Penyelidikan dengan Google Earth

Penyelidikan dengan Google Earth

Dalam buku Critias dan Timaeus Plato seorang filsuf Yunani antik (427 – 347 SM) menceritakan sebuah kota nan memiliki peradaban memukau nan terletak di daratan raksasa di atas Samudra Atlantik. Kota ini dikenal dengan nama Atlantis. Masyarakat Atlantis sangat bangga pada kekayaan nan mereka miliki. Kota dengan peradaban sangat maju tersebut bisa menghasilkan emas dan perak dalam jumlah tidak terhitung. Bahkan, dinding kerajaan Atlantis terbuat dari emas dan pagarnya terbuat dari perak.

Bukan hanya itu, kota ini juga memiliki pelabuhan dan kapal terlengkap, bahkan telah mampu menciptakan benda semacam pesawat. Namun, semua kemegahan itu lenyap dalam waktu semalam. Sebuah gempa dahsyat menenggelamkan kota ini ke dasar laut. Atlantis nan hilang sampai saat ini masih menjadi misteri.




Benarkah Atlantis Disapu Tsunami?

Menurut para pakar Institut Kelautan Leibniz, Kiel, Jerman, telah ditemukan tanda-tanda adanya sebuah bala besar dua millennium lalu di Samudra Atlantik. Bala dahsyat itu terjadi sebab pinggir beting benua Afrika terbelah dan menghamburkan puing-puing ke seluruh lepas pantai Maroko, bagian selatan dari kepulauan Canary. Ilmuwan menduga bahwa super tsunami inilah nan telah melenyapkan Atlantis nan dipercaya terletak di cekungan Atlantik.

Para peneliti nan dipimpin oleh ilmuwan Hartford dan arkeolog Richard Freund dengan menggunakan gambaran satelit, tomografi resistivitas elektrik, pemetaan digital, ground penetrating radar dan tekhnologi bawah air buat mencari kota nan diyakini telah tenggelam dampak tsunami tersebut.

Mereka mencocokkan formasi geologi dari pelukisan Plato tentang Atlantis dan almanak artefak buat menentukan waktu dari kota nan hilang itu guna melihat apakah mereka bisa mengkonfirmasi keberadaan kota tersebut. Sekitar 2.600 tahun lalu, Plato mengatakan bahwa kota hilang itu ialah sebuah pulau dengan lokasi di depan selat nan disebut juga Pilar of Hercules," menurut sebuah keterangan pers.

Freund telah menemukan 'kota-kota memorial misterius nan dibangun dalam gambaran Atlantis' di Spanyol Tengah, sebuah situs arkeologi nan berusia 4.000 tahun, menurut keterangan pers. Karena lokasi kota tersebut, Freund mengatakan bahwa ia meyakini kota Atlantis nan hilang itu terletak dekat pantai berlumpur di Spanyol.

"Ini ialah kekuatan dari tsunami," ujar Freund kepada Reuters. Ia menambahkan, "Hal ini sulit dipahami sebab peninggalan ini bisa terseret hingga 60 mil dari pantai, dan estetika itu hanya bisa kita bicarakan."

"Kami menemukan sesuatu nan orang lain belum pernah lihat sebelumnya, memberinya suatu lapisan kredibilitas, terutama buat arkeologi, lebih masuk akal," uajr Freund kepada kantor warta tersebut.

Temuan tim ini diungkap pada Finding Atlantis, buat National Geographic.Para peneliti berencana buat melakukan ekskavasi lebih lanjut pada situs nan diyakini sebagai Atlantis tersebut



Menguak jejak Atlantis

Atlantis selalu menarik perhatian. Penemuan-penemuan di dasar Samudra Atlantik selalu dikaitkan sebagai Atlantis nan hilang . Terhitung sejak 1968, kejadian-kejadian aneh bermunculan. Di kepulauan Bimini sekitar Samudra Atlantik, beberapa penyelam secara tak sengaja menemukan sebuah jalan besar membentang dari batu raksasa di dasar lautan.

Jalan itu dibangun dengan menggunakan poligon dan batu persegi panjang nan disusun sangat rapi meskipun ketebalan batu berbeda antara satu dan nan lainnya. Inovasi itu tentu saja membuat orang bertanya-tanya, benarkan jalan tersebut merupakan pos kerajaan Atlantis?

Pada awal 1970, di sekitar kepulauan Yasuel Samudera Atlantik, beberapa ilmuwan mencoba bereksperimen dengan melakukan pengeboran pada kedalaman 800 meter di dasar laut. Syahdan kabarnya mereka menemukan sebuah daratan nan telah ada sejak 12000 tahun silam, sebuah daratan nan mirip dengan Atlantis ketika masih berdiri di atas Samudra Atlantik. Apakah di sinilah loka hilangnya Atlantis?

Tahun 1974 , sebuah kapal peninjau bahari Uni Soviet telah membuat 8 lembar foto nan jika disatukan membentuk sebuah bangunan antik mahakarya manusia ! Apakah ini dibangun oleh orang atlantis ?

