Rekor Piala Dunia

Rekor Piala Dunia

Klose lahir di Opole propinsi Silesia, Polandia, dari rahim ibunya Barbara Jez. Dia diasuh ayahnya Josef Klose nan merupakan pesepakbola professional asal klub Oderka Opole, bermain di divisi dua Polandia. Bila dibandingkan dengan klub-klub asal Indonesia, mungkin tak lebih unggul dari klub sepak bola Indonesia semacam Persib atau Sriwijaya FC.

Walau lahir di Silesia, nan ribuan tahun menjadi tanah orang-orang Slavonic, kepalanya rupanya lebih sering menengok ke arah Barat. Dia memilih bermain buat Jerman, hanya sebab keluarganya tinggal di kota Kusel, Jerman.

Tidak jelas sahih mengapa ia lebih memilih Jerman dibandingkan dengan tanah airnya. Padahal dalam kesehariannya dia selalu menggunakan bahasa Polandia. Belakangan diketahui bahwa permasalahan pilihan buat bermain dengan negara mana pun tak krusial baginya. Klose mengaggap dirinya bukan Jerman dan bukan juga Polandia, tapi Eropa saja.



Si Raja Udara dari Tim Merah

Kehebatan pria setinggi 1.8 meter dan pernah bergaji 180.000 dollar seminggu ini ialah dominasi bola udara di wilayah kotak penalti. Jasa kepala dan kakinya digunakan oleh klub ‘Merah’ Kaiserlautern selama tujuh musim.

Dua musim di tim junior dan menghasilkan 44 gol di Bundes perserikatan sepanjang 118 penampilan, cukup tajam bagi pemain muda. Tentu saja itu berkat kerja sama dengan dengan lagenda klub, seperti Ciriaco Sforza, Marian Hristov, bahkan Michael Ballack.

Berkat kehebatannya, klub berwibawa di Bundes liga, Werder Bremen mengontraknya selama tiga musim, dari 2004-2007. Berkerja sama dengan Johan Micoud dan Ailton, ia semakin hebat dengan produksi gol di Bundesliga sejumlah 55 gol dari 89 pertandingan saja. Prestasi individu itu diikuti dengan ganjaran piala perserikatan DFB Pokal pada 2006.

Habis Bremen, muncul Muenchen. FC Hollywood, julukan Muenchen nan biasa mengumpulkan pemain lokal terbaik, memboyongnya dari musim kompetisi 2007-sampai sekarang. FC Hollywood menggaji Klose sebesar 180 ribu dollar perminggunya. Bayaran mahal itu dibayar kembali olehnya dengan dua gelar kampiun Bundes perserikatan dan satu runner up Champion Eropa.

Klub nan bermarkas di Allianz Arena ini, pada saat itu lagi hebat-hebatnya. Tim ini susah dikalahkan. Dengan materi pemain-pemain nan kelas wahid, FC Hollywood ini mampu bertengger di puncak klasemen sekaligus buat mengangkat trophy nan ke-21. Tim nan ditukangi Ottmar Hitzfild juga menjuarai piala Perserikatan Jerman nan biasa disebut DFB Pokal. Di sana Ia berkolaborasi dengan Ze Roberto dari Brazil, Ivica Olic dari Kroasia, dan Thomas Mueller nan juga rekan di timnas Jermannya.

Sayang Bayern Muenchen terlambat mengikatnya. Klose sudah terlalu tua ketika teken kontrak pada 2007 usianya telah mencapai 28 tahun. Namun, walau tinggal menunggu masa pensiun, kehebatannya di kotak penalti belum lenyap sama sekali.

Pada setiap musim di Allianz Arena, kandang Muenchen, dia masih dapat mencetak gol di atas digit belasan. Dulu dikalangan masyarakat, Bundes perserikatan ialah perserikatan nan kurang menarik. Karena hanya tim nan kayalah nan sanggup buat juara. Terbukti dari Bayern Munchen nan berkali-kali juara. Itu sangatlah kurang menarik. Jadi, seakan-akan hanya Bayern Munchenlah nan memiliki pemain nan berkualitas tinggi.

Padahal masih banyak pemain-pemain nan memliki talenta nan terpendam. Seperti di klub Wolfsburg, ada nama Edin Dzeko, Borussia Dortmund ada Mario Goetze, Shinji Kagawa, Marko Marin, Robert Lewandowski, Werder Bremen ada Diego Ribas dan Mesut Ozil.

Seiring perkembangan waktu, lahirlah kampiun juara baru di Bundes liga, seperti Borussia Dortmund. Selain itu, sudah banyak klub nan memiliki pemain nan disinyalir memiliki talenta di atas rata-rata.

Sebut saja Pavel Pogrebnyak dari Bayern Leverkusen dan Jefferson Farfan dari Schalke 04. Bundes perserikatan pun telah melahirkan klub-klub nan tadinya biasa-biasa saja, sekarang disulap menjadi underdog , seperti TSG Hoffenhaim, Bayer Leverkusen, Schalke 04, Borussia Dortmund, Hamburg SV, Werder Bremen, Borussia Munchengladbach, dan Vfb Stuttgart.

