Cara Bersabar dan Ikhlas

Cara Bersabar dan Ikhlas



Permasalahan Hidup

Setiap manusia nan hayati di global niscaya pernah mendapatkan suatu permasalahan dalam kehidupannya. Sabar dan ikhlas sulit dilakukan jika seseorang tak mampu menyadari, bahwa segala sesuatu nan terjadi di global ini, pada hakikatnya hanyalah ujian. Kita sebagai manusia seringkali membahasakan ujian nan tak menyenangkan sebagai sebuah permasalahan.

Oleh sebab itulah, kita seyogyanya mampu memandang permasalahan hayati tak hanya dari sisi negatifnya saja, tapi juga dari sudut pandang lain nan bernilai positif.

Misalnya saja, jika selama ini kita menganggap ujian sebagai sebuah peringatan bagi manusia nan lalai, maka ada baiknya juga jika sesekali kita menganggap permasalahan tersebut sebagai cobaan buat kita agar dapat meningkatkan derajat keimanan kepada Allah.

Berbagai permasalahan hayati nan seringkali dikeluhkan oleh manusia ialah mengenai harta fisik nan membuat kita sering merasa kekurangan. Padahal, materi seperti itu bukanlah hal primer nan harus kita kejar demi mendapatkan ridha dari Allah swt.

Dengan adanya permasalahan tersebut, justru seharusnya kita merasa gembira sebab hal tersebut berarti bahwa Tuhan memberikan perhatian lebih kepada kita sebagai umat-Nya.
Beragam permasalahan nan diberikan Allah kepada kita juga merupakan refleksi bahwa kita merupakan orang nan diberi kemampuan dan tanggung jawab buat dapat menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut.

Mari kita amati firman Allah swt dalam Al Qur’an Surat Al Baqoroh ayat 115-157 nan artinya :“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah warta gembira kepada orang-orang nan sabar…”

Seringkali seeorang justru mampu bersabar dan ikhlas, di saat dia menerima ujian dari Allah dengan hal nan menyenangkan. Tapi dengan hal sebaliknya, maka kebanyakan dari kita kebanyakan begitu sulit menerimanya. Stres, terpukul, bersedih hati, meratapi nasib dan merasa kehilangan nan sangat berat seharusnya tak perlu kita alami.

Juga coba kita lihat arti Al Qur’an surat Al ‘Ankabuut ayat 2 berikut ini : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tak diuji lagi?”

Ayat tersebut merupakan sebuah dalil nan menguatkan pemahaman mengenai ujian bagi orang-orang nan hendak beriman kepada Allah. Jadi, jika kita menerima sebuah ujian dan cobaan, anggaplah hal tersebut sebagai ujian nan mampu membuat kita lebih dekat kepada Allah dan segala nan diperintahkan-Nya.

Dengan cara tersebut, kita akan senantiasa belajar buat dapat sabar dan ikhlas, tanpa sering mengeluh, bahkan melakukan tindakan nan bernilai negatif dampak rasa putus harapan nan kerap muncul dalam pikiran manusia saat dilanda kesedihan, kekurangan, dan ujian lainnya nan diberikan oleh Allah.



Sabar Itu Tak Ada Batasnya

Banyak sekali orang nan mengungkapkan “kesabaran itu ada batasnya” ketika mereka sudah mengalami jalan buntu atau sesuatu nan sulit dicari jalan keluarnya.

Padahal, Allah senantiasa menyediakan jalan keluar bagi setiap permasalahan hayati manusia di global asalkan mereka mampu ikhlas dan sabar saat menghadapi ujian dan cobaan tersebut.
Setiap penyakit niscaya ada obatnya. Maka kita juga harus melihat segala permasalahan hayati sebagai sebuah penyakit nan niscaya dapat disembuhkan atas izin dan kehendak Allah.

Pemahaman kita bahwa sabar itu berbatas, akan membuat kita lemah dan sulit buat tegar dalam menerima segala permasalahan nan pada dasarnya datang dari Allah swt. Batin kita akan merasa ‘kerdil’ dan akan cenderung lepas kontrol dengan sebuah alasan bahwa ‘sabar itu ada batasnya’.

Padahal bukankah kita tahu seperti firman Allah swt. dalam Al Qur’an surat Al Baqoroh ayat 286 bahwa sesungguhnya ”Allah tak membebani seseorang melainkan sinkron dengan kesanggupannya” . Allah swt sangat paham kemampuan kita, jadi Allah swt. tak akan mungkin memberikan ujian nan melebihi batas kemampuan kita.

Sesungguhnya sabar dan ikhlas ialah perintah dari Allah swt. nan wajib kita laksanakan seperti halnya dengan kewajiban shalat fardhu nan harus dilaksanakan 5 waktu, bedanya, bila sholat dilaksanakan pada waktu-waktu nan telah ditentukan, sedangkan sabar dan ikhlas wajib dilaksanakan semenjak awal tertimpa masalah.

