Carl Rogers (1902-1987)

Carl Rogers (1902-1987)

Teori Kepribadian atau biasa dikenal sebagai Personality Theory lebih dikenal sebagai salah satu kajian dalam bidang psikologi. Teori ini berusaha membahas cara manusia dalam mengekspresikan dirinya secara individual maupun sosial.

Makna dari kepribadian atau personality sendiri berasal dari bahasa Latin, persona nan berarti topeng. Merujuk pada makna tersebut, kepribadian merupakan sebuah wahana manusia dalam menunjukan identitasnya melalui pikiran, perasaan, dan perilaku.

Para Teoritikus Beberapa pakar psikologi telah membahas teori ini. Sebut saja beberapa nama terkenal, seperti Sigmund Freud nan mengkajinya melalui perspektif psikoanalis, Carl Rogers dengan kerangka Humanis-nya, dan B. F Skiner berdasarkan pandangan psikologi perilaku.

Walaupun masih ada nama-nama lain nan berusaha memaparkan teori kepribadian secara mendalam, tetapi ketiga teoritikus tersebut diatas merupakan pakar nan mengkaji teori kepribadian dengan karakteristik khasnya sendiri.

Sedikit pembahasan mengenai kiprah mereka dalam mengembangkan teori kepribadian, antara lain sebagai berikut.



Sigmund Freud (1856-1939)

Mengatakan bahwa Anda pernah menyaksikan film Batman; The Darknight, di mana sahabat Batman nan juga kepala polisi Kota Gotham bernama Harvey berubah menjadi penjahat bernama Two Faces dampak dari kesalahpahaman. Dalam kasus ini, teori kepribadian milik Freud, menekankan pentingnya kekuatan nan tersembunyi pada diri seseorang dalam membentuk sebuah kepribadian.

Dalam film tersebut digambarkan bagaimana sisi gelap Harvey muncul dan mendominasi sisi baik dalam dirinya. Hal seperti ini dianggap oleh Freud sebagai runtuhnya sebagian dari kepribadiannya sendiri. Untuk itu, teori kepribadian nan dikemukakan Freud cenderung mengarah pada analisisnya berdasarkan runutan dari keinginan nan harus diwujudkan beserta kebiasaan nan menjadi batasan.

Prinsip ini dikenal juga dengan Id, Ego, dan Super ego. Di mana Id berhubungan dengan naluri nan harus dipenuhi, kemudian Ego menyertakan kemampuan diri nan bisa memenuhi keinginan, dan Super Ego berhubungan dengan batasan atau embargo dan asa pada masyarakat, ketika seseorang berupaya memenuhi keinginannya.



B.F Skiners (1904-1990)

Beliau lebih dikenal sebagai penggagas teori kepribadian nan berlandaskan prinsip perilaku. Berdasarkan hal itu, Skinner menawarkan tentang perubahan perilaku. Salah satu prinsipnya nan terkenal ialah Operant Conditioning (cara kerja nan menentukan). Penemuannya nan terkenal menggunakan Air Crib atau kurungan kaca, nan melibatkan puterinya sendiri sebagai objek penelitian.

Penelitian ini mengombinasikan ayunan dan kurungan bayi nan terbuat dari kaca, dilengkapi dengan saluran udara buat memudahkan pengamatan. Anda niscaya pernah melihat kandang tikus nan berisi roda buat berputar, kemudian tuas nan apabila disentuh oleh tikus bisa mengeluarkan makanan.

Menurut Skinner kepribadian seseorang dilandasi oleh stimulus atau keinginan nan memicunya kemudian buat memenuhi keinginan tersebut, seseorang akan mencoba sebuah cara nan tak bertentangan dengan kebiasaan nan berlaku di masyarakat. Apabila orang tersebut mencoba melakukannya tanpa mempedulikan kebiasaan nan ada maka di kehidupan konkret hal tersebut mendapat hukuman.

Prinsipnya tersebut sama dengan pengamatan nan dilakukannya pada tikus. Dalam kotak tersebut, apabila sang tikus mencoba sesuatu nan tak lazim buat mengeluarkan makanan, maka dia tak akan mendapatkan makanan. Aspek ini dianggap oleh Skinner sebagai proses belajar buat tak mengulangi kesalahan melalui Reinforcement (penguatan), Shaping (pembentukan) hingga modifikasi konduite nan menjadi b-mod atau teknik terapinya nan terkenal.