Tahun 1979, ilmuwan Amerika dan Perancis dengan piranti instrument nan sangat canggih menemukan piramida didasar bahari segitiga maut bahari Bermuda. Panjang pyramid kurang lebih 300 meter, tinggi kurang 200 meter, puncak piramida dengan permukaan samudera berjarak 100 meter, lebih besar dibanding pyramid Mesir. Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa. Air bahari denagn kecepatan nan menakjubkan mengalir di dasar lubang Piramida besar ini, apakah orang Atlantis membawa peradaban piramida ke Mesir ? Benua Amerika juga terdapat pyramid, apakah berasar dari kerajaan atlantis nan hilang

Tahun 1985, dua kelasi Norwegia menemukan sebuah kota antik dibawah area bahari segitiga maut . Pada foto nan dibuat oleh mereka berdua, ada dataran, jalan besar vertical dan horizontal serta lorong , rumah beratap kubah, sasana aduan (binatang), kuil, bantaran sungai dan lain-lain .Mereka berdua mengatakan: absolut percaya nan kami temukan ialah Benua Atlantik nan hilang

Yang disayangkan, piramida dasar bahari segitiga Bermuda , sukses diselidiki dari atas permukaan bahari dengan menggunakan instrument canggih, hingga benar-benar dibangun oleh tenaga manusia, karena mungkin saja sebuah puncak gunung bawah air tersebut berbentuk limas.

Foto peninggalan bangunan antik di dasar bahari nan diambil tim ekspedisi Rusia, juga tak bisa membuktikan di loka itu ialah bekas loka kerajaan Atlantis nan hilang . Setelah itu ada tim ekpedisi menyelam kedasar samudera jalan batu didasarlautan Atlantik Pulau Bimini, mengambil sampel jalan batu dan dilakukan penelitian laboraturium serta dianalisa. Hasilnya menunjukan bahwa jalan batu ini umurnya belum mencapai 10.000 tahun . Jika jalan ini dibuat oleh bangsa kerajaan Atlantis, setidak-tidaknya kurang dari 10.000 tahun . Mengenai foto nan ditunjukan kedua kelasi Norwegia itu hingga kini pun tak dapat membuktikan apa-apa.

Satu-satunya konklusi tepat nan diperoleh ialah sahih ada sebuah daratan karam di dasar bahari atlantik. Jika memang sahih di atas bahari Atlantik pernah ada kerajaan Atlantis, dan kerajaan Atlantis memang sahih tenggelam didasar bahari Atlantik, maka didasar bahari Atlantik niscaya bisa ditemukan bekas-bekasnya .

Hingga saat ini, kerajaan Atlantis tetap merupakan rahasia sepanjang masa. Pernah sekitar tahun 2003 lalu, nonton acara di Metro TV nan judulnya Ultimate 10, pada saat itu membahas 10 Loka paling misterius di Dunia, dan ternyata Atlantis duduk di urutan pertama diatas segitiga Bermuda dan Danau Loch. Dari situ aku baru mengetahui kalau memang loka paling misterius nomor satu membuat penasaran khalayak banyak .

Pada saat penayangan Atlantis, diputar film dokumenter mengenai pelacakan benua nan hilang oleh para tim arkeolog. Dan benar, dari apa nan aku saksikan didasar bahari perairan dangkal Karibia ditemukan semacam jalan setapak nan sangat panjang dengan struktur nan sangat modern. Selain itu, di perairan tersebut juga ditemukan semacam bekas-bekas bangunan nan telah hancur



Penyelidikan dengan Google Earth

Google memiliki kemampuan pemetaan secara 3D nan bisa menampilkan wilayah di bawah laut, seperti menampilkan gunung di bawah lautan. Seseorang menemukan ada suatu wilayah di perairan wilayah Atlantis nan menampilkan grid mirip kota. Dan tiba-tiba saja, wilayah Atlantis tersebut dihapus oleh Google dari Google Maps.

Google mengatakan bahwa wilayah grid Atlantis tersebut hanyalah kesalahan data sebab salah intepretasi software. Setelah diupdate, wilayah tersebut memang tak ada apa-apanya. Update terbaru ini merupakan penyempurnaan dengan peningkatan akurasi hingga 10 persen lebih baik

Tabliod The Sun mengabarkan seorang berkebangsaan Inggris telah melakukan penyelidikan tentang keberadaan Atlantis dengan menggunakan Google Earth. Kabarnya, orang tersebut menemukan bukti-bukti tentang keberadaan kota tersebut. Bukti-bukti nan dimaksud ialah sisa-sisa tembok nan saling silang seukuran Inggris.

Menurutnya, sangat tak mungkin jika hal itu terjadi atas dasar kebetulan. Bahkan, makhluk secerdas manusia pun tidak mampu membangun garis-garis sepanjang 3,5 mil semacamnya jika berada di dalam air laut. Inovasi ini muncul di sepanjang 620 mil bahari Maroko, di dekat kepulauan Canary.

Menanggapi hal ini, Google menyatakan, "Memang sahih banyak sekali hal baru nan ditemukan setelah Google Earth diluncurkan. Antara lain ditemukannya sebuah hutan di Mozambik berisi spesies langka nan belum diketahui jenisnya dan terumbu karang Australia serta residu peninggalan vila Romawi kuno." Namun, pihak Google membantah pernyataan sang penemu tadi. Google memberitahukan bahwa nan terlihat di dasar bahari itu merupakan Bathymetric ( seafloor terrain ) data dari kapal nan sedang mengambil pengukuran di dasar laut. Jadi garis tersebut merupakan jalan bahtera selama mengumpulkan data.

sampai saat ini belum ada bukti nan niscaya dalam pencarian atlantis nan hilang.