Penerapan Teori Seleksi Alam pada Sistem Kapitalisme
Seleksi alam menjadi salah satu istilah nan tak terbatas pada pembahasan bidang sains saja (biologi), tapi istilah tersebut juga bisa digunakan dalam bidang ekonomi, sastra (kepenulisan) maupun bidang lain dalam kehidupan sehari-hari. Bidang ekonomi memiliki pengaruh dalam kehidupan masyarakat.
Status kehidupan masyarakat bisa dibedakan dengan adanya bidang ekonomi nan mengutamakan modal (modal) sebagai standarnya. Hal tersebut sinkron dengan kondisi bidang ekonomi saat ini nan lebih mengarah serta menerapkan ekonomi kapitalis dengan paham kapitalismenya.
Seleksi Alam Masyarakat Kapitalis
Seleksi alam nan dimaksud pada bidang ekonomi masyarakat yaitu semakin terhimpitnya kondisi perekonomian masyarakat terutama kalangan menengah ke bawah (utamanya masyarakat terkategori miskin) dalam mempertahankan hidupnya. Penyebab dari istilah tersebut muncul yaitu mereka harus melawan para pemegang modal (modal) dengan kebijakan ekonomi nan dibuatnya.
Hal itulah nan menjadikan sebagian orang berpendapat bahwa sistem ekonomi nan dikuasai para modal (pemodal) atau sering disebut sebagai sistem kapitalisme, tak relevan bagi kehidupan manusia di negara manapun.
Adanya istilah kapitalisme menjadi istilah spesifik bagi sistem kehidupan manusia. Kapitalisme bisa diartikan sebagai sebuah kekuasaan nan ada di tangan para kapital/pemodal/pemilik kekuatan materi (uang). Wajar jika seleksi alam terjadi pada sistem ekonomi kapitalisme sinkron dengan pengertian dari istilah kapitalisme.
Hal tersebut dikarenakan adanya kebebasan tanpa batas nan berdasar pada laba dan mengakibatkan masyarakat bersaing dalam batasan-batasan kapital maupun kekuatan materi (uang).
Terdapat tiga hal krusial dalam kapitalisme nan menjadi karakteristik khas dalam penerapan seleksi alam kehidupan masyarakat, di antaranya:
1. Individualisme
Individualisme memiliki posisi krusial dan menentukan dalam kapitalisme. Alasannya yaitu manusia melihat diri mereka sendiri bukan sebagai bagian dari masyarakat, tapi sebagai individu nan sendirian. Mereka harus berjuang sendirian dalam pemenuhan kebutuhan hayati dirinya sendiri. Hal ini bisa dikatakan sebagai faktor paling kuat dan memberikan pengaruh besar sehingga menyebabkan seleksi alam pada bidang ekonomi individu.
2. Persaingan (kompetisi)
Masyarakat kapitalis merupakan arena loka para individu melakukan kompetisi satu sama lain dalam kondisi sangat sengit dan kasar bahkan bisa dikategorikan amoral. Kompetisi ini bertujuan buat mendapatkan kekuatan paling besar dalam kapitalisme, yaitu kekuatan materi (uang)/modal. Inilah arena pertarungan sebagaimana nan dijelaskan Darwin sinkron teori seleksi alam nan dipeloporinya. Teori tersebut menyatakan bahwa pihak nan kuat akan tetap hidup, sedangkan pihak nan lemah termusnahkan.
3. Terjadi Pengambilan Laba Besar-besaran
Para pemodal (kapital) menerapkan teori seleksi alam pada masyarakat tak bermodal di sekitarnya. Mereka mengambil laba secara besar-besaran tanpa mempedulikan kebutuhan masyarakat lainnya.
Target primer mereka buat berupaya menjadi penguasa/pemegang kapital paling kuat. Jadi, mereka menjadi penguasa sebab memiliki kapital sedangkan masyarakat lemah/miskin terhimpit sebab sedikit atau bahkan tak punya modal/materi (uang).
Penerapan Teori Seleksi Alam pada Sistem Kapitalisme
Dalam penerapan teori seleksi alam nan dicetuskan Darwin, sistem kapitalisme mengajarkan suatu pola berpikir bahwa masing-masing individu (termasuk di dalamnya seseorang, sebuah perusahaan ataupun suatu bangsa) memiliki tanggung jawab berjuang buat kemajuan dan kepentingannya sendiri.
Faktor primer penentu dalam peperangan tersebut, yaitu faktor produksi. Alasan nan tepat mengenai faktor primer tersebut, yaitu para produsen paling unggul bisa bertahan hidup, tapi nan lemah dan tak mampu bersaing tersingkir, hingga akhirnya mati.
Robert Wright menjadi salah seorang nan mendukung teori evolusi. Teori evolusi memiliki kaitan erat dengan teori Darwin. Hal tersebut menunjukkan bahwa Robert Wright sebagai pendukung teori Darwin juga. Teori nan dipelopori Darwin berkaitan dengan seleksi alam . Robert Wright mengeluarkan sebuah buku dengan judul The Moral Animal .
Dalam buku tersebut Robert Wright memberikan citra secara singkat mengenai pengertian Darwinisme sosial dan bala humanisme dampak adanya teori evolusi. Selain Robert Wright masih terdapat tokoh pelopor Darwinisme sosial lainnya nan meletakkan dukungan ilmiah dan filosofis bagi kapitalisme.
Misalnya, menurut Tille, ia menyampaikan mengenai kesalahan besar melakukan pencegahan kemiskinan dengan cara memberi donasi pada orang miskin. Dikatakan kesalahan besar sebab menyalahi prinsip kapitalisme.
