Mesin Pembuat Pelet Ikan
Salah satu hambatan peternak dalam budidaya ikan lele ialah soal pakan. Harga pakan nan terus melambung sulit dijangkau buat mengejar sasaran dan margin keuntungan. Petani membutuhkan sebuah terobosan buat mengatasi masalah ini. Salah satu penemuan nan diandalkan yakni membuat pakan alternatif baik itu berupa pelet nan tak mengurangi asupan gizinya. Lantas bagaimana cara membuat pelet ikan lele sendiri secara mandiri? Berikut akan diulas secara sederhana.
Jenis Budidaya Ikan Lele
Ikan lele terbagi mejadi dua; organik dan non organik. Untuk ikan lele organik miliki beberapa kelebihan jika dibandingkan non organik. Selain rasa, proses pembiakan khususnya pakan sangat menghemat biaya. Pun juga soal khasiatnya buat kesehatan. Bisnis ikan lele sendiri kini kian digemari. Permintaan nan selangit plus pengelolaannya nan tak rumit menjadi prioritas peternak pemula memilih budidaya ikan ini. Namun tak sedikit peternak nan harus gulung tikar dampak tersandung harga pakan nan kian melambung. Inilah mengapa perlu dilakukan sebuah terobosan mutakhir.
Ikan lele umumnya dapat berkembang dengan baik dan maksimal apabila ditunjang dengan pakan protesis dengan kadar protein mencapai 30 persen. Namun apabila makanan ini dipakai sebagai bahan makanan pokok dan ikan lele tak ditunjang dengan makanan dari bahan alami maka perlu ditingkatkan kadar proteinnya hingga 40 persen. Nah buat ramuan pelet ikan lele dan cara pembuatannya dapat dilihat selengkapnya seperti berikut.
Pakan Lele Berupa Pelet
Sebelum masuk ke cara membuat pelet ikan lele, siapkan beberapa bahan nan diperlukan seperti tepung ikan (120 gram), tepung darah (100 gram), tepung kedelai (200 gram), tepung terigu (100 gram), tepung daun turi (350 gram), vitamin (50 gram), garam mineral (10 gram), kaldu (80 gram), dan dedak halus (350 gram). Sedangkan buat proses ramuannya ada beberapa langkah:
1. Langkah pertama, gunakan alat penggiling atau penumbuk buat menghaluskan bahan standar kasar. Hasil gilingan atau tumbukan nan telah halus kemudian diayak hingga menghasilkan tepung nan lebih halus. Jangan buang ampasnya. Kumpulkan dan tumbuk atau giling lagi dan kemudian ayak lagi. Lakukan ini berulang-ulang hingga residu ayakan berkurang atau habis.
2. Sebelum memulai proses penggilingan atau penumbukan serta pengayakan, bahan-bahan nan akan dihaluskan hendaknya dijemur terlebih dahulu. Langkah ini miliki dua manfaat; pertama, agar bahan standar tersebut kering. Kedua, agar lebih mudah dalam proses penggilingan. Apabila sudah miliki bahan standar nan benar-benar halus maka langkah selanjutnya ialah penimbangan serta penakaran nan disuaikan dengan kebutuhan.
3. Langkah kedua, bahan standar nan telah halus tadi dibedakan menjadi dua; pertama, bahan standar nan dalam jumlah banyak. Misalkan saja dari komponen tepung . Bahan standar di kelompok kedua yakni dalam golongan nan jumlahnya sedikit. Misalnya garam, mineral, serta vitamin.
4. Langkah ketiga, cara mencampurnya dimulai dari bahan standar nan jumlahnya lebih sedikit. Campur bahan-bahan ini kemudian tambahkan bahan lain secara berangsur-angsur nan jumlahnya lebih banyak sedikit demi sedikit. Sedangkan bahan standar nan jumlahnya paling banyak sila dicampur pada bagian akhir.
5. Langkah keempat, apabila semua bahan telah dicampur dengan merata termasuk bahan perekat, masukkan dalam adonan, angkat, kemudian dinginkan. Tempatkan di sebuah wadah nan besar. Setelah ramuan ini dingin cetak dengan alat penggiling. Untuk alat sendiri dapat memanfaatkan penggilingan daging atau cabe nan miliki hasil gilingan bulat memanjang. Nah dari hasil bulat kecil memanjang ini kemudian dipotong kecil-kecil dengan ukuran sekitar 1 centimeter. Setelah mutilasi selesai dapat segera dijemur atau dikeringkan.
