Mengetahui Sejarah Cincin Pernikahan

Mengetahui Sejarah Cincin Pernikahan



Cincin Pernikahan, Simbol Keabadian

Sebuah cincin pernikahan merupakan simbol keabadian, maka desain cincin pernikahan tersebut harus dibuat istimewa dan spesial bagi kedua pasangan nan baru saja absah menjadi pasangan suami istri itu. Ketika menikah, setiap pasangan pengantin niscaya selalu berharap agar pernikahannya ini dapat langgeng.

Mereka juga terus berdo’a agar dapat selalu hayati bersama-sama sampai akhir hayat. Interaksi sepanjang masa atau abadi ini selalu disimbolkan dengan desain cincin nan menjadi tanda akan lestarinya interaksi cinta dua anak manusia itu perlu dibuat agar dapat menyatukan dua hati mereka dalam ikatan kasih dan sayang.



Teknik Membuat Desain Cincin Pernikahan

Membuat desain cincin pernikahan memang perlu taktik khusus. Karena di sini kita tak membuat satu cincin saja, namun dua. Adapun taktik nan perlu diterapkan tersebut ialah :

  1. Kenali pribadi, sebab desain cincin pernikahan nan dibuat harus dapat mencerminkan karakter dari masing-masing pasangan. Hal ini dapat ketahui terutama melalui hobi atau kegiatan nan disukai, pekerjaan dan pengamatan tingkah laku.
  2. Tidak perlu sama. Selama ini orang selalu ingin membuat desain cincin pernikahan nan bentuknya selalu sama dengan pasangan. Ini ialah asumsi nan keliru. Yang terpenting ialah bentuk desain cincin tersebut dapat mencerminkan interaksi berdua nan meski berbeda atau berlainan sifat namun dapat menyatu dalam ikatan rumah tangga.
  3. Pemilihan bahan. Jangan selalu punya pikiran bila ketika membuat cincin pernikahan itu harus terbuat dari emas. Ini juga merupakan asumsi nan tak ada benarnya sama sekali. Desain cincin nan bagus ialah bukan terletak pada bahannya. Namun nan terpenting ialah bagaimana cara membuat cincin nan dapat memunculkan aura atau pesona dari pemakainya.
  4. Perhatikan bentuk dan ukuran jari. Ini juga merupakan faktor terpenting nan perlu diperhatikan ketika mau membuat sebuah desain cincin pernikahan. Karena setiap bentuk jari nan berbeda juga perlu membuat karakter desain nan lain pula. Jadi tak berbeda jauh ketika kita membuat desain pakaian atau pakaian.
  5. Penggunaan batu permata. Sebaiknya ketika membuat desain cincin pernikahan jangan terlalu banyak menggunakan batu permata, terutama nan warnanya mencolok dan dapat menimbulkan bias sinar nan menyilaukan.

Ingat, cincin pernikahan itu sangat berbeda dengan cincin nan digunakan buat berpesta. Perhatikan pula rona dari batu permata tersebut. Jadi usahakan buat memilih rona nan putih atau menimbulkan kesan lembut.
Sesuaikan dengan aksesoris lain. Tujuannya ialah agar desain cincin pernikahan tersebut juga dapat menyatu dengan hiasan atau akseoris nan sedang dikenakan oleh pasangan pengantin. Misalnya kalung, gelang, bross, hiasan rambut, anting atau giwang dan sebagainya. Jadi sebelum bentuk desainya diputuskan, lakukan pembicaraan dengan pasangan lebih dulu.



Mengetahui Sejarah Cincin Pernikahan

Setiap barang atau benda berharga tentu memiliki sejarahnya sendiri, termasuk munculnya cincin pernikahan nan hingga saat ini dijadikan sebuah permata nan berharga buat menyimbolkan interaksi sakral pernikahan. Berbagai desain cincin pernikahan pun lantas dibuat sebagai bukti tanda cinta kedua calon mempelai pengantin.

Di Mesir, simbol keabadian dilambangkan dengan menggunakan cincin pernikahan meskipun pada zaman dahulu cincin pernikahan tak menggunakan bahan dari emas, melainkan dari besi. Sementara itu, di Romawi, cincin pertama kali dipergunakan bukanlah pada saat melangsungkan pernikahan, melainkan pada saat seorang kekasih berjanji akan mencintai pasangannya seumur hidupnya.

