Apa Kata Penulis Lain?
Makna Menulis
Kemampuan menulis ialah salah satu kemampuan nan harus dimiliki oleh seseorang nan tak buta huruf. Menulis ini artinya ia mengenal huruf dan mampu merangkai huruf hingga membetuk kata. Dari kata-kata nan disusun itu akan terbentuk kalimat. Kalimat-kalimat nan ditata rapi itu akan membentuk sebuah paragraf. Paragraf demi paragraf nan dibuat tertata hingga runtut peristiwa dan tak membuat pusing orang nan membaca, membentuk essai nan baik.
Banyak nan beranggapan bahwa tak mudah membentuk sebuah tulisan utuh nan enak dibaca. Seorang penulis itu harus mempunyai bakat menulis. Padahal para penghasil tulisan nan hebat itu tak akan menjadi hebat kalau ia tak belajar. Menulis itu hasil dari proses belajar nan dilakukan sekian lamanya. Saat mereka menuangkan pikirannya, mereka harus menggunakan tata bahasa nan baku. Kalaupun mereka menggunakan bahasa gaul, artinya tulisannya hanya diperuntukan bagi kalangan eksklusif saja.
Kalau mereka menginginkan tulisan itu dibaca lebih banyak lagi orang, maka EYD harus dipakai. Apalagi kalau tulisan itu akan diterbitkan. Salah satu editor sebuah penerbitan cukup besar di Yogyakarta mengatakan bahwa sebelum sebuah buku nan cukup populer diterbitkan, ia harus mengeditnya mati-matian. Bahasa nan penulis luar biasa tak masuk dalam baku penulisan nan baku. Tetapi topiknya sangat menarik dan sedang digemari.
Setelah diedit, hasilnya memang luar biasa. Buku itu dicetak ulang berkali-kali. Lalu sang penulis menjadi terkenal dan blognya semakin banyak nan mengunjunginya. Ia nan memang bahagia mengunjungi berbagai loka di global itu ternyata memang hebat dalam menjabarkan apa nan telah ia lihat, ia rasakan, dan apa nan ia kerjakan selama petualangannya seorang diri ke seluruh pelosok dunia.
Ia tak sendiri. Masih banyak orang nan menulis demi mendapatkan perasaan lega dari permasalahan nan dihadapinya, tetapi malah gayanya bertutur disenangi oleh banyak orang sehingga ia menjadi cukup populer. Namun, apakah menulis itu hanya ingin agar tulisan diterbitkan atau disenangi oleh orang banyak? Menulis itu mempunyai misi dan visi nan sangat jelas. Jangan pernah menuliskan sesuatu nan hanya akan membuat sang penulis berinvestasi dosa.
Maksudnya ialah menulis hal-hal nan tak ada khasiatnya hanya seperti membuang waktu sia-sia dan tak akan menghasilkan apa-apa. Beda kalau menulis dengan hati dan jiwa nan baik. Tulisan itu akan dianggap bernilai amal jariyah. Siapa nan tak mau mendapatkan amal jariyah hanya berada di depan laptop dan berupaya memikirkan tulisan apa nan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Tidak mudah menjadi emosi agar tulisan tak menyinggung orang lain.
Peristiwa seorang pasien nan menggugat rumah sakit nan menangani masalahnya malah menjadi satu isu nasional. Prita Mulyasari menjadi buah bibir. Ia nan akhirnya menuai simpati harus bertabah hati menghadapi masalahnya. Dukungan masyarakat telah membuatnya kuat dan mampu melanjutkan hidupnya secara normal.
Ungkap Penulis Tentang Menulis
Menulis di Mata Asma Nadia
Anda pernah mendengar nama Asma Nadia? Ya, beliau ialah Adiknya Mbak Helvi Tiana Rosa. Ia ialah penulis produktif. Sudah lebih dari 23 buku nan ditulis dan diterbitkannya. Hebat, bukan? Lalu, Apa sebenarnya pengertian menulis di mata Mbak Asma Nadia, sehingga ia begitu ‘getol’ dalam menulis? Menurutnya, menulis ialah jalan terbaik buat dapat berbicara dan menyampaikan protes pada puluhan ribu orang, bahkan ratusan ribu orang.
Dengan menulis, kata Mbak Asma, suara hati kita dapat menjangkau tempat-tempat nan jauh dan tak terbayangkan. Baginya, menulis itu ialah amal jariyah. Amal nan akan terus mengalir buat kita, meski ruh sudah tak lagi bersemayam di dalam raga.
Menulis di Mata Hernowo
Setelah Mbak Asma Nadia, kini Anda akan melihat bagaimana pengertian menulis di mata penulis “Andaikan Buku Sepotong Pizza”. Mas Hernowo selalu mengatakan, bahwa menulis bukan hanya sekedar menuangkan gagasan, tapi menulis ialah cara buat menjadikan diri kita menjadi bermakna. Bukan hanya belajar saja nan bermakna, menulis juga dapat bermakna.
