10 Firman Tuhan dan Bani Israel

10 Firman Tuhan dan Bani Israel

Bagi para penikmat film sejarah, niscaya tahu betul film The Ten Commandments . Film lawas nan mengambil cerita dari Kitab Perjanjian Lama (kitab Yahudi) itu, bahkan sudah dibuatkan versi remake -nya. Film tersebut menggambarkan perjuangan Nabi Musa dalam menyampaikan 10 firman Tuhan kepada umatnya (bangsa Yahudi).

Tapi kali ini, kita tidak hendak bercerita akan kedahsyatan film tersebut dalam menyajikan special effect ketika Bahari Merah terbelah atau membahas akting Charlton Heston sebagai Musa nan pantas diacungi dua jempol. Kita hendak mengupas inti pesan dari film tersebut, yaitu tentang 10 perintah (firman) Tuhan. Firman nan kemudian hari menjadi ruh dari kitab kudus Taurat/Perjanjian Lama. Termasuk juga jadi jiwa dari hal-hal nan diajarkan di kitab kudus bagi umat Kristen (Injil/Perjanjian Baru) dan Islam (Al Qur’an).



Membedah 10 Firman Tuhan

Walau tidak banyak bukti tertulis nan mengabarkan kejadian saat firman Tuhan diterima oleh Nabi Musa, tapi sebagian besar meyakini bahwa Nabi Musa menerima perintah itu ketika ia mendaki dan menyendiri di Bukit Sinai. Daerah nan kini ada di wilayah negara Mesir itu, dipercaya jadi loka Tuhan menurunkan mandat.

Apa itu mandatnya? Mandat dari Tuhan tersebut berupa aturan-aturan nan harus ditaati oleh manusia, khususnya bagi Bani Israel (umat Yahudi) nan ketika itu melakukan eksodus (mengungsi) dari Mesir. Anggaran nan terangkum dalam 10 firman Tuhan ialah jalan keselamatan bagi mereka. Tak hanya selamat di dunia, tapi juga kehidupan akhirat.

Setelah mendapat 10 firman Tuhan, Nabi Musa pun turun gunung buat menemui umatnya (Bani Israel) dan mengabarkan warta gembira tersebut. Tuhan sudah menurunkan firmannya dan mereka wajib menjalankannya.Lalu, apa saja 10 firman itu? Berikut ini isi dan klarifikasi ringkasnya.



Firman Pertama - Jangan Ada Padamu Tuhan Selain Aku (Allah)

Penegasan hanya Allah nan harus disembah ialah inti dari ajaran nan dibawa Nabi Musa. Firman pertama nan berisi ajaran penunggalan pada satu Tuhan, sebenarnya merupakan pengingat kembali dari apa nan pernah diajarkan nabi-nabi sebelumnya bahwa Allah lah satu-satunya Tuhan sejati.

Pembersihan keyakinan bahwa tak ada Tuhan selain Allah menjadi sangat penting. Mengapa? Karena pada saat Musa diutus menjadi nabi bagi umatnya, kondisi spiritual mereka sangat menyimpang. Umat Nabi Musa (Bani Israel) memang percaya bahwa Tuhan mereka ialah Allah. Namun, mereka juga percaya ada kekuatan-kekuatan lain nan setara dengan Allah. Hal itu nan membuat mereka menyembah dan menjadikannya sebagai Tuhan. Firman pertama ini menegaskan bahwa kepercayaan seperti itu harus dihapus.

Di kemudian hari, doktrin (firman) tersebut jadi landasan primer bagi tiga agama (Yahudi, Nasrani, dan Islam). Yaitu, doktrin monotheisme (percaya pada satu Tuhan). Firman tersebut menjadi karakteristik khas dari tiga agama dengan jumlah penganut terbesar saat ini.



Firman Kedua - Jangan Membuat Bagimu Patung nan Menyerupai Apa Pun

Patung, baik nan terbuat dari logam, tanah, maupun bahan makanan ialah haram. Begitu pula bentuk dari patung itu. Apakah berupa manusia, hewan, tubuh-tumbuhan, atau bentuk lainnya juga diharamkan. Ini ialah pesan nan dimaksud pada firman kedua Tuhan bagi Bani Israel.

Firman kedua ini merespon kondisi Bani Israel saat itu. Walaupun mereka dikenal sebagai umat nan mengharamkan patung buat sesembahan, namun realita berkata lain. Sebagian besar Bani Israel menjadikan patung sebagai wahana mereka dalam beribadah. Hanya sedikit dari mereka nan masih komitmen memegang ajaran tak boleh membuat patung, apalagi sampai menyembahnya.

Tradisi membuat dan menyembah patung telah mendarah daging. Bahkan, ketika Nabi Musa baru saja memperoleh 10 firman Tuhan dan turun dari Bukit Sinai menjumpai umatnya. Nabi Musa mendapati mereka membuat patung sesembahan berbentuk sapi dari emas. Nabi Musa begitu murka dan menganggap umatnya itu begitu keras kepala. Susah buat berubah.



