Sejarah ASEAN: Pemersatu Asia Tenggara
Hidup bertetangga itu susah-susah gampang. Kalau kita terlalu baik terkadang disalahartikan oleh orang lain sehingga kadang-kadang malah menyulitkan diri sendiri. Kalaupun malah mengisolasi diri sebab takut diganggu oleh para tetangga nan dianggap akan memberikan pengaruh jelek, bukan juga cara nan dianjurkan. Bertetangga itu memang ada seninya. Apalagi bertetangga dengan negera lain nan mempunyai latar belakang budaya, kebijakan, dan gaya hayati nan berbeda. Namun, kepentingan bersama demi kesejahteraan bersama mampu membuat semua anggota ASEAN bersatu. Rasa ingin menghadapi permasalahan global bersama-sama itulah nan membuat Sejarah ASEAN terlahir sebagai bukti rasa persatuan nan utuh di wilayah Asia Tenggara.
Persatuan Yang Tak Harus Dipaksakan
Banyak orang nan mengatakan bahwa kekayaan masing-masing negara anggota ASEAN nan berbeda-beda, luasnya wilayah dengan kebijakan politik dalam negeri dan luar negeri nan juga tak sama, akan menjadi satu batu sandungan bagi persatuan nan telah diupayakan selama bertahun-tahun. Apalagi tak sporadis interaksi antar negara anggota ASEAN sendiri sering diganggu oleh aktivitas masing-masing warga negaranya nan terkadang memancing emosi.
Lihatlah apa nan dilakukan oleh orang Malaysia terhadap para pekerja migran Indonesia. Malaysia juga sering kali membuat orang Indonesia keki dengan mengklaim kebudayaan Indonesia. Sedangkan Singapura nan memang telah menjadi negara nan lebih maju dari Indonesia, tak sporadis meremehkan dan merendahkan Indonesia.
Orang Kamboja juga berselisih dengan orang Thailand. Mungkin hanya Brunei Darussalam nan tak berselisih paham dengan negara ASEAN manapun. Negara kecil kaya raya ini terkesan sangat kalem dalam menjalin interaksi dengan semua anggota ASEAN lainnya. Mereka tak terlihat begitu menonjol ingin memajukan ASEAN, tetapi juga tak terlalu terlihat ingin mengisolasi diri. Mungkin sebab telah merasa cukup dan sangat menikmati kekayaan nan dimilikinya, mereka menjadi tak terlalu seperti kompor menyala nan siap membantu pembakaran apapun.
Melihat begitu banyak disparitas nan ada di masing-masing anggota ASEAN, terkadang ada pertanyaan apakah ASEAN ini masih dibutuhkan? Apa nan dapat diperbuat oelh ASEAN dalam menjaga perdamaian dan kesejahteraan bersama. Persatuan itu tetap krusial agar terjaga situasi nan sangat aman di kawasan nan sangat mapan ini.
Awal Pendirian ASEAN
ASEAN ( Association of Southeast Asian Nations ) atau bisa disebut Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (Perbara) ialah sebuah organisasi nan beranggotakan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. ASEAN merupakan organisasi geo-politik dan ekonomi Negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Organisasi ini dimulai saat lima negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand berjumpa di Bangkok pada 8 Agustus 1967. Rendezvous itu dihadiri oleh para pemimpin negara pemrakarsa dan menghasilkan sebuah deklarasi nan dinamakan Deklarasi Bangkok. Inilah tonggak sejarah ASEAN .
Berikut ini perwakilan dari lima negara pencetus ASEAN.
- Perwakilan Indonesia oleh Adam Malik.
- Perwakilan Malaysia oleh Tun Abdul Razak.
- Perwakilan Thailand oleh Thanat Koman.
- Perwakilan Filipina oleh Narcisco Ramos.
- Perwakilan Singapura oleh S. Rajaratnam.
Pembentukan organisasi regional ini bertujuan buat meningkatkan kolaborasi multilateral antarnegara di kawasan Asia Tenggara. Bentuk kolaborasi antarnegara itu meliputi bidang ekonomi, sosial dan budaya, serta keamanan dan perdamaian antarnegara ASEAN. Seiring berjalannya waktu, anggota ASEAN pun terus bertambah. Anggota pertama di luar negara pemrakarsa nan bergabung ialah Brunei Darussalam. Brunei Darussalam bergabung menjadi anggota ASEAN pada 7 Januari 1984. Jejak Negara kesultanan ini rupanya diikuti oleh Negara lain. Vietnam mengikuti jejak Brunei Darussalam dengan bergabung dalam organisasi regional ASEAN pada 28 juli 1995.
Selang dua tahun, Myanmar dan Laos mengikuti jejak Vietnam buat bergabung dengan ASEAN pada 23 juli 1997. Dua tahun setelah Myanmar dan Laos bergabung dengan ASEAN, Kamboja pun ikut bergabung dengan ASEAN setelah kondisi politik dalam negerinya kondusif, tepatnya pada 16 Desember 1998. Satu negara lagi nan paling muda di kawasan Asia Tenggara, yaitu Timor Leste, belum menjadi anggota ASEAN. Tapi, indikasi buat bergabung dengan ASEAN sangatlah mungkin sebab Kementerian Luar Negeri Timor Leste menargetkan buat menjadi Anggota ASEAN pada 2012.