Selain itu, dukungan terhadap seleksi alam oleh para pendukung Darwinisme lainnya yaitu Herbert Spencer. Herbert memasukkan prinsip Darwinisme pada kehidupan masyarakat. Ia menyampaikan bahwa jika seseorang miskin maka itu kesalahannya, tak ada seorang pun nan mempunyai kewajiban menolong orang miskin tersebut buat bangkit dari kemiskinannya.
Jika seseorang kaya, bahkan jika ia telah mendapatkan kekayaannya melalui cara amoral, maka hal ini termasuk kecakapannya dalam kehidupan. Oleh karenanya, orang nan kaya semakin kaya sehingga akan tetap bisa bertahan hidup, sedangkan nan miskin semakin terpuruk dan akan tersingkirkan hingga termusnahkan dari kehidupan. Pandangan ini hampir mendominasi pada masyarakat sekarang dan menunjukkan citra singkat tentang moralitas kapitalis-Darwinis.
Menurut Darwinisme sosial nan menerapkan seleksi alam pada kehidupan memiliki citra mengenai tatanan masyarakat. Maksudnya yaitu tatanan masyarakat terbentuk dari prinsip bahwa nan kuat akan tetap bertahan hidup. Jadi, adanya bentuk pemberian donasi dan pemberdayaan bagi masyarakat lemah sehingga membuat mereka tetap bisa bertahan hayati termasuk pelanggaran terhadap prinsip Darwinisme sosial.
Kesimpulannya yaitu siapa saja nan kaya tetap kaya dan siapa saja nan miskin akan semakin bertambah miskin, terhimpit lalu termusnahkan dari kehidupan. Graham Sumner sebagai juru bicara Darwinisme Sosial di Amerika juga memiliki pandangan tentang masyarakat. Graham menyampaikan pendapatnya, yaitu buat mengangkat seseorang ke atas, maka kita harus mendorong orang lain ke bawah.
Para Darwinisme sosial nan mendukung seleksi alam pada sistem kapitalisme menjadikan teori evolusi Darwin sebagai pernyataan ilmiah bagi masyarakat kapitalis. Dukungan tersebut mengakibatkan masyarakat kehilangan ajaran nan telah dibawa agamanya.
Padahal sebagian orang berpendapat mengenai ajaran agama nan tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia dengan alasan manusia masih berposisi sebagai makhluk Tuhan-Nya ketika hayati di dunia.
Ajaran agama nan dimaksud cukup banyak, seperti saling tolong-menolong, kolaborasi dan kedermawanan. Semua ajaran agama telah tergantikan sikap kapitalis seperti individuallisme, kikir, dan oportunisme. Itulah Darwinisme sosial sebagai peletak landasan filosofis semua sistem ekonomi kapitalis di global ini.
Rockefeller Foundation dan The Carnegie Institution nan berada di Amerika termasuk forum nan mendapatkan dana cukup besar dari para kapitalis seperti Rockefeller dan Carnegie. Tujuan pemberian dana tersebut buat penelitian di bidang evolusi sebagai pendukung teori seleksi alam. Dukungan tersebut diarahkan tentang kapitalisme nan telah menyeret manusia buat menyembah materi (uang).
Alasannya, yaitu kekuatan paling besar dalam kehidupan manusia bukan lagi Tuhan pencipta alam semesta, tapi kekuatan tersebut bersumber dari materi (uang). Dampak dari sistem kapitalisme, yaitu menganggap segala ajaran agama dan etika merupakan hal tak bermakna.
Agama nan di dalamnya mengatur tentang etika kehidupan tak lagi menjadi kekuatan sebab kekuatan terbesar mengarah pada materi(uang)/modal. Wajar jika akhirnya masyarakat/para pemodal menjauhi perasaan seperti cinta, kasih sayang, kepedulian, serta pengorbanan.
Kenyataan mengenai kondisi masyarakat sekarang dengan moralitas kapitalis merupakan pengaruh dari penerapan teori seleksi alam sistem kapitalisme terutama dalam bidang ekonomi. Disparitas status di dalam kehidupan masyarakat antara kaya dengan miskin semakin tampak. Hal tersebut didasari dengan adanya disparitas materi (uang)/modal. Kaum miskin, lemah dan tidak berdaya tak diberikan donasi maupun perlindungan.
Misalnya, jika mereka terjangkiti penyakit parah dan mematikan, mereka tak mendapatkan donasi buat mengobati hingga pada akhirnya mereka meninggal tanpa adanya upaya nan berarti. Fakta lain seperti pemaksaan anak-anak secara kasar buat bekerja dan perampasan hak-hak sosial juga sering dijumpai di berbagai negara.
Itulah citra mengenai seleksi alam sistem kapitalisme dalam kehidupan manusia terutama bidang ekonomi. Bidang nan sensitif dalam mempengaruhi kehidupan manusia selama mereka hidup. Dalam kondisi seperti saat ini, proses manajemen atau penegelolaan bidang ekonomi masyarakat harus seimbang dan tak condong terhadap salah satu sistem nan merugikan atau mementingkan status dalam kehidupan.
Harta, nyawa, dan segala nan kita miliki dalam kehidupan ini merupakan milik Tuhan. Kekuatan terbesar manusia ada pada pengakuan dirinya terhadap kebesaran Tuhan. Semoga kita termasuk manusia nan tak patah semangat dengan adanya seleksi alam bidang ekonomi saat ini.