Mesin Pembuat Pelet Ikan
Untuk produksi pelet secara massal memerlukan sebuah mesin nan dapat menghasilkan pelet dalam skala besar. Namun harga mesin ini tak murah. Mesin penepung bertenaga listrik misalnya harganya mencapai Rp 3,9 juta. Ini belum lagi ditambah mesin-mesin lainnya seperti mesin pengering dan mesin pencetak pelet. Jika memang peternak ingin memroduksi pelet sendiri dalam skala produksi besar, sebainnya menggunakan mesin-mesin tersebut. Biasanya ada paket spesifik komplet nan disediakan oleh di toko pertanian. Namun buat skala kecil dapat gunakan mesin penggiling daging mini nan harganya hanya berkisar ratusan ribu saja. Untuk proses penepungan dan pengeringan dapat dilakukan secara manual.
Harga pelet ikan lele tak murah. Per 30 kilogram dapat mencapai ratusan ribu rupiah. Sedangkan per kilonya di kisaran Rp 8 ribuan. Dengan sedikit triks dalam cara membuat pelet ikan lele berdikari di atas, peternak dapat menghemat puluhan ribu rupiah. Selain itu peternak dapat pula menyiasati mahalnya harga pakan dengan membuat pakan alternatif. Opsi dapat ditempuh dengan pemberian pakan organik.
Pakan Lele Organik
Cara membuat pelet (pakan) lele berdikari memang mudah. Namun proses pembuatan pakan lele organik tak kalah mudah. Sebelumnya telah disinggung soal jenis ikan yakni organik dan non organik. Bagi peternak lele organik melambungnya harga pakan tak membuat pusing kepala. Ini dikarenakan peternak membuat pakan sendiri dari bahan murah meriah. Lele organik ini memanfaatkan limbah kotoran sapi sebagai bahan dasar. Namun bukan berarti ikan lele murni memakan feses sapi, diperlukan bahan-bahan lain pendukung nan dapat diperoleh di toko pertanian. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Siapkan limbah kotoran sapi. Untuk soal jumlah tak ada dosis tertentu. Makin banyak justru makin baik.
2. Kumpulkan kemudian limbah kotoran sapi ini dalam sebuah wadah, dapat bak atau kolam, lalu dicampur air plus enzim bakteri silanace. Enzim ini homogen obat nan dapat menguraikan kotoran sapi dengan cepat dan dapat dibeli di toko pertanian.
3. Lima hari kemudian, setelah lalui proses aerasi, kotoran sapi akan berbentuk cair. Langkah selanjutnya tinggal menyiramkannya ke kolam ikan lele.
Sangat mudah dan tak terlalu ribet. Yang perlu diperhatikan peternak harus miliki sebuah wadah khusus, dapat bak atau kolam sebagai loka kotoran sapi dalam proses aerasi. Apabila tak miliki sapi buat diolah limbahnya, peternak dapat memerolehnya dari peternak sapi di sekeliling. Sebagai perbandingan kebutuhan jumlah pakan, buat 1 ton ikan lele membutuhkan pakan (pelet) mencapai 1 ton pula. Namun jika gunakan pakan organik hanya membutuhkan 2.300 liter saja.
Mengapa Memilih Pakan Organik?
Pakan lele organik sendiri harganya juga tak murah. Per liternya mencapai Rp 2 ribuan. Apabila peternak membutuhkan 2.000 liter pakan organik , dapat dibayangkan berapa biaya nan harus dikeluarkan bukan? Nah selain soal biaya, ada beberapa hal nan harus diamini sebagai keunggulan pakan organik, diantaranya:
1. Bagi peternak nan nyambi ternak sapi akan miliki laba ganda; kandang sapi higienis limbah kotoran tak terbuang sia-sia.
2. Biaya perawatanya juga murah. Selain itu tidak perlu risi air kolam akan menjadi busuk. Dalam pada itu pula peternak tidak perlu mengganti air kolam lele.
3. Menggunakan limbah kotoran sapi akan berikan pendapatan tersendiri bagi peternak sapi di sekitar. Peternak lele dan sapi dapat bermitra lakukan kerjasama.
4. Lele organik miliki rasa lebih gurih serta berbobot lebih berat dan lebih kondusif dari segi kesehatan.
5. Selain miliki gizi tinggi, lele organik miliki kadar kolesterol rendah. Sedangkan air bekas budidaya ikan lele organik sangat bermanfaat sebagai pemupuk tanaman.
Demikianlah pembahasan mengenai Cara Membuat Pelet, semoga bermanfaat.