Film Tuyul Kocak
Tuyul ialah salah satu jenis hantu dalam kultur Indonesia. Bagaimana wujudnya direka berdasarkan kepercayaan dan dialog dari mulut ke telinga. Dari cerita nan beredar inilah maka wujud dari tuyul tersebut tercipta.
Para sineas menangkap kenyataan tersebut lalu memvisualisasikannya dalam bentuk film dan berbagai tayangan lainnya. Film tuyul pun menjadi tayangan khas Indonesia nan sangat fenomenal.
Penampakkan Tuyul
Indonesia memang negara nan kaya akan kisah hantunya. Banyak sekali hantu nan beredar di negara ini mulai dari nan kecil hingga besar. Semua tak lain ialah sebab keanekaragaman nan dimiliki oleh negeri ini nan terdiri dari berbagai suku dan budaya.
Banyaknya budaya nan dianut oleh masyarakat memiliki peran aktif dalam sumbangsih kepercayaan nan dimiliki oleh bangsa ini. Sudah seharusnya kita bangga dengan berbagai khasanah nan dimiliki oleh budaya Indonesia.
Salah satu kepercayaan nan dimiliki oleh masyarakat nan ada di Indonesia tentang keberadaan makhluk mistik ialah adanya tuyul. Tuyul merupakan homogen makhluk mistik nan memiliki sifat suka mencuri uang. Dia mencuri bukanlah sebab dirinya sendiri melainkan disuruh oleh tuan nan menguasainya.
Tuyul merupakan cerita makhluk mistik nan dipercaya oleh masyarakat jawa. Namun dengan berkembangnya teknologi maka sekarang tuyul banyak dipercaya oleh banyak orang selain orang jawa itu sendiri. Peran pertelevisian memiliki andil nan besar dalam penyebaran kepercayaan tersebut kepada masyarakat lain selain masyarakat jawa.
Dalam masyarakat jawa dipercaya bahwa tuyul merupakan salah satu makhluk pesugihan. Kata pesugihan sendiri berasal dari kata sugih nan berarti kaya. Jadi maksud dari pesugihan ialah pembuat seseorang menjadi kaya.
Seseorang nan memelihara tuyul maka dipercaya akan menjadi orang kaya tanpa harus bekerja keras. Hal tersebut dapat terjadi sebab pada dasarnya tuyul tersebut nan bekerja buat tuannya dengan jalan mencuri uang. Namun ada sebuah keanehan dalam pencurian nan dilakukan oleh tuyul tersebut.
Dalam melakukan aksinya dipercaya bahwa tuyul hanya mencuri selembar uang saja dan tak lebih dari itu. Jadi meskipun di lemari anda ada banyak sekali uang berlembar-lembar maka nan diambil hanyalah satu lembar saja.
Hal tersebut berbeda sekali dengan ilmu pesugihan nan lainnya. Misalnya saja ilmu pesugihan babi ngepet. Ilmu pesugihan nan satu ini cukup diwaspadai sebab hanya dengan menempelkan badan ke dinding rumah nan ditarget maka mal secara otomatis akan pindah. Tentu saja sangat berbeda dengan tuyul nan hanya mencuri selembar saja.
Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan para koruptor jauh lebih dahsyatan para koruptor nan menggerogoti uang rakyat. Uang nan sejatinya buat seluruh rakyat nan berumlah sangat banyak hingga ratusan juta jumlahnya digunakan hanya buat perseorangan saja atau kelompok saja. Tentu ini lebih dahsyat daripada tuyul ataupun ilmu pesugihan lainnya nan hanya merampok satu orang saja.
Meskipun demikian bukan berarti semua tindakan tersebut dapat dibiarkan. Namanya mencuri tetap saja salah sebab telah mencuri hak orang lain. Jadi semua itu tetaplah salah baik di mata hukum maupun mata agama.
Tuyul digambarkan sebagai sesosok nan mirip dengan manusia tetapi dengan ukuran nan sangat kecil. Karen kecilnya tersebut maka tuyul bebas masuk ke dalam rumah orang lain dengan sesuka hatinya. Tuyul juga digambarkan mirip dengan sesosok anak kecil nan tak memiliki rambut alias botak.
Selain itu juga, digambarkan bahwa dia tak menggunakan baju sama sekali. Jika anak kecil nan berkeliaran seperti itu maka akan terlihat lucu tetapi jika tuyul nan berkeliaran maka terlihat seram sekali.
Tuyul Tempo Dulu
Film tuyul muncul dengan judul Tuyul pada 1978. Film tersebut menampilkan tuyul sebagai sosok anak kecil botak nan bisa memberikan kekayaan pada tuannya.
Film Tuyul digarap oleh Pitrajaya Burnama dengan bintang primer Muni Cader dan Debby Cynthia Dewi. Pemain film Tuyul lainnya yaitu Alwi Oslan, A. Hamid Arief, W.D. Mochtar, Darto Helm, dan Suryokemono.
Dalam penggambarannya memang tuyul diibaratkan seperti mesin pencetak uang bagi mereka nan malas bekerja. Bagi orang nan ingin cepat kaya tetapi tak mau susah bekerja maka jalan nan dipilih ialah jalan pintas nan membahayakan.
