Unsur-Unsur Drama

Unsur-Unsur Drama

Hakikatnya drama ialah sebuah pertunjukan nan diperankan oleh aktor maupun aktris. Drama dapat dipertunjukkan melalui beberapa media. Drama sebagai satu pertunjukan langsung di atas panggung, drama sebagai sebuah film, atau drama sebagai tayangan di televisi. Layaknya sebuah pertunjukkan, drama juga dapat disuguhkan bersamaan dengan musik dan tarian, atau nan biasa disebut dengan melodrama.

Di negara asalnya, Yunani, drama dilambangkan dengan dua topeng berwarna putih dan hitam nan masing-masing memiliki aktualisasi diri nan berbeda. Topeng berwarna hitam atau Melpomene melambangkan tragedi, kesedihan, dan duka. Sedangkan topeng rona putih atau Thalia menunjukkan aktualisasi diri kegembiraan, kesenangan, dan suka cita. Kedua topeng tersebut melambangkan aktualisasi diri nan dihasilkan dari pertunjukan drama.



Drama dan Sejarahnya

Budaya-budaya berteater di negara Yunani menciptakan tiga genre pertunjukan drama. Tiga jenis pertunjukan tersebut dikenal juga dengan istilah genre. Yaitu, aliran tragedi, aliran komedi, dan aliran satir. Pada abad ke-5, ketiga aliran drama itu diperlombakan sebagai bagian dari seremoni bagi Dewa Dionysus.

Pertunjukan drama nan berasal dari Yunani kemudian menyebar hingga Eropa. Di Eropa, oleh teater nan berada di Romawi, drama dari Yunani itu kemudian mengalami variasi dari berabagai hal.

Teater Romawi menghasilkan karyanya nan pertama. Karya tersebut terbilang krusial sebab sebagai tolok ukur kejayaan teater Romawi. Karya tersebut berupa drama tragedi dan lawak nan ditulis oleh Livius Andronicus. Beberapa artis drama nan terkenal saat itu ialah Gnaeus Neavius, Titus Maccius Plautus, dan Terentius Afer Publius.

Pada abad pertengahan, artis drama nan terkenal salah satunya ialah Shakespeare. Cerita drama nan ditulis berkisar pada cerita-cerita nan terjadi di kerajaan Roma jaman dahulu.

Shakespeare ialah satu di antara artis Roma nan terkenal. Selain ia pun, nama-nama seperti Christopher marlowe, Thomas Middleton, dan Ben Jonson cukup diperhitungkan di masanya. Dramawan lain nan terkenal dari zaman kerajaan Romawi ialah Plautus dan Terence.

Pertunjukan drama kemudian berkembang ke seluruh dunia. Kali ini, Asia juga ikut merasakan. Negara India salah satunya. Di India terkenal dengan drama Sansekerta. Mitologi dan sejarah menjadi pertunjukan primer nan disuguhkan pada para penonton pertunjukan drama di India. Seperti cerita epos Ramayana dan Mahabharata.

Selain di India, drama juga diminati di Cina dan Jepang. Tentu saja tiap-tiap negara etrsebut memiliki kekhasan nan berbeda, baik jalan cerita maupun bagaimana drama itu dipertontonkan.



Bentuk-Bentuk Drama

Berdasarkan pertunjukannya, drama dibagi menjadi tiga, yaitu opera, pantomim, dan drama kreatif. Berikut ini ialah klarifikasi mengenai ketiga bentuk drama tersebut.



1. Opera

Pertunjukan opera banyak dilakukan di negara-negara barat. Opera termasuk dalam seni drama tragedi atau dramatis. Pertunjukan opera bukan hanya sekadar mempertontonkan kemampuan akting dari para pelaku peran, tapi juga kemampuan menyanyi, dan bermusik. Opera terkenal dengan jenis musik nan mengiringi suara mendayu-dayu.



2. Pantomim

Drama jenis ini biasanya berdasarkan cerita dongeng nan terjadi di masyarakat. Pada pertunjukan pantomim, nilai moral biasanya sering diselipkan. Karakteristik khas dari pertunjukan ini ialah pelaku nan menggunakan topeng dengan mobilitas nan cenderung aneh. Para pelaku seolah menciptakan benda-benda di global khayalnya sendir, dan memperlakukan bahwa benda tersebut ada.



3. Drama Kreatif

Drama jenis ini dapat dikatakan sebagai drama nan sudah mengalami berbagai perubahan. Drama kreatif ialah satu-satunya jenis drama nan cocok dimainkan oleh anak-anak. Biasanya, drama kreatif sering dipertontonkan pada saat acara-acara sekolah.



Unsur-Unsur Drama

Di dalam sebuah drama , ada unsur-unsur nan membangun pementasan drama tersebut. Unsur tersebut ada unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik sebuah drama ialah unsur nan berhubungan langsung dengan pementasan drama tersebut. Unsur intrinsik tersebut ialah sebagai berikut.



1. Naskah drama

Di dalam sebuah pementasan drama, hal nan paling dasar ialah naskah drama itu sendiri. Naskah drama ialah sebuah naskah karangan nan berisi tentang cerita atau lakon.

