
- Bahasa Nuaulu, digunakan oleh suku Nuaulu di Seram Selatan nan terletak di antara teluk El-Paputih dan teluk Telutih.Bahasa Koa. Bahasa ini dipergunakan di sekitar pegunungan Manusela serta Kabauhari.
- Bahasa Seti, digunakan oleh suku Seti nan tinggal di Seram Utara serta di Telutih Timur.
- Bahasa Gorom, bahasa ini turun dari Seti serta digunakan oleh penduduk Gorom nan tinggal di Kabupaten Seram Bagian Timur.
Selain bahasa-bahasa di atas, Maluku nan dikatakan sebagai daerah kepulauan paling besar di Indonesia, ada juga bahasa lainnya nan jumlahnya mencapai ratusan bahasa. Ratusan bahasa dari suku Ambon ni kemudian disatukan dengan sebuah bahasa pengantar nan sudah menjadi lingua franca sejak dulu, yakni bahasa Melayu Kreol.
Begitulah latar belakang suku Ambon, nan menyebabkan mereka lebih unik dibandingkan suku lainnya di Indonesia sebab begitu banyaknya pengaruh kebudayaan, baik lokal maupun luar nan mempengaruhinya.