Salah satunya ialah dengan memelihara tuyul. Memelihara tuyul tentu saja tak mudah. Perlu sebuah ritual spesifik agar keinginan buat memelihara tuyul tersebut dapat tercapai. Kalo sudah tercapai maka tuyul siap buat disuruh mencuri dimana saja dan kapan saja. Dan nantinya tuan atau orang nan memelihara tuyul ini akan kaya tanpa harus bekerja keras.
Film tuyul lainnya muncul setahun kemudian dengan judul Tuyul Perempuan . Film Tuyul Perempuan disutradarai Sofyan Sharna nan menghadirkan Darto Helm dan S. Bagio sebagai pemeran utama.
Film produksi 1979 ini juga memiliki cerita nan mirip dengan film Tuyul terdahulu nan menceritakan orang kaya baru dampak memelihara tuyul. Titiek Puspa, Diran, Sol Saleh, Ade Irawan, Alwi Oslan, Dadi Djaja, Didit Kasidi, Eddy Hansudi, El Koesno, Emma Gangga, Komalasari, M. Pandji Anom, serta Liza Tanzil, turut bermain dalam film Tuyul Perempuan itu.
Film Tuyul Kocak
Bertahun-tahun kemudian, film tuyul tak digarap lagi hingga Multivison Plus memproduksi serial Tuyul dan Mbak Yul pada 1990-an.Film tuyul versi televisi itu melambungkan nama Ony Syahrial nan menjadi Ucil, tuyul imut nan sudah insyaf, tak mau mencuri lagi. Karena dianggap melenceng, Ucil diburu oleh 2 tuyul algojo utusan raja tuyul. Tuyul dan Mbak Yul tayang di RCTI, lalu diputar ulang di TPI.
Lanjutan film tuyul ini hadir dengan judul Tuyul Milenium dan Mbak Yul yang tayang di ANTV. Sayangnya, sekuel film tuyul kocak tersebut tak mendapat sambutan meriah sebagaimana versi perdananya.
Film luar negeri nan menghadirkan sosok tuyul ialah Casper . Film Casper beredar pada 1995. Christina Ricci dan Bill Pullman membintangi film nan diadaptasi dari film kartun dan komik Casper the Friendly Ghost itu.
Berbeda dengan film tuyul Indonesia, karakter Casper nan tampil sebagai sosok botak dan berwarna putih transparan itu merupakan hasil rekayasa teknologi computer-generated imagery .
Film bertema tuyul sepertinya akan tetap hadir menggentayangi penonton film Indonesia. Terlebih kenyataan tuyul tetap ada dalam masyarakat modern Indonesia. Bagi Anda nan penakut, sebaiknya tak menonton film tuyul. Dapat jadi Anda akan terpengaruh dan mudah takut dengan sosok-sosok botak di kegelapan malam.
Kondisi Masyarakat Saat Ini
Meskipun sekarang sudah era digital tetapi bagia sebagian orang masalah klenik atau kepercayaan masih menjadi hal nan wajar di suatu daerah. Di jawa timur saja, banyak sekali kasus nan terjadi dampak adanya isu atau rekaan dari seseorang nan dianggap memelihara tuyul.
Pola pikir masyarakat kita meskipun sebagian sudah maju tetapi masih banyak juga nan jauh ketinggalan di belakang. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya pengrusakan rumah seseorang hanya diisukan memiliki ilmu hitam atau memelihara pesugihan.
Hal ini masih sering terjadi di masyarakat nan berada di Jawa. Seseorang nan ketika dalam kehidupan sehari-harinya tak terlihat terlalu keras dalam kerja kemudian mendapatkan penghasilan nan melimpah maka diisukan telah memelihara tuyul atau pesugihan nan lainnya. Padahal hal tersebut belum tentu terbukti kebenarannya.
Bisa jadi hal tersebut dilakukan oleh orang nan merasa iri dengan kesuksesan nan telah diraih oleh orang lain. Dapat juga dikarenakan oran difitnah tersebut ialah saingan bisnisnya sehingga harus disingkirkan.
Yang jadi pertanyaan besar ialah masih banyak nan percaya isu tersebut tanpa menanyakan terlebih dahulu kepada orang nan dituduh. Karena lebih mementingkan kepercayaan dan emosi akhirnya rumah seseorang pun dibakar dan dibumihanguskan. Bukankah hal tersebut tindakan nan anarkhis dan harus dihindari.
Sudah saatnya kita mampu memberikan pendidikan nan layak dalam menyelesaikan suatu perkara. Masalah dapat diselesaikan tanpa harus bertindak anarkhis seperti dengan membakar rumah tersebut. Penyelesaian masalah akan dapat berujung dengan damai jika diselesaikan dengan cara nan damai pula.
Sungguh sebenarnya hal nan seperti ini ialah sesuatu nan seharusnya tak terjadi. Banyak sekali sekarang ini orang nan sudah menjadi sarjana dan memiliki pendidikan nan cukup, maka sudah seharusnya pola pikir nan kurang baik tersebut mampu diselesaikan dengan pikiran nan damai.
Marilah semua hayati rukun tanpa sine qua non perpecahan. Jika ada maslah maka kita selesaikan dengan damai.