Karena dengan menulis, kita akan diajar, kata Mas Hernowo di dalam bukunya “Mengikat Makna sehari-hari: Mengubah Beban Membaca dan Menulis Menjadi Kegiatan nan Ringan dan Mengasyikkan”, buat menata pikiran, merumuskan keadaan diri, meninggalkan ‘jejak’ pemikiran nan jelas dan mendidik diri dalam kejujuran. Luar biasa pengertian menulis di mata Mas Hernowo, bukan? Masihkah Anda ‘loyo’ buat menulis?
Menulis di Mata Afifah Afra
Apakah Anda kenal dengan Mbak Afifah Afra? Jika belum, beliau ialah penulis produktif. Dalam kurun 4 tahun, ia sudah menulis lebih 20 tulisan fiksi dan 4 buku non fiksi. Anda ingin tahu pengertian menulis menurutnya, bukan? Bagi Mbak Yeni Mulati, nama orisinil mbak Afifah Afra, menulis ialah mengikat ilmu dan belajar. Sehingga menulis baginya adalaah kebutuhan, sebab dapat mengekperesikan dari emosi dan merefreshkan pikiran. Dari aktivitas menulis, kata ‘komandan’ Afra Publishing ini, kita dapat membangun misi besar.
Ya, itulah komentar para penulis terkenal tentang pengertian menulis bagi diri mereka. Mereka dalah sebagian dari para penulis nan layak buat dijadikan tauladan. Apalagi, mereka menulis bukan sebab materi belaka. Mereka menulis sebab ingin mengikat ilmu dan berbagi informasi kepada khalayak. Ayo, masihkah Anda bingung dengan hakikat menulis? Jangan lagi donk. Semangat dan teruslah menulis demi Anda dan orang lain.
Apa Kata Penulis Lain?
Berikut ini juga ada beberapa pendapat para penulis terkenal mengenai pengertian menulis.
Stephen King, Menulis Berarti Menciptakan Global Anda Sendiri
Stephen King ialah seorang novelis cerita horor. Apa nan dikatakan King tersebut memang tepat. Menulis, khususnya karya fiksi seperti cerpen, novel dan puisi memang memungkinkan bagi kita buat menciptakan sebuah global tersendiri.
Dunia dalam pandangan kita nan tercermin dari kata-kata. Melalui karya novel, cerpen dan puisi kita dapat mencurahkan semua ini hati kita. Tak hanya sekedar refleksi dari kehidupan keseharian kita. Tetapi kita juga bebas berimajinasi, mengembangkan sisi khayal kita dalam karya tersebut. Dengan begitu, setidaknya kita dapat lega dan bebas mengungkapkan perasaan nan ada dalam pikiran dan hati kita. Kalau Anda ingin jadi penulis, ingat kata-kata King diatas.
Tak usah terlalu muluk mengimpikan menjadi penulis hebat dan terkenal. Simpan itu dulu dalam hatimu. Yang kini harus dilakukan ialah ikuti saja saran King. Ciptakan global Anda sendiri, tuliskan dalam bentuk puisi, cerpen atau syukur-syukur novel.
Arswendo, Menulis Itu Gampang
Tokoh penulis kita nan satu ini cukup nyentrik. Dengan nada lantang ia suarakan bahwa menulis itu gampang. Tapi benarkah begitu? Mungkin bagi seorang Arswendo menulis itu memang benar-benar gampang. Tapi bagi sebagian besar orang, tentu tak demikian adanya.
Tapi, kalau kita renung-renungkan lebih dalam kata-kata itu ada benarnya juga. Bayangkan ketika ia mengatakan bahwa menulis itu sulit. Tentu akan lebih banyak lagi kritikan nan datang. Jadi apa kata Arswendo itu tidak salah. Menulis itu gampang. Semua orang bisa. Inilah sebenarnya motivasi nan ingin disampaikan oleh tokoh kita nan satu ini.
Dengan memikirkan bahwa menulis itu gampang, maka rintangan apapun, halangan apapun nan membuat kita enggan menulis akan dapat kita singkirkan. Hasilnya, pelan-pelan kita akan mengejar mimpi latif menjadi seorang penulis terkenal nan dapat hayati layak sinkron baku kehidupan normal orang kebanyakan.
Sindhunata, Menulis Bukan Soal Teknik Tapi keberanian
Yang ini lebih filosofis. Benar, menulis memang bukan hanya soal teknik, tetapi butuh keberanian juga. Misalnya ketika akan menulis buat mengkritik penguasa. Tentu kita harus punya nyali buat melakukannya. Bagi mereka nan punya keberanian melakukan kritik kepada penguasa nan benar-benar telah galat dan kelewatan, yakinkah kelak orang ini akan dicatat dengan tinta emas sejarah.
Demikian pengertian menulis menurut para ahli. Semoga dapat menginspirasi kamu-kamu semua dalam proses kreatif dalam tulis menulis. Salam sukses.