Ryan Giggs, Pemain MU Paling Loyal

Ryan Giggs, Pemain MU Paling Loyal

Mengapa Manchester United ( MU ) selalu berada di puncak persaingan Perserikatan Premier Inggris? Keberhasilan ini ditilik dari 132 tahun sejarah klub sepak bola nan berdiri sejak 1878? Tiga kali kampiun piala Champion Eropa, 18 kali kampiun perserikatan primer Inggris, 14 kali runner up perserikatan utama, 7 kali posisi ketiga di perserikatan utama, semenjak bergulirnya perserikatan pada 1888.

Walaupun pertama kali mengecap kampiun pada 1907, dan makin ditakuti pada saat digulirkannya format perserikatan baru premiere league , Manchester United menjadi klub nan tak tertahankan lagi dari sisi popularitas dan apa nan dapat ditawarkan oleh popularitas itu.

Klub ini lahir dengan nama lokal Newton Heath LYR Football Club pada 1878. Kemudian berganti nama menjadi Manchester United pada 1902. Klub ini bermarkas di Old Trafford sejak 1910. Manchester United ialah suatu rahasia sepak bola nan satu harga dengan rumus kuantum.

Sejarahnya pelik, seperti pernah delapan orang pemainnya kehilangan nyawa pada kecelakaan pesawat di Munich, Jerman, 6 Februari 1958, termasuk mega bintang Duncan Edwards.

Sampai di era Sir Mat Busby nan selamat dari tragedi Munich, Manchester seolah hayati dalam bayang-bayang jiwa kampiun dari Duncan Edwards. Kemenangan seolah bagai oksigen buat para Busby boys . Tim ini menjadi kampiun perserikatan Inggris kembali pada 1965 dan 1967. Manchester United tengah membangun jati diri sebagai telenovela dalam sepak bola. Banyak drama nan ceritanya bukan soal menjadi juara.

Apalagi kalau bukan kisah mengenai para pemainnya. Apalagi nan bernomor 7. Di setiap era, selalu ada pemain Manchester United nan berbentuk campuran antara Cassanova dengan Adolph Hitler, ditakuti, dibenci, disayangi, disanjung, dicibir, dihinakan, disanjung tinggi, dalam status tetap menjadi mega bintang.

Di era 70-an orang mengenal George Best, di era 80-an nama Bryan Robson, di era 90-an ada ‘the King’ Eric Cantona dan David Beckham, dan di era millenium kita mengenal Cristiano Ronaldo. Keempatnya ‘kebetulan’ mengenakan nomor tujuh. Melalui orang-orang ini, sepak bola hanya bumbu. Menu utamanya ialah konduite mereka.

Lalu kembali ke pertanyaan, mengapa Setan Merah julukan Manchester United, terbiasa menang? Pemainnya? Bukan, tapi manajemennya. Sebagai bukti, ketika perserikatan Inggris diprofesionalkan menjadi English Premiere League pada 1991 sampai 2010, Manchester United tak pernah absen di tiga besar. Dalam 19 kali kesempatan itu, MU sebelas kali menjadi juara, lima kali menjadi runner up , dan empat kali posisi tiga. MU tak pernah turun ke posisi empat.

Manajemen memegang kendali krusial dalam kesuksesan tim. Instruktur MU, selalu diisi oleh para gentlemen bermental juara. Hanya nasib jelek dan perserikatan kurang profesional nan akan menjauhkan Manchester dari watak juara. Nama besarnya tentu saja Sir Matt Busby dan Sir Alex Ferguson.

Dari sisi kebijakan transfer, MU terkadang pelit membeli pemain. Sporadis ada bintang nan mau bermain di Manchester United. Tapi ada pemain bintang nan mau bermain di MU. Pemain tersebut bernama Laurent Blanc nan telah berumur tua.

Contoh pemain bintang tua nan direkrut di United, misalkan Van Der Sar, Hening Berg, Sheringham, dan Michael Owen. Mu mempunyai cerita nan berbeda dari klub lainnya. Pemain nan sudah jadi bintang di MU, malah kabur ke klub lain. Paul Ince, Jaap Stam, Ruud van Nistelrooy, Karel Poborsky, Cristiano Ronaldo, David Beckham, Juan Veron, dilepas ketika sedang mengkilap.

Dari sisi keanehan manajemen itu, ada nan perlu dicontoh, yakni kebijakan pemain muda di MU. Berkat pembinaan para instruktur bola akademi MU di Moss Lane dan Artincham, lulusannya sebagian telah menjadi bintang bola, seperti Beckham, Butt, Scholes, Giggs, Neville bersaudara, dan Wes Brown. Sebagai catatan, semua pemain itu telah menjadi pemain timnas Inggris. Dari sisi manajemen pemain muda, Manchester United salah satu nan terbaik di dunia.