ASEAN mempunyai Kantor Sekretariat nan beralamat di Jalan Sisingamangaraja No. 70A, Jakarta Selatan. ASEAN mempunyai beberapa prinsip nan harus dipatuhi oleh semua anggotanya. Tanpa adanya kepatuhan nan baik, maka semua prinsip itu menjadi tak ada artinya lagi. Di antara prinsip tersebut ialah menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan bukti diri nasional setiap negara. Jadi setiap anggota ASEAN tak boleh berusaha buat menginvasi negara anggota nan lain.
Prinsip berikutnya ialah hak buat setiap negara buat memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan, subversif atau koersi pihak luar. Prinsip nan mengatakan bahwa setiap anggota ASEAN tak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota dimaksudkan buat menjaga stabilitas keamanan dan pertahanan masing-masing negara. Apabila salah satu anggota mencampuri urusan dalam negeri anggota nan lainnya, maka nan akan terjadi ialah perselisihan nan akan sulit buat didamaikan sebab niscaya akan menimbulkan rasa sakit hati dan dendam.
Prinsip lainnya ialah penyelesaian disparitas atau perdebatan dengan damai. Meja perdamaian dan perundingan lebih dipilih daripada pertempuran nan hanya akan merugikan semua pihak. Selanjutnya, prinsip ASEAN ialah menolak penggunaan kekuatan nan mematikan dan kolaborasi efektif antara anggota.
Sekarang, ASEAN beranggotakan semua negara di Asia Tenggara (kecuali Timor Leste dan Papua Nugini). Negara-negara anggota ASEAN itu ialah Indonesia (negara pendiri), Filipina (negara pendiri), Malaysia (negara pendiri), Singapura (negara pendiri), Thailand (negara pendiri), Brunei Darussalam (7 Januari 1984), Vietnam (28 Juli 1995), Laos (23 Juli 1997), Myanmar (23 Juli 1997), dan Kamboja (16 Desember 1998)
Sejarah ASEAN: Pemersatu Asia Tenggara
Lima pemimpin negara dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand duduk bersama di ruang primer Gedung Departemen Luar Negeri di Bangkok, Thailand. Mereka menandatangani dokumen perhimpunan bangsa Asia Tenggara nan disebut Deklarasi Bangkok. Pada hari itulah, tanggal 8 Agustus 1967, ASEAN lahir dibidani oleh Adam Malik dari Indonesia, Narciso R. Ramos dari Filipina, Tun Abdul Razak dari Malaysia, S. Rajaratnam dari Singapura, dan Thanat Khoman Thailand.
Kerja sama ASEAN antara lain di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknik, pendidikan, dan lainnya. Deklarasi tersebut juga mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional melalui rasa hormat buat keadilan dan taat anggaran hukum dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Piagam Liga Bangsa-Bangsa. ASEAN ialah organisasi terbuka buat semua negara di Asia Tenggara. ASEAN direpresentasikan sebagai kehendak kolektif bangsa Asia Tenggara buat mengikatkan diri bersama dalam persahabatan, kerja sama, pengorbanan buat perdamaian, kebebasan dan kemakmuran.
Deklarasi Bangkok
Ditandatanganinya Deklarasi Bangkok merupakan kesepakatan bangsa-bangsa Asia Tenggara dalam berbagai kerja sama. Isi Deklarasi Bangkok sendiri ialah Akselerasi pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di Asia Tenggara. Peningkatan perdamaian dan stabilitas regional. Mempererat kolaborasi dan saling membantu buat kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
Memelihara kolaborasi nan erat di tengah organisasi regional dan internasional nan ada. Meningkatkan kolaborasi buat memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara.
Bergabungnya Negara Lain
Seiring dengan perkembangannya, negara lain di Asia Tenggara bergabung bersama ASEAN. Brunei Darussalam ialah negara non-pemrakarsa pertama nan bergabung pada 7 Januari 1984 (seminggu setelah hari kemerdekannya). Perlu waktu 11 tahun buat ASEAN kembali menerima anggota baru. Vietnam menjadi anggota ketujuh pada 28 Juli 1995. Laos dan Myanmar menyusul dua tahun berikutnya menjadi anggota ASEAN, yaitu pada 23 Juli 1997. Masalah politik menyebabkan keinginan Kamboja buat bergabung terhambat. Akhirnya, mereka bergabung juga pada 16 Desember 1998.
Kini, hampir semua negara di Asia Tenggara telah bergabung dengan ASEAN. Negara nan belum bergabung ialah Timor Leste. Keinginan mereka buat bergabung mendapatkan tentangan beberapa negara atas dasar penghormatan terhadap Indonesia. Seperti kita tahu, Timor Leste tadinya merupakan salah satu provinsi di Indonesia. Meskipun begitu, mereka telah diundang dalam beberapa rendezvous dengan status sebagai pemerhati (observer). Pemerintah Timor Leste sendiri menargetkan mereka akan bergabung dengan ASEAN pada 2012 mendatang.
Itulah sekilas sejarah ASEAN nan perlu diketahui. Hal ini sebagai bekal mempertahankan kesatuan dan persatuan di antara sesama penduduk di wilayah Asia Tenggara.