Tim tim ini mampu menyaingi tim kuat Bayern Munchen. Sejak musim 2 musim terakhir, Bayern Munchen bukanlah ancaman nan serius bagi Borussia Dortmund. Klub nan berjersey kuning tersebut mampu menjuarai Bundes perserikatan 2 kali berturut-turut. Padahal jika dilihat dari kondisi internal timnya, Borussia Dortmund tengah dililit hutang.

Akan tetapi, masalah itu bukan sebagai penghalang mereka buat menjuarai Bundes liga. Semangat mereka pun semakin membara. Shinji Kagawa, mario Goetze, dan Robert Lewandowski memiliki peran nan sangat vital buat gelar juara. Selain itu, nama Sebastian Kehl, ia juga memiliki peran krusial di lini tengah. Dan nama Mats Hummel, pemain ini ialah pemain kunci di lini belakang Dortmund.

Sekarang, si Raja Udara itu pun berlabuh ke negara sepatu, Italia. Ia dikontrak oleh salah satu klub italia, S.S Lazio selama beberapa musim. Di sana pun, Ia langsung masuk squad inti nan sempat diasuh oleh Edy Reja, sebelum dia mengundurkan diri dari kursi kepelatihan.

Klose berduet dengan striker gaet Perancis, Djibril Cisse, Tomasso Rochi, dan Hernanes. Klub nan berjuluk “le Aquile” (Si Elang) atau “Aquilotti” (Si Elang Muda) langsung menjadi pesain serius buat meraih Scudetto. Tapi, perjalanan mantan klub Hernan Crespo ini tak konsisten.

Hal tersebut terbukti ketika melawan tim promosi, atau dapat dibilang antah brantah, mereka kalah dengan skor nan meyakinkan. Ditambah lagi rekan setimnya, Djibril Cisse nan sering keluar masuk rumah sakit dampak cedera nan dialaminya. Untung saja pada saat itu muncul nama Mauro Zarate nan mampu memback up posisi Djibril Cisse. Nama Goran Pandev pun juga tampil gemilang.

Tim nan berdiri sejak tahun 1900 ini, memiliki semangt tim nan luar biasa. Tim ini memiliki kelebihan di lini tengah, dengan nama nama pemain, seperti Hernanes, Cristian Ledesma, Stefan Mauri, Loric Cana, dan lain-lain. Dengan kapital pemain tengah nan kualitasnya lebih dari cukup inilah, Lazio sempat berlaga di ajang UEFA, tropi tergengsi ke dua setelah perserikatan champion.



Rekor Piala Dunia

Dengan jumlah penampilan di tim nasional nan saat ini mencapai 103 penampilan, dan mencetak 44 gol, orang boleh menyebutnya sebagai pemain legenda. Terlebih saat pencapaian golnya menyamai rekor lagenda Jerman lain Gerd Muller, nan mampu mencetak 14 gol sepanjang putaran final di Piala Dunia.

Pada 2008, tepatnya diajang Piala Eropa, Miroslav Klose masih menjadi pilihan primer instruktur Juergen Klinsmann. Dengan diduetkan Lukas Podolski, ia tampil luar biasa. Ia pun membawa timnas Jerman ke final buat menghadapi tim kuat, Spanyol.

Sayang, hasil jerih payanya tak dibayar dengan trophy nan diadakan 4 tahun sekali ini. Timnas Jerman menelan kekalahan dengan skor 1-0 nan dicetak oleh striker Liverpool saat itu, Fernando Torres. Gol semata wayangnya pun membawa timnas Spanyol menjuarai piala eropa buat nan pertama kalinya.

Pada 2010, sebagai pemain nan telah berusia 32 tahun, ia masih diandalkan Joachim Loew, instruktur timnas Jerman, sebagai striker tunggal di lini depan Timnas Jerman. Tunggal, sebab tak ada pemain Jerman lain nan mampu menggesernya dari sana. Bahkan, Loew menjanjikan padanya akan bermain di piala Global Brazil pada 2014, jika performanya masih oke.

Tentu saja, semua orang penasaran akan kehebatan ‘si pengkhianat’ Klose bagi Jerman, sehingga dia masih diandalkan. Tidak lain tak bukan ialah naluri golnya. Dia tak cepat dalam drible dan lompatannya tak begitu tinggi, tapi di kotak penalti, enam bek sekali pun nan dipasang buat menjaganya dijamin akan salah tingkah sebab ia tahu bola akan terbang ke mana.

Di ajang piala Eropa 2012, Klose masih dipanggil oleh instruktur Joachim Loew. Instruktur timnas Jerman itu masih belum memiliki pengganti nan sepadan dengannya. Timnas jerman mampu melewati fase grup dengan mudah, mengalahkan semua tim kuat nan berada di grup B, yaitu Belanda, Denmark, dan Portugal.

Banyak nan memprediksi jika nan lolos dari fase grup ialah Jerman dan Belanda. Akan tetapi, lagi-lagi piala eropa memberi kejutan. Denmark mampu mengalahkan Belanda nan secara kualitas pemainnya lebih rendah. Itu menandakan bahwa pemain nan berkualitas tak menjamin suatu tim akan menang. Tim nan akan menang itu ialah tim nan memiliki kekompakan dan kolaborasi nan baik.

Demikian sekilas mengenai pemain Jerman Miroslav Klose. Semoga informasi tersebut bisa menambah informasi Anda mengenai pemain sepak bola dunia.