Carl Rogers (1902-1987)

Teori nan dibuatnya termasuk ke dalam kategori teoritikus nan mengkritik genre Psikoanalisis dan Behaviorisme (Perilaku). Baginya teori kepribadian nan dikembangkan sebelumnya hanya mengkategorikan manusia menjadi tak dursila atau sakit. Pada hakikatnya menurut Rogers manusia ialah baik atau sehat.

Berdasarkan prinsip tersebut, Rogers mengembangkan teori kepribadian nan dikenal sebagai kecendrungan aktualisasi. Teori ini menggunakan motivasi nan ada pada setiap orang dan digunakan buat mengembangkan potensi terbaik nan ada pada dirinya. Meskipun teori motivasi dan kaidah humanis telah diperkenalkan terlebih dahulu oleh Maslow melalui hierarki Motivasi, tetapi Rogers melengkapinya dengan teori pengembangan potensi.

Contohnya, jika seseorang menginginkan makanan, dia niscaya akan menggunakan kemampuannya secara maksimal buat mendapatkan makanan nan enak. Hal ini diyakini Rogers sebab melibatkan seluruh potensi, selera, dan kedaulatan buat memilih, nan dimiliki oleh setiap orang dan disebut sebagai evaluasi organismik. Untuk itu, teorinya juga membahas mengenai perasaan, seperti cinta, kebahagiaan, kepedulian atau dikenal sebagai perhatian positif.



Wilayah Teori Kepribadian

Setelah mengetahui mengenai majemuk pendekatan mengenai teori kepribadian dari para teoritikus, ada baiknya terlebih dahulu mengenali perangkat psikis nan menjadi wilayah pembahasan pada teori kepribadian, antara lain sebagai berikut.



Aspek Kognitif

Aspek ini lebih dikenal sebagai pusat pengolahan dari pengetahuan atau informasi nan diubah menjadi keyakinan dalam diri seseorang. Hal ini bisa dicontohkan dengan seseorang nan selalu melihat iklan sampo pelurus rambut. Semakin lama orang tersebut mendapat informasi tersebut dengan sendirinya ia akan meyakini bahwa hanya shampoo itu nan bisa meluruskan rambut.



Aspek Afektif

Aspek ini merupakan evaluasi seseorang pada fakta nan mereka ketahui menggunakan perasaan atau emosi. Contoh sederhana bisa dilihat pada pemilihan generik (Pemilu), di mana semua calonnya berlomba buat tampil simpatik di mata calon pemilihnya. Hal seperti itu dilakukan sebab mereka mengetahui pemilih nan melibatkan emosi tak akan memikirkan prestasi atau kesalahan nan pernah dibuat, para pemilih seperti itu cenderung akan setia.



Aspek Konatif

Aspek ini merupakan kesamaan seseorang buat berperilaku setelah melalui rangkaian penilaian diantara tahapan diatas. Aspek ini sendiri bukan berarti individu tersebut akan setuju dengan fakta nan diketahuinya hingga membuat dirinya berperilaku mengikuti fakta tersebut. Aspek ini hanya menjelaskan mengenai tren dari pilihan nan kemungkinan akan dilakukan oleh seseorang setelah mengetahui, meyakini kemudian merasakan dari apa nan diketahuinya.
Perkembangan Teori Kepribadian Saya lebih menyukai pembahasan ini dengan membaginya kedalam beberapa era. Selain itu, bisa memudahkan Anda buat mengenali siapa pengikut dan siapa penggagasnya.

Selain itu, terdapat juga suatu pembagian nan dapat memperkenalkan buat mendalami teori kepribadian nan lebih sinkron pada diri sendiri, antara lain sebagai berikut.



Perspektif Psikoanalisis

Pada era pertama Sigmund Freud masuk ke dalam penggagasnya. Teorinya nan terkenal dengan tridente Id, Ego, dan Super ego membuat kekuatan alam bawah sadar sebagai Unknown area nan menarik buat dikaji. Beberapa nama seperti puterinya sendiri, yaitu Anna Freud dengan teorinya nan masih berbasis pada kajian “Ego”.

