Ekspor Belut - Pemilihan Lokasi Budi Daya Belut

Ekspor Belut - Pemilihan Lokasi Budi Daya Belut

Budi daya belut saat ini merupakan bisnis nan cukup menjanjikan. Mengingat banyaknya negara nan selalu meminta ekspor belut. Permintaan ekspor belut dari berbagai negara selalu tinggi pada negara Indonesia. Iklim Indonsia nan tropis dan masyarakat kita nan agraris memungkinkan belut buat berkembang biak dengan pesat apalagi jika dibudidayakan.

Berkahnya, bisnis ekspor belut di Indonesia ini menjadi salah satu komoditi ekspor cukup baik dari negara ini. Pada bisnis ekspor belut jugalah, sebagian masyarakat Indonesia menggatungkan hidupnya. Dari mereka nan langsung berhubungan dengan belut dalam hal ini pencari belut hingga pihak eksportir belut.



Permintaan Ekspor Belut nan Tinggi

Negara dengan permintaan ekspor belut terbesar ialah Jepang. Mereka meminta eskpor 1.000 ton belut per minggu. Hongkong 350 ton per minggu, Cina 300 ton per minggu, Malaysia 80 ton per minggu, dan Taiwan 20 ton per minggu.

Mengapa ekspor belut sangat besar di negara-negara itu ? Alasannya sebab belut sangat digemari di negara-negara Asia. Mereka tahu kandungan gizi nan terkandung dalam belut sangat tinggi dan sangat baik buat perkembangan otak.

Namun di Indonesia sendiri nan merupakan penghasil belut terbesar, komoditas belut kurang digemari. Mungkin sebab bau nan amis dan tak tak tahu cara mengolah belut menjadi kuliner nan lezat dan bergizi. Itulah sebabnya, ekspor belut menjadi pilihan bijak mengingat konsumsi belut di negara Indonesia nan tak terlalu tinggi.



Ekspor Belut - Budi Daya Belut di Banyak Negara

Pusat pengembangbiakan belut internasional terletak di Taiwan, Jepang, Hongkong, dan Malaysia. Sedangkan di benua Eropa, baru Prancis nan mau membudidayakan belut berkala internasional. Pembudidayaan belut di berbagai negara sedikit berpengaruh terhadap ekspor belut dari Indonesia ke negara-negara tersebut.

Adapun pusat pengembangbiakan belut di Indonesia terletak di daerah Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Daerah ini merupakan daerah nan potensial buat budi daya belut lokal sebab didukung oleh daerah pesawahan nan luas nan memungkin belut dapat berkembang pesat secara alami meskipun tak dibudidayakan. Daerah ini juga sekligus berperan dalam bisnis ekspor belut.

Mengembangbiakan belut lokal sebenarnya tak memakan biaya mahal. Bagi Anda nan nan punya huma minimal pun dapat beternak belut secara maksimal. Dari huma nan minimal, Anda dapat bekerjasama dengan berbagai pihak hingga ekspor belut pun bukan tak mungkin akan menjadi bisnis Anda selanjutnya.



Ekspor Belut - Pemilihan Lokasi Budi Daya Belut

Belut akan berkembang biak dengan kondusif dan nyaman jika loka tinggalnya tak terkena sinar matahari langsung. Kita harus mencari loka nan teduh atau menggunakan atap di atas kolam loka pembiakan belut. Di samping itu, perhatikan juga kemiringan dan batas kolam. Hal ini buat memudahkan Anda dalam melakukan pengamatan.

Memerhatikan bagaimana cara membudidayakan belut merupakan salah satu cara buat mempertahankan kualitas belut hingga akhirnya menghasilkan belut nan berkualitas. Ekspor belut berkualitas pun nantinya akan semakin menjadi usaha nan menjanjikan.

Sebelum memutuskan buat berbisnis ekspor belut, mengetahui bagaimana teknik budidaya belut nan sahih merupakan pilihan bijak. Dengan seperti itu, bukan tak mungkin nantinya Anda akan menjadi seorang pengusaha belut nan cukup sukses. Berikut ini ialah beberapa hal nan harus diperhatikan ketika Anda memutuskan buat membudidayakan belut.