Firman Ketiga - Jangan Menyebut Nama Tuhan (Allah) dengan Sembarangan

Tuhan ialah sesuatu nan sakral. Begitu pula dengan namanya. Tidak boleh disalahgunakan buat melakukan hal-hal nan tak baik. Seperti berjanji atas nama Tuhan, tapi kemudian mengingkarinya. Atau perbuatan-perbuatan lain nan sarat dengan kepentingan duniawi namun dengan menyebut nama Tuhan, maka jadilah ia kudus dan sakral. Perbuatan seperti ini dalam firman ketiga dilarang buat dilakukan oleh Bani Israel.

Penyakralan nama Tuhan seperti nan disebutkan dalam firman ketiga, membuat Bani Israel bersikap dan bertindak hati-hati ketika hendak mengatakan nama Tuhan mereka. Bahkan dalam perkembangan selanjutnya, timbul tradisi nan menolak menyebutkan nama Tuhan. Kalau pun terpaksa disebutkan, nama Tuhan bani Israel (Yahudi) nan dalam beberapa surat keterangan disebut dengan nama Yahweh (bukan Allah), hanya disingkat menjadi YWH.



Firman Keempat - Ingatlah dan Kuduskanlah Hari Sabat

Hari Sabat (hari Sabtu dalam almanak Masehi) ialah hari sakral umat Yahudi. Dalam firman keempat, secara gamblang menyebutkan kesucian hari tersebut. Sabat dalam bahasa Ibrani berarti ‘istirahat’ atau ‘berhenti bekerja’ sehingga pada hari Sabat, bani Israel dilarang buat beraktivitas atau bekerja seperti pada hari-hari lainnya. Mereka dianjurkan buat memperbanyak ritual keagamaan.

Sabat dimulai sesaat sebelum matahari terbenam pada hari Jumat, dan terus berlangsung hingga tibanya malam pada esoknya, hari Sabtu. Dalam tradisi Yudaisme (Yahudi), Sabat merupakan hari ketujuh dalam hitungan satu minggunya (tujuh hari) mereka.Tradisi ini juga memilik kemiripan dengan agama Nasrani dan Islam, yaitu kemiripan dalam penyakralan satu hari dalam seminggu. Nasrani pada hari Minggu dan Islam pada hari Jumat.



Firman Kelima - Hormatilah Ayah dan Ibumu

Firman kelima merupakan bentuk penjagaan terhadap nilai-nilai keluarga. Bagaimana keluarga dipandang sebagai unit terkecil serta pertama dalam membentuk individu nan taat kepada Tuhan. Dan orangtua ialah unsur krusial bagi terciptanya keluarga ideal. Menghormati mereka juga berarti menghormati Tuhan.



Firman Keenam - Jangan Membunuh

Salah satu insting dasar manusia ialah membunuh. Hal itu tidak dapat dibantah. Oleh Karena itu, firman keenam memagari kesamaan destruktif tersebut. Jangan membunuh tanpa alasan nan masuk akal dan dapat dipertangungjawabkan dihadapan Tuhan.



Firman Ketujuh - Jangan Berzina

Berzina atau berhubungan seksual dengan pasangan tanpa adanya tali pernikahan, sudah jadi penyakit masyarakat sejak zaman dulu. Perbuatan nista ini harus dihapus. Oleh sebab itu, dalam firman ketujuh, Tuhan menegaskannya agar Bani Israel tak melakukan perbuatan itu.



Firman Kedelapan - Jangan Mencuri

Mencuri atau mengambil barang milik orang lain tanpa pemilik itu mengetahuinya ialah perbuatan salah. Dalam firman kedelapan, dengan jelas bahwa mencuri itu dilarang.



Firman Kesembilan - Jangan Mengucapkan Saksi Dusta tentang Sesamamu

Berkata dusta apalagi ketika perkataan itu dikaitkan dengan persaksian palsu, amat fatal akibatnya. Orang tidak berslah, dapat jadi korban dampak saksi palsu, begitu juga sebaliknya. Rekaan di masyarakat jadi mewabah. Untuk itu, dalam firman kesembilan, Tuhan melarangnya.



Firman Kesepuluh - Jangan Mengingini Rumah (milik) Sesamamu

Sikap atau konduite ini dilarang (firman kesepuluh) sebab dapat menimbulkan berbagai penyakit hati. Rasa iri, dengki, dan cemburu bukan sifat terpuji.



10 Firman Tuhan dan Bani Israel

Dari 10 firman itu, jika diringkas setidaknya ada dua ajaran utama, yaitu ajaran nan mengatur interaksi antara manusia dengan Tuhan (firman kesatu hingga keempat) dan mengatur interaksi antara sesama manusia (firman kelima dan kesepuluh). Jika kedua ajaran primer ini dijalankan, maka layaklah kebahagiaan global akhirat bisa dirasakan oleh Bani Israel sebab sebelum firman itu turun, mereka menjadi bangsa budak di negeri Fir’aun (Mesir). Kebahagiaan mereka terampas.

Bani Israel pun dijanjikan oleh Tuhan akan menempati suatu wilayah nan dinamakan Kana’an (Palestina) dan menjadi penguasa di daerah tersebut. Akan tetapi, sebab ketidakpatuhan mereka dalam menjalankan 10 firman Tuhan, Bani Israel terlunta-lunta dan menjadi bangsa nan terjajah di negeri nan sebenarnya telah Tuhan janjikan buat mereka.