Di dalam naskah drama tersebut terdapat lakon atau tokoh-tokoh cerita nan diberi nama, ada obrolan antara tokoh tersebut, dan klarifikasi mengenai keadaan di atas pentas.

Penjelasan latar di dalam sebuah naskah drama harus jelas, baik latar tempat, latar waktu, atau latar suasana. Pencahayaan, tata busana dan tata suara, atau suasana di atas anjung tersebut harus dijelaskan secara jelas di dalam naskah drama.

Di dalam naskah drama nan lebih diutamakan ialah obrolan antara tokoh cerita drama tersebut nan membangun cerita di dalam naskah drama tersebut. Di dalam naskah drama di bagi atas beberapa babak dalam mengatur alur ceritanya. Setiap babak tersebut berisi peristiwa dengan waktu dan suasana eksklusif sinkron dengan alur ceritanya.

Selain itu, di dalam naskah drama biasanya ada klarifikasi lainnya nan menerangkan tentang segala sesuatu nan berhubungan dengan pementasan. Contohnya, klarifikasi mengenai aktualisasi diri dan gerakan para pemain atau peralatan apa saja nan dibutuhkan di setiap babak.



2. Pemain atau Tokoh Drama

Di dalam sebuah pementasan drama, tentu saja ada pemeran tokoh drama atau disebut sebagai pemain drama. Pemain drama ialah orang nan memerankan seorang tokoh di dalam naskah drama nan dipentaskan.

Sebagai seorang pemain drama, tentu saja harus benar-benar memerankan tokoh nan ada di dalam naskah drama tesebut. Jadi, seorang pemain drama harus menguasai perannya di dalam naskah drama dan mampu memerankan watak, ekspresi, tingkah lakunya, dan segala sesuatunya nan berhubungan dengan tokoh tersebut.



3. Sutradara

Di dalam sebuah pementasan drama, diperlukan seorang pengarah adegan drama. Pengarah adegan ialah orang nan memimpin dalam pementasan drama tersebut. Untuk bisa mementaskan sebuah drama, seorang pengarah adegan bertugas buat memilih naskah drama apa nan akan dipentaskan.

Kemudian, sebagai seorang pengarah adegan harus benar-benar memahami naskah drama secara keseluruhan, mulai dari tokoh, latar, dan segala sesuatu nan berhubungan dengan pementasan drama.

Setelah itu, seorang pengarah adegan harus memilih orang-orang nan akan memainkan tokoh-tokoh nan ada di dalam naskah drama. Pemain nan terpilih akan dibimbing terlebih dahulu oleh pengarah adegan buat memahami perannya di dalam pementasan drama nantinya.

Selain itu, seorang pengarah adegan harus mengurusi segala sesuatunya nan berhubungan dengan pementasan drama, seperti penata rias dan busana, penata panggung, dan lain-lainny, sehingga pengarah adegan harus bekerja sama dengan para petugas dan mengkoordinasikan pada semua bagian nan berhubungan dengan pementasan drama.



4. Tata Rias

Di dalam sebuah pementasan drama, tata rias ialah bagian nan sangat krusial juga, terutama buat seorang pemain. Tata rias ialah bagian dari unsur pementasan drama buat merias para pemain drama. Penata rias tersebut harus merias para pemain sinkron dengan peran dan wataknya di dalam pementasan drama tersebut.



5. Tata Busana

Para pemeran dalam sebuah pementasan drama tentu saja memerlukan kostum atau busana. Untuk itu, di dalam sebuah pementasan drama dibutuhkan seorang tata busana. Tata busana ialah unsur drama nan mengarur busana atau kostum para pemain, mulai dari jenis pakaian, model, sampai cara pemakaiannya.

Busana para pemain drama harus sinkron dengan peran para pemain tersebut di dalam naskah drama. Penata busana harus mengatur hal tersebut, sehingga pementasan drama tersebut ditampilakan secara maksimal dan bagus. Biasanya, tata busana ini sering dipadukan dengan tata rias.



6. Tata panggung

Pementasan drama dilakukan di sebuah anjung atau loka nan bisa dipakai sebagai arena bermain drama. Untuk itu, dalam pementasan tersebut diperlukan tata anjung agar latar suasana nan ada di dalam naskah drama tersebut bisa diaplikasikan ke dalam tata panggung.

Tata anjung ialah penataan arena atau anjung buat pementasan drama. Biasanya, loka pertunjukan drama tersebut posisinya lebih tinggi dibandingkan dengan penontonnya agar pementasan drama tersebut bisa dilihat oleh semua penonton.

Panggung pementasan drama tersebut harus ditata sinkron dengan latar tempat, latar waktu, dan latar suasana nan ada di dalam naskah drama tersebut. Di setiap babak, tata anjung mengalami perubahan sebab latar di setiap babak biasanya berbeda.



7. Tata Lampu

Selain tata panggung, tata lampu juga berperan sangat krusial di dalam sebuah pementasan drama. Tata lampu ialah pengaturan pencahayaan di dalam anjung pada waktu pementasan drama.

Tata lampu harus bisa mengatur cahaya pada