MU pada Masa Sir Alex Ferguson

MU sebagai salah satu klub raksasa Eropa dan Inggris memiliki manajemen dan instruktur nan tentunya berkualitas. Instruktur nan saat ini melatih Machester United, Sir Alex Ferguson, telah membawa MU menjadi klub dengan gelar kampiun perserikatan Inggris terbanyak, menyalip Liverpool.

Karier Sir Alex Ferguson di MU dimulai pada 1986. Sir Alex didatangkan ke Old Trafford dari klub asal Skotlandia, Aberdeen. Kedatangan instruktur asal Skotlandia ini buat mengantikan instruktur MU sebelkumnya, yaitu Atkinson. Mengawali karier bersama MU, Sir Alex berhasail membawa MU menduduki posisi papan tengah. Namun musim berikutnya, Sir Alex sukses membawa MU menduduki posisi dua klasemen perserikatan Inggris.

Dua musim selanjutnya, MU mengalami masa sulit sebab saat itu MU melakukan pembelian pemain nan cukup banyak. Namun sayang, pembelian pemain itu belum bisa memenuhi keinginan para fans The Red Devils . Pada 1990, karier kepelatihan Sir Alex di Manchester United mulai terancam. Namun, sebuah kemenangan 1-0 atas Nottingham Forest pada babak ketiga Piala FA menyelamatkan Fergie, sapaan Sir Alex Ferguson, dari pemecatan.

Ternyata, kemenangan nan diraih itu terus berlanjut hingga babak final Piala FA. Pada final Piala FA, MU berhadapan dengan Crystal Palace. Kemenangan tersebut sukses membawa MU merebut Piala FA pada 1990. Selanjutnya, Manchester United sukses membawa pulan Piala Winners Eropa dengan mengalahkan Barcelona.

Musim 1998/1999 merupakan usim tersukses MU di bawah kepelatinah Sir Alex Ferguson. Pada masa itu, MU sukses merebut gelar trebel winner dengan meraih Piala Perserikatan Inggris, Piala FA, dan Piala Champions. Gelar trebel winner ini mengantarkan MU sebagai satu-satunya klub inggris nan sukses membawa 3 piala sekaligus dalam satu musim.

Disabetnya gelar trebel winner ini tak lepas dari racikan tangan dingin pelatin MU, Alex Ferguson. Alex ferguson sukses membentuk tim nan solid sehingga skuad MU pada era 1998/1999 ini disebut generasi emas MU. Mengapa? Karena pada skuad itu bercokol pemain muda hasil binaan MU, seperti Ryan Giggs, David Beckham, Paul Scholes, dan Gary Naville. Suskes memberikan trebel winner, Alex Ferguson mendapat gelar kehormatan dari kerajaan Inggris, yaitu Sir.



Koleksi Gelar Kampiun MU

Sepanjang sejarah klub, buat kategori kompetisi lokal, MU telah meraih gela kampiun Perserikatan Inggris sebanyak 19 kali, Piala FA 11 kali, Piala Carling 4, dan Piala Community Shield 19 kali.

Sementara itu, buat kancah Eropa, klub berjulukan Setan Merah ini sukses meraih gelar Piala Champion sebanyak 3 kali, Piala Winners 1 kali, dan Piala Super UEFA sebanyak 1 kali, sedangkan buat kancah internasional, MU sukses meraih gelar Piala Interkontinental/Kejuaraan Global Antar Klub sebanyak 1 kali dan Piala Global antar klub sebanyak 1 kali.



Ryan Giggs, Pemain MU Paling Loyal

Ryan Giggs merupakan salah satu pemain MU nan berasal dari masa generasi emas saat merebut gelar trebel winner . Sampai musim kompetisi 2011/2012, pemain berkebangsaan Wales ini masih membela MU. Ryan Giggs diklaim sebagai pemain sayap terbaik nan pernah dimiliki oleh The Red Devils.

Saat teman-teman seperjuangannya pada masa generasi emas MU, mulai pensiun atau pindah klub, Ryan Giggs memilih buat tetap membela MU. Hal ini membuktikan bahwa loyalitas Giggs pada MU tak perlu diragukan lagi. Perlu dipertegas bahwa sampai sekarang MU merupakan satu-satunya klub nan dibela Giggs. Sungguh hal nan sangat luar biasa.

Selama berkarier di MU, Ryan Giggs mencatat rekor menjadi pemain terlama nan pernah membela klub dan pemain dengan jumlah penampilan terbanyak bersama MU. Tercatat, Giggs sudah membela MU sebanyak 805 pertandingan memecahkan rekor Sir Bobby Charlton. Bersama MU, Giggs telah meraih gelar Piala Perserikatan Inggris sebanyak 12 kali, Piala FA sebanyak 4 kali, Piala Perserikatan 2 kali, dan Piala Champion 2 kali.

Itulah sejarah dan serba-serbi klub sepak bola asal Inggris Manchester United atau MU.