Perbedaannya dengan sang ayah terletak pada pembahasannya secara spesifik pada prosedur pertahanan psikis dalam diri. Ia juga secara langsung mempraktikkan teorinya tersebut pada anak-anak, di mana berbeda dengan Freud nan berbasis pada perspektif orang dewasa.

Kemudian juga terdapat beberapa nama lagi, seperti Erik Erikson nan searah dengan Freud, tetapi mengkhususkan membahas mengenai masyarakat dan kebudayaan sebagai pengaruh pada kejiwaan seseorang. Selain itu sisi spiritual juga ada pada era ini, nama-nama seperti Carl Jung nan lekat dengan mitologi, simbol dan mimpi, serta pendekatan psikologi sosial nan diperkenalkan oleh Alfred Adler dan Erich Fromm.



Perspektif Perilaku

Pada era ini teori kepribadian dipenuhi ide nan bisa mengubah konduite manusia berdasarkan pengaruh lingkungan pada kepribadian seseorang. Kontemporer prinsip eksperimentasi serta metode kuantitatif mendominasi seluruh kegiatan penelitian. Beberapa prinsip nan diperkenalkan, seperti Reward and Punishment serta Modifikasi konduite tetap digunakan hingga saat ini di berbagai bidang. Teoritikus selain Skinner nan memprakarsainya, antara lain Hans Eysenck dan Albert Bandura.



Perspektif Humanistik

Era terbaru ini lebih dikenal sebagai respon kritik pada pemikiran sebelumnya. Beberapa metode seperti fenomenologis dan pengalaman dalam pencerahan merupakan pendekatan nan selalu dipakai dalam teori kepribadian humanistik. Beberapa nama di antaranya Abraham Maslow nan memperkenalkan teori motivasi dan Carl Rogers.



Pribadi nan Mengenal Teori Kepribadian

Setelah mengetahui “wilayah bermain” dan perkembangan teori kepribadian. Terakhir nan harus diketahui ialah bagaimana teori tersebut bisa berpengaruh pada kehidupan Anda agar bisa melaluinya dalam hal-hal nan berhubungan dengan mental, tingkah laku, perasaan, dan interaksi sosialnya.

Pada prinsipnya setiap orang dilahirkan dengan tujuan pada hidupnya. Tujuan tersebut dapat Anda sebut atau definisikan sebagai kekayaan, kekuasaan bahkan pasangan hidup. Berdasarkan semua bagian itu jika Anda menyebut salah satunya sebagai tujuan hayati maka tak salah, tetapi ada salah satu komponen dalam kehidupan nan dicari oleh setiap orang. Hal tersebut ialah ketenangan.

Pencarian pada kekayaan, kekuasaan, atau pasangan hayati seperti diungkapkan Freud pada akhirnya akan membawa Anda pada asa masyarakat dan sebagaimana Anda ketahui bahwa masyarakat tak menuntut apapun pada seseorang selain harus mengingkari kebutuhannya sendiri.

Prinsip tersebut mungkin sinkron dengan mementingkan kepentingan pribadi di atas golongan, tetapi bagaimana dampaknya pada kepribadian Anda sendiri? Apakah Anda mendapat ketenangan setelah memenuhi keinginan masyarakat melalui kekayaan, kekuasaan, serta pasangan hayati nan ada pada diri Anda?

Jika tak maka salah teori kepribadian menganjurkan tentang mengidentifikasi segala sisi nan anda miliki, baik melalui identifikasi mental berdasarkan alam bawah sadar dan melalui perubahan konduite ke arah nan lebih baik berdasarkan prinsip konduite dan mengenali potensi nan nantinya berpengaruh pada posisi nan harus Anda tempati di masyarakat atau keluarga melalui perspektif humanis.

Apapun pilihan anda mengenai teori kepribadian, semua pemaparan teori ini hanya berfungsi sebagai sedikit citra mengenai kepribadian manusia serta dampaknya pada masyarakat luas. Dalam hal ini dibutuhkan kesabaran dan keinginan kuat buat menjadi pribadi nan sehat dan bermanfaat.