Seperti nan tertera dalam firman Allah swt. dalam Al Qur’an surat Al-Kahfi ayat 7 nan artinya sebagai berikut: ”Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa nan ada di bumi sebagai perhiasan bagi manusia, agar kamu menguji mereka siapakah di antara mereka nan terbaik perbuatannya.”

Dari ayat tersebut bisa disimpulkan bahwa buat menjadi nan terbaik, seseorang perlu diuji terlebih dahulu. Sebagai contoh, dalam kehidupan sehari-hari pun kita selalu dibekali dengan ujian buat naik kelas ketika bersekolah.

Begitu juga dengan taraf keimanan seseorang nan kualitasnya jauh lebih besar dan lebih tinggi dibandingkan dengan sebatas kualitas prestasi di dunia. Keimanan dan ketakwaan ialah prestasi terbesar nan dapat didapatkan oleh umat manusia di hadapan Allah.
Oleh sebab itu, segera enyahkan pemikiran bahwa sabar itu ada batasnya. Tuhan tak pernah memberikan batas apapun buat kebaikan. Begitu juga dengan kesabaran dan keihklasan nan kita miliki.



Cara Bersabar dan Ikhlas

Seringkali ketika kita mendapatkan suatu permasalahan, kita justru berprasangka jelek bahwa Allah pilih kasih dan tak sayang kepada kita. Padahal supaya permasalahan nan kita hadapi terasa ringan, maka kita harus menjaga persangkaan nan baik ( husnudzan ) kepada Allah swt. terhadap ujian permasalahan nan diberikan pada kita.

Dengan perasaan positif tersebut kita akan mampu bersabar dan dapat berfikir jernih buat mencari jalan keluar dari permasalahan nan kita hadapi. Kita harus berusaha sabar dan ikhlas.

Coba kita renungkan firman Allah swt. dalam Al Qur’an surat Al Baqoroh ayat 153 berikut ini : “Hai orang-orang nan beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang nan sabar.”

Kita harus menyadari dengan keimanan kita dapat ikhlas menerima segala ketentuan Allah swt, sebab segala hal nan terjadi, sudah ditetapkan Allah swt dalam Lauhfudz Mahfuzh.
Menerima segala ketentuan Allah dengan penuh keikhlasan ialah kewajiban. Jika kita tak sabar dan ikhlas apa kegunaan nan dapat kita ambil dari segala permasalahan nan kita alami?

Coba kita renungkan kembali, jika kita sabar atau tak sabar, ikhlas atau tak ikhlas, ujian kesulitan, kesedihan, segala permasalahan atau musibah tetap terjadi dan menimpa kita kan?

Jadi lebih baik kita terima dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Bila kita dapat sabar dan ikhlas menerimanya, maka Insya Allah, akan terasa ringan ujian tersebut. Percayalah!
Bila musibah baik besar ataupun kecil menimpa kita, sebaiknya kita mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun nan artinya ‘sesungguhnya kami ialah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kami kembali’.

Selain itu ikutilah ucapan itu dengan sebuah do’a nan diajarkan oleh Rasulullah saw sebagai berikut : “Ya Allah, beri saya nilai berharga dari musibah nan kualami dan gantilah dengan sesuatu nan lebih baik”.

Kita harus sadar bahwa Allah swt. ialah pemilik sesungguhnya segala sesuatu nan kita miliki di global ini. Dengan menyadari hal ini hanyalah titipan dari Allah swt, maka begitu Allah memintanya dari kita, Insya Allah kita akan lebih mudah mengikhlaskannya.

Sabar dan ikhlas ialah kunci primer dalam menghadapi permasalahan nan ditimpakan kepada kita. Hanya dengan sabar dan ikhlas pula semua permasalahan tersebut akan terasa ringan buat kita hadapi dan akan membuahkan kebahagiaan hidup.

Oleh karena itu, latihlah hati dan pikiran kita sejak dini agar senantiasa berprasangka baik kepada Allah dan umat-Nya di muka bumi ini. Dengan berpretensi baik tersebut, insya Allah kita juga dapat mengasah kualitas kesabaran dan keihlasan kita dalam menjalani kehidupan ini.

Berbagai permasalahan hayati tak akan lagi kita pandang sebagai sebuah kendala nan mampu mengubah jalan hayati menjadi lebih buruk. Akan tetapi sebaliknya, kita akan senantiasa menganggap bahwa segala permasalahan hayati nan kita lalui merupakan gerbang pembuka bagi kita buat melangkah menjadi lebih baik.

Sabar dan ikhlas nan terus menerus dijalani akan membuahkan hasil nan manis, yakni keterntraman dan kedamaian di global dan di akhirat. Karena sebenarnya, tak ada lagi sesuatu nan diharapkan oleh sleuruh umat manusia kecuali kedua hal tersebut.