1. Pembuatan Kolam Belut

Jika kita sudah menentukan lokasi buat membuat kolam. Buatlah tiga buah kolam dengan ukuran nan dapat disesuaikan dengan tanah nan Anda miliki. Ukuran kolam baku yaitu itu 2 x 4 meter persegi, baik buat kolam induk, kolam pemijahan, dan kolam pembesaran. Pemisahan kolam ini harus diperhatikan agar ekspor belut menghasilkan belut nan berkualitas.

Kita harus memisahkan antara kolam induk dan kolam pemijahan sebab biasanya anak-anak belut nan masih kecil akan menjadi santapan bagi belut-belut dewasa atau induknya sendiri. Oleh sebab itu, pemisahan kolam itu penting. Jika hal ini tak dilakukan, dapat jadi usaha ekspor belut nan Anda impikan hanya berakhir dengan kerugian.



2. Media Pemeliharan Belut

Sesuai dengan habitat aslinya, belut hanya dapat tinggal di dalam lumpur, maka loka atau kolam nan dijadikan loka pembiakan belut pun harus berlumpur. Media pembudidayaan belut juga merupakan faktor primer penentu sukses atau tidaknya bisnis ekspor belut Anda.

Gunakanlah lumpur dari sawah nan dicampur dengang pupuk kandang, sekam, atau gabah padi nan sudah dibusukan, batang pisang nan sudah dicacah, masukan semuanya kedalam kolam kemudian tuangkan air.



3. Pemilihan Benih Belut

Sebelum penanaman, buat kemudian dilakukan ekspor belut ke berbagai negara, pemilihan bibit belut juga harus diperhatikan. Belut harus mulus, dengan ciri-ciri anggota tubah nornal dengan sirip dan ekor nan sempurna. Tubuhnya tak ada luka atau ada bekas gigitan. Belut dalam keadaan lincah dan agresif. Penampilannya sehat, dengan tubuh nan keras dan meliuk-liuk terus kela dipegang. Tubuhnya ramping dengan rona kuning kecokelatan. Usia nan bagus buat benih ialah sekira dua sampai empat bulan.



4. Pengembangbiakan Belut

Belut memiliki masa kawin antara 4 sampai dengan 5 bulan di musim penghujan. Belut ialah hewan nan nokturnal nan mengadakan aktivitas di malam hari. Maka waktu nan cocok buat mengawinkan belut ialah saat malam dan pada suhu di bawah 28 derajat Celcius.

Bila musim kawin tiba, belut jantan biasanya keluar dari sarangnya dan menari-nari di pinggir kolam. Lalu, belut akan membuat lubang di tepian nan dangkal dan nan betina diundang buat masuk ke lubang nan seperti huruf U nan kita sebut dengan pelaminan belut. Dalam mengundang betina, biasanya belut jantan mengeluarkan busa dan menunggu pasangannya buat dibuahi. Kemudian, si betina akan menghampiri dan terjadilah perkawinan.



5. Penetasan Telur

Telur-telur belut akan dijaga oleh belut jantan dan akan menetas secara alami dalam waktu 10 hari. Pada saat menetas, bayi-bayi belut ini berwarna kuning dan akan berubah menjadi cokelat menjelang mereka dewasa. Belut jantan ini akan mengasuh anaknya sampai usia dua minggu atau sampai mereka meninggalkan sarangnya sendiri-sendiri. Setelah mereka terpisah dari belut jantan, alihkan pada kolam ketiga yaitu kolam pembesaran.

Dalam kolam pembesaran, berilah makan nan cukup agar si belut bisa tumbuh besar dengan pesat. Anda dapat memberinya pelet homogen makanan lele, serangga, atau ikan kecil sebab belut cenderung karnivora.



6. Hama Belut

Belut sporadis sekali terkena penyakit nan disebabkan oleh kuman atau bakteri. Biasanya hama belut nan mengancam ialah predator dari lain, seperti kodok, lele, atau ikan-ikan lain, maka jauhkan ikan-ikan predator dari kolam belut tersebut. Biasanya belut akan cepat wafat jika kolam tersebut terlalu banyak air dan kurang lumpur. Belut juga dapat wafat jika kekurangan air. Maka komposisi air dan lumpur dalam penampungan belut harus benar-benar diperhatikan.

Ada banyak hal nan harus diperhatikan jika Anda berniat buat membudidayakan belut, terlebih jika Anda berniat buat melakukan ekspor belut ke berbagai negara. Kualitas dari ekspor belut harus benar-benar diperhatikan, agar bisnis ekspor belut Anda pun berhasil dan mendapatkan banyak pelanggan.