Keadaan tersebut kemudian mendorong para kekasih buat segera melangsungkan pernikahan agar interaksi mereka menjadi semacam berkat dan anugerah bagi keduanya. Hingga saat ini, tradisi pertunangan dengan cara bertukar cincin juga menjadi suatu hal nan banyak digemari oleh masyarakat.

Akan tetapi, perkembangan budaya dan peradaban nan masuk di kemudian hari menjadikan berbagai macam bentuk dan desain cincin pernikahan menjadi bervariasi sehingga banyak pula pasangan nan kesulitan buat menentukan bentuk nan cocok bagi kekasihnya. Hal itulah nan kemudian menjadi momen latif nan tak terlupakan oleh kedua pasangan tersebut buat mengikat janji sehidup semati.

Lantas, desain cincin pernikahan pun sepertinya menjadi salah satu hambatan nan harus diselesaikan ketika kedua calon mempelai akan menjalani upacara pernikahan. Seorang perempuan biasanya menginginkan model cincin dengan desain nan menarik buat dilihat dan tentu saja memiliki makna tersendiri nan hadir di dalam pikirannya. Oleh karena itu, pihak calon pengantin perempuanlah nan biasanya menentukan model cincin seperti apa nan akan dipilih buat pernikahannya.



Memilih Desain Cincin Pernikahan

Cincin pernikahan merupakan wujud atau simbol dari bersatunya dua jiwa nan menjadi satu dalam ikatan kokoh agar tak mudah goyah dalam membentuk sebuah keluarga baru nan utuh. Karena merupakan benda nan dianggap istimewa, maka banyak pasangan nan mau menikah memberi perhatian spesifik ketika ingin membuat cincin pernikahan mereka, termasuk memilih desain nan tepat buat keduanya.

Akan tetapi, terkadang pihak nan satu menyukai desain nan berbeda dengan pasangannya sehingga menimbulkan kesulitan saat hendak memilih desain nan pas buat keduanya. Padahal sebenarnya menentukan desain dan model cincin pernikahan itu tak terlalu sulit, meski juga dapat dikatakan tak mudah. Yang krusial ialah Anda mengetahui karakter jari pasangan Anda agar dapat sinkron dengan cincin nan mau dipakai. Karena cincin juga punya karakter seperti pakaian atau celana. Setiap model cocoknya juga buat jari eksklusif saja.

Misalnya saja bila jari Anda punya tulang nan besar, maka desain nan tepat bagi cincin pernikahan Anda ialah cincin nan bentuknya lebar dan bundar pada tepiannya. Ini akan menjadikan cincin nan Anda pakai terlihat menonjol. Sementara itu, bagi Anda nan punya jari lebih kecil dan ramping, pilihlah cincin nan bentuknya juga ramping namun dengan bentuk desain nan dibuat diagonal. Tujuannya buka saja buat menonjolkan cincin nan sedang dipakai, tetapi juga akan memunculkan perbedaan makna latif pada jari Anda.



Bahan Dasar Pembuatan Cincin

Selain memilih desain nan sinkron dengan jari-jari Anda dan pasangan, Anda juga perlu menyesuaikan bahan dasar pembuatan cincin nan Anda gunakan dengan kulit Anda. Dapat saja Anda ialah orang nan alergi dengan emas sehingga tak harus memilih cincin emas buat pernikahan Anda.

Cukup gunakan cincin perak atau perunggu dengan desain nan unik sehingga pernikahan Anda menjadi momen latif nan tak terlupakan. Anda juga dapat melihat bentuk cincin perkawinan nan biasa digunakan oleh raja-raja pada zaman dahulu sehingga lebih menarik dan tak terlalu modern seperti nan banyak ditawarkan oleh toko perhiasan zaman sekarang ini.

Namun, pemilihan bahan dasar pembuatan cincin pun kembali lagi pada keinginan dan asa kedua calon mempelai. Jangan sampai Anda menginginkan cincin berbahan dasar perak, sedangkan pasangan Anda tetap menginginkan cincin emas. Hal ini bukan akan membuat pernikahan berjalan lancar, tapi juga akan mempersulit kondisi keduanya.

Komunikasikan dengan baik dan secara bersama, cincin seperti apa nan akan digunakan buat mengikat kedua pasangan sebagai suami isteri nan tak terpisahkan oleh jeda dan waktu, serta gunakan materi nan memang cocok di kulit Anda dan pasangan. Setelah itu, baru cocokkan dengan budget nan Anda dan pasangan miliki.