Pedoman Wawancara
:
Berikut ini kita akan membahas tentang contoh instrumen penelitian kualitatif . Penelitian diartikan sebagai usaha penyelidikan atau pengujian buat mendapatkan fakta atau prinsip secara teliti, dan kritis melalui langkah-langkah tertentu. Langkah-langkah sistematis diperlukan buat mencari fakta nan berguna menemukan jawaban ilmiah sebuah masalah. Secara generik terdapat dua metode penelitian ilmiah, yaitu metode penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Pada pembahasan kali ini akan difokuskan pada penelitian kualitatif dalam kaitannya pula dengan instrumen penelitian. Penelitian kualitatif memperoleh temuan dari proses dan pandangan subyektif tanpa melalui mekanisme hitungan atau statistik. Latar belakang penelitian berawal dari landasan teori nan mengarahkan pada target penelitian sinkron fakta nan ditemui di lapangan hingga akhirnya memperoleh hasil penelitian.
Penelitian kualitatif tak akan terlepas dari keberadaan instrumen penelitian nan dipakai buat memperoleh data-data penelitian saat sudah memasuki termin pengumpulan data di lapangan. Wawancara, dokumentasi, dan observasi ialah sebagian contoh instrumen penelitian kualitatif nan menjadi ‘senjata’ menggali data dari sumber-sumber informasi. Akan tetapi, sebenarnya instrumen paling krusial dalam jenis penelitian ini ialah sang peneliti sendiri.
Kelebihan dan Kekurangan Peneliti
Meskipun seorang peneliti menggunakan kamera dan alat perekam suara sebagai alat bantu pengumpul data tetapi pemanfaatan alat-alat tersebut bergantung pada peran peneliti. Sebagai instrumen , peneliti dituntut memiliki wawasan dan pengetahuan teoritis dalam hal bertanya, analisis, dan mengkonstruksi situasi agar menjadi lebih terang dan berarti buat tujuan penelitian itu sendiri. Maka, sepatutnya seorang peneliti harus melalui proses ‘validasi’ buat mengetahui kesiapannya terjun ke objek penelitian.
Validasi dilakukan oleh peneliti sendiri dalam hal dominasi bidang nan diteliti dan pemahaman metode penelitian. Kesiapan dalam menghadapi objek penelitian bisa dilihat dari kemampuan akademik dan persiapan logistik penelitian. Semua ini menjadi bekal berharga bagi seorang peneliti memperoleh hasil penelitian nan valid.
Perlu diketahui, kedudukan peneliti sebagai instrumen penelitian membawa konsekuensi tersendiri baik secara positif maupun negatif. Berikut ini sisi positif peneliti nan berperan sebagai instrumen penelitian.
- Pertama, peneliti mengetahui secara langsung melalui proses melihat dan merasakan makna-makna tersembunyi nan bisa dimunculkan oleh subjek penelitian.
- Kedua, peneliti bisa mengukur batas waktu pengumpulan data telah selesai dilaksanakan. Apabila data sudah mencukupi dan memasuki kejenuhan maka peneliti bisa memutuskan menghentikan penelitian.
- Ketiga, peneliti mengkonstruksi fenomena nan ada di lapangan dalam hubungannya dengan pengumpulan data, analisis, dan refleksi.
Sedangkan sisi negatif keberadaan peneliti sebagai instrumen meliputi 3 hal berikut ini.
- Pertama, data hasil observasi lapangan tercampur dengan pendapat dan pandangan pribadi peneliti sehingga meragukan dari sisi netralitas dan objektivitas peneliti.
- Kedua, kesulitan dalam menulis dan menganalisis data penelitian menjadi bentuk laporan penelitian. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan individu peneliti dalam menangkap makna-makna nan masih tersembunyi dengan wawasan dan kepekaan.
- Ketiga, taraf kesabaran peneliti sangat berperan dalam mengikuti dan mencatat perubahan-perubahan pada subjek penelitian. Penelitian kualitatif seringkali menghasilkan konklusi nan berdifat plural, sulit diterka, dan sulit diprediksi ketepatan waktu selesai penelitian.
Syarat Peneliti Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, masalah, data, dan hasil nan diharapkan dari obyek penelitian masih belum jelas. Penelitian masih dipandang sebagai empiris nan bersifat menyeluruh dan tak bisa dipisahkan kedalam variabel penelitian sendiri-sendiri. Penelitian baru mulai dikembangkan oleh peneliti ketika memasuki objek penelitian.
Maka dari itu, penelitian kualitatif belum bisa dikembangkan ketika sebuah masalah nan diteliti menjadi jelas.
Hal ini menunjukkan bahwa peranan kunci dalam penelitian kualitatif dipegang oleh peneliti. Peran peneliti tak hanya sebatas merencanakan, melaksanakan, mengumpulkan data, menganalisis, dan menafsirkan data. Lebih jauh lagi, peneliti melaporkan dan mempertanggun jawabkan hasil penelitiannya.
