Dari Mana Dana Agung Podomoro Group?

Dari Mana Dana Agung Podomoro Group?

Anda niscaya sering mendengar nama Agung Podomoro Group. Jika Anda sering menonton televisi pada Sabtu pagi, di beberapa stasiun TV, niscaya Anda sering lihat iklan nan berhubungan dengan nama ini. Namun bagi nan belum pernah, mungkin sedikit asing dan bertanya tanya, siapa dan apa Agung Podomoro Group itu?

Bagi sebagian orang nan berkecimpung dengan pembangunan bangunan mewah, perumahan atau real estate, niscaya sudah mengenal dan tahu siapa dan apa Agung Podomoro Group ini, bukan?



Di Balik Kesuksesan Agung Podomoro Group

Bagaimana kalau kita mengenal lebih jauh orang nan ada di belakang kesuksesan Agung Podomoro Group ini. Agung Podomoro Group merupakan salah satu pemegang bisnis properti selama 12 tahun terakhir, terutama dalam penyediaan hunian vertikal di Jakarta.

Nama Trihatma Kusuma Haliman jelas terkait sangat erat dengan kemajuan nan dicapai oleh perusahaan tersebut. Siapakah Trihatma Kusuma Haliman itu? Trihatma Kusuma Haliman ialah generasi kedua keluarga Haliman, pendiri Podomoro Group. Ayahnya nan bernama Anton Haliman, membangun, antara lain perumahan Simprug dan Sunter Podomoro.

Setelah Trihatma memegang perusahaan ini, di tangan Trihatmalah, Agung Podomoro berkembang menjadi perusahaan pengembang terkemuka di Indonesia. Agung Podomoro kini sudah dan sedang membangun 59 proyek properti, mulai dari properti buat masyarakat kalangan menengah bawah, kalangan menengah dan kalangan menengah atas. Semua segmen pasar dimasuki Agung Podomoro Group.

Trihatma Kusuma Haliman nan lahir di Jakarta, 6 Januari 1952, sempat mengenyam pendidikan di Jerman pada tahun 1970–1973 Arsitektur Trier University Kaiserlautern, Jerman. Namun sang ayah menyuruhnya kembali ke Indonesia buat membantu mengelola perusahaan properti.

Beberapa hal perkembangan mengenai Agung Podomoro Group dapat kita baca berikut ini.

Agung Podomoro Group melakukan perluasan ke luar Jakarta, seperti Bandung, Makassar, Balikpapan, Samarinda juga masuk ke Karawang, Jawa Barat. Mengapa Karawang? Menurutnya Kota Karawang merupakan kota lama, loka cukup banyak orang berada di sekitar Karawang. Banyak petani kaya, tapi kotanya begitu-begitu saja, ada proyek properti nan macet dan disita bank.

Proyek itu sudah tak terurus. Dua bulan kemudian akhirnya dibeli dengan harga murah proyek seluas 40 hektar itu. Setelah itu, langsung tancap bendera Agung Podomoro. Tak lama harga tanah di sana sudah naik tiga kali lipat dan dibangunlah perumahan (landed houses).

Trihatma Kusuma Haliman mengatakan, "Kami seperti tukang reparasi, seperti juga proyek Senayan City dan Plaza Semanggi, sebelumnya proyek macet, tapi setelah kami masuk dan kami benahi, Senayan City dan Plaza Semanggi sudah bagus.”

Apa nan membuat Trihatma Kusuma Haliman berhasil mereparasi proyek-proyek macet? Ternyata dia memiliki motto “living in harmony and peaceful mind”. Menurutnya, orang lain ribut-ribut, tetapi dia dapat tidak mau tahu. Kawan usahanya cukup banyak. Di Senayan City saja, mitranya ada sebelas orang.

Beliau ambil sisi positifnya bahwa banyak kawan artinya sinergi menjadi kuat. Kalau kita hayati dalam harmoni, kita dapat memecahkan persoalan lebih mudah. Peaceful of mind. Ini kunci menjadi besar. Jika sering berbeda pendapat, energi malah cepat habis.

Trihatma Kusuma Haliman berhasil membangun proyek properti, seperti Senayan City di seberang Plaza Senayan nan sudah ada, atau proyek Podomoro City di sebelah Harta benda Taman Anggrek nan sudah lama ada. Mengapa dapat sukses? Trihatma Kusuma Haliman pun mengatakan bahwa dia berpikir keduanya dapat saling melengkapi. Plaza Senayan, harta benda nan sudah lama dibangun, tidak dapat sendirian tumbuh. Kehadiran Senayan City malah membawa tambahan magnet bagi orang datang ke satu kawasan di Senayan.

Menurut Pak Trihatma, prospek properti di Indonesia saat ini dan tahun mendatang merupakan potensi nan besar, hal ini didukung dengan populasi Indonesia 200 jutaan, pasar properti di Indonesia sangat besar. The Greater Jakarta, Jakarta plus Jabodetabek sudah 30 juta penduduk. Ini potensi pasar nan luar biasa, tetapi sayang suplai masih terbatas. Kelas menengah saat ini tumbuh sangat cepat sehingga beliau sangat optimistis sektor properti juga tumbuh cepat.

Segmen pasar high-rise Agung Podomoro Land beragam, mulai dari middle low, middle, sampai middle up dengan harga maksimal Rp 9 miliar per unit. Masing-masing ada pangsa pasar tersendiri. Seperti halnya fashion nan selalu berganti-ganti, kesamaan tren properti juga demikian.

Sekarang kebutuhan konsumen ialah properti hijau. Di Podomoro City, dibangun taman seluas 1,5 hektar buat outdoor sitting. Luas ruang terbuka hijau total 4 hektar. Ini sangat dibutuhkan agar penghuni dapat bersosialisasi, bermain, bersantai sehingga tak stres.

Di lingkungan GreenBay Pluit, disediakan botanical garden seluas 3 hektar. Dari 10.000 unit apartemen GreenBay nan dipasarkan, sudah terjual 4.000 unit dalam satu tahun. Dengan green property nan ada di sana, juga ada harta benda di tepi bahari dengan dermaga, Ini punya nilai jual nan tinggi sehingga banyak orang membeli apartemen GreenBay.

Trihatma Kusuma Haliman pun mengatakan jika sekarang sedang dibangun Podomoro City segede gajah. Bangunannya seluas 600.000 meter persegi sampai 1 juta meter persegi. Untuk membangun superblok seluas itu, dibutuhkan panduan. Ia pun mengatakan pada bawahannya agar fokus, konsentrasi buat menyelesaikan proyek ini, dengan manajemen nan solid mereka harus dapat mewujudkan mimpi menjadi kenyataan, dan nyatanya mimpi itu pelan-pelan terwujud.



Dari Mana Dana Agung Podomoro Group?

Mungkin kita pun bertanya-tanya dari mana dana buat membangun proyek-proyek tersebut. Trihatma Kusuma Haliman pun mengatakan kalau memang sudah punya niat buat berhasil, ia konfiden bisa. Jadi kuncinya, trust atau kepercayaan. Dalam kondisi krisis global, Agung Podomoro Group tetap menyelesaikan proyek dan tak menghentikannya.

Agung Podomoro Group memiliki sumber daya manusia berkualitas atau quality of people nan bagus. Mereka juga memiliki landbank nan bagus buat proyek-proyek masa depan Agung Podomoro. Agung Podomoro Land menjadi pengembang raksasa properti di Indonesia. Kalau Anda tanya, di mana landbank Agung Podomoro Group?

Trihatma Kusuma Haliman tak mengkhawatirkan soal landbank, menurutnya Jakarta masih luas, apalagi Bodetabek. Masih banyak kantong nan dapat dibangun buat proyek properti selanjutnya di The Greater Jakarta dan pantura Jawa. Setiap hari, banyak kawan nan menawarkan lahannya buat dibangun oleh APL (Agung Podomoro Land).

Beberapa proyek properti nan ditangani Agung Podomoro Land sampai saat ini, ialah sebagai berikut.

  1. Podomoro City, superblok seluas 21 hektar di Jakarta Barat dengan 11 menara apartemen, 85 ruko, 216 ruang perkantoran, sebuah harta benda eksklusif, hotel bintang lima Pullman nan dikelola Accor dengan 370 kamar. Podomoro City mendapat pemghargaan sebagai The Best Superblock and High Rise Residence dari Majalah Property and Bank tahun 2009 dan The Best Superblock Concept and Well Integrated Mixed Use Development dari media nan sama tahun 2010.
  1. GreenBay Pluit, superblok di huma seluas 12 hektar di tepi pantai utara Jakarta. Superblok ini meliputi 12 menara apartemen, satu shopping arcade, dan satu pusat perbelanjaan, dengan 3,5 hektar botanical garden.Pusat makanan akan buka selama 24 jam.
  1. Senayan City, salah satu harta benda nan sering dikunjungi dan popular saat musim midnight sale. Superblok Senayan City selain mal, juga dua menara perkantoran modern dan satu menara apartemen mewah.
  1. Lindeteves Trade Center di Glodok, Jakarta Barat, nan memiliki dua penyewa utama, yaitu Giant dan Sun City.
  1. Rusunami Gading Nias Residences di Jakarta Utara.
  1. Kuningan City di Jakarta Selatan.
  1. The Lavande di huma seluas 1,1 hektar dengan 746 unit apartemen.
  1. Superblok Festival Citilink Bandung di huma seluas 3 hektar, meliputi mal, hotel bintang tiga, satu kondotel dan satu ruang konvensi. Tiga proyek terbaru pasca-IPO ialah Green Lake Sunter, Green Permata Pos Pengumben dan Green Taruma.

Jadi apabila pengembang membangun hunian dengan harga terjangkau, niscaya laris. Sasarannya bukan investor atau spekulan, tapi end-user. Jadi, diharapkan pemerintah melanjutkan kebijakan rusunami sebab pembelinya sebagian besar end-user.

Pengembang membangun hunian nan dapat dijangkau dan dibeli sebagian besar masyarakat, selain hunian high-end, membangunnya dan memasarkan hunian ke segala lapisan. Kewajiban pengembang ialah membantu masyarakat menengah bawah.

Filosofi hayati Trihatma Kusuma Haliman ternyata very simple. Yang krusial how to make everybody happy dan living on harmony and peaceful. Kalau itu dilakukan, niscaya hayati kita sukses. Karena dalam jiwa nan sehat, terdapat tubuh nan sehat, dan jika tubuh kita sehat, ide-ide cemerlang akan muncul.

Harmonisasi ini sangat krusial sebab jika kita hayati serasi akan dapat melahirkan konsep nan besar. Setiap manusia boleh bermimpi, jangan hanya diam dan berharap menjadi fenomena tanpa berani mewujudkannya. Setiap manusia selalu memiliki keinginan, dengan niat nan kuat dan kerja keras menjadikannya sukses dan sukses.

Itulah pelajaran hayati nan dapat diambil dari perjalanan hayati seorang Trihatma Kusuma Haliman, seorang Presiden Direktur dan Pemilik Agung Podomoro Group. Semoga bermanfaat.