Manusia nan mampu memerankan dirinya sebagai instrumen penelitian kualitatif setidaknya mempunyai ciri-ciri yaitu responsif, mampu menyesuaikan diri, menitikberatkan pada keutuhan, dan melengkapi diri dengan pengetahuan luas.
Disamping itu, manusia nan berperan sebagai instrumen bisa memproses data secara cepat, mengoptimalkan setiap kesempatan buat kegiatan klarifikasi, ikhtisari, mencari respon nan lazim dan idiosin kratik. Namun, ciri-ciri tersebut tak cukup memenuhi persyaratan seorang peneliti nan memainkan peran didalam penelitian kualitatif.
Faktor kualitas pribadi juga sangat menentukan dalam proses pengambilan data secara lancar. Seorang peneliti selalu berhubungan dengan subjek penelitian khususnya pada saat dilakukan wawancara. Hal ini menuntut seorang peneliti berkemampuan dalam menggali informasi secara lengkap dari subjek nan diwawancarai.
Peningkatan kemampuan personal peneliti terjadi setelah melalui termin latihan nan diatur secara terencana atau situasi alami. Dalam hal ini latihan memfokuskan pada aspek wawancara, pengamatan , dan cara mendengarkan dalam situasi nan berbeda dibawah bimbingan orang berpengalaman.
Untuk itu, sekali lagi kriteria nan mempu memenuhi kriteria instrumen penelitian nan baik adalah manusia dengan dukungan dari draft wawancara dan observasi.
Pedoman Wawancara
Untuk memudahkan perannya, peneliti menggunakan instrumen tambahan berupa draft wawancara atau nan disebut panduan wawancara. Panduan wawancara ialah lembar acuan nan sudah disiapkan oleh peneliti sebelumnya berisi pertanyaan-pertanyaan nan berkenaan dengan inti masalah atau variabel-variabel pertanyaan.
Biasanya isi pertanyaan nan akan dijawab oleh responden mencakup sebuah data, persepsi, pendapat, fakta, konsep, pengetahuan, ataupun penilaian terhadap responden. Contoh, panduan wawancara penelitian pendidikan adapun poin-poin pertanyaan dibuat buat mengetahui visi, misi, dan taktik kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah. Panduan wawancara bisa berubah menyesuaikan dengan kondisi dan situasi wawancara nan sedang berkembang.
Wawancara atau istilah lain dari interview banyak dipakai peneliti sebagai teknik pengumpulan data pada penelitian deskriptif kualitatif atau deskriptif kuantitatif.
Adapun langkah-langkah wawancara dalam praktik penelitian kualitatif ialah :
- Pertama, menentukan subjek wawancara atau narasumber nan akan memberi informasi atau data penelitian.
- Kedua, mempersiapkan pokok permasalahan nan menjadi topik pembicaraan sinkron dengan tujuan wawancara.
- Ketiga, mengawali sesi rendezvous dengan pembukaan nan terkadang diselingi sedikit basa basi.
- Keempat, mulai melaksanakan wawancara menurut panduan nan sudah disusun sambil membuat catatan kecil atau petikan wawancara.
- Kelima adalah menanyakan kebenaran dari konklusi wawancara kepada narasumber kemudian sesi wawancara ditutup.
- Keenam, menelisik dan menindaklanjuti hasil wawancara.
Bentuk Wawancara
Bentuk wawancara biasanya dilaksanakan secara lisan dalam rendezvous tatap muka secara individual. Hal ini berarti peneliti mengadakan wawancara buat menghimpun informasi dari individu tersebut. Namun, terkadang wawancara bertujuan menghimpun data dari dua atau beberapa orang sehingga dilaksanakan secara berkelompok.
Wawancara sebagai teknik pengumpulan data dibedakan menjadi dua jenis yaitu, wawancara terstruktur dan tak terstruktur. Wawancara terstuktur adalah teknik menghimpun data dengan menggunakan panduan pertanyaan-pertanyaan nan telah disusun atau dipersiapkan sebelumnya. Wawancara homogen ini memang sedikit membatasi peneliti dalam mengungkapkan pertanyaan improvisasi sehingga terkesan kaku. Namun, sisi positifnya adalah jalannya interview menjadi terarah.
Sedangkan wawancara tak terstruktur adalah kegiatan pengumpulan data tanpa sebuah panduan wawancara dan dilakukan secara spontan. Cara mengungkapkan pertanyaan disesuaikan menurut kebutuhan situasi nan berkembang dalam proses tanya jawab. Jenis wawancara ini hanya perlu menyiapkan batasan-batasan nan tak mengikat selanjutnya pada praktik di lapangan dilakukan dengan urutan bebas.
Demikianlah artikel tentang contoh instrumen penelitian kualitatif . Semoga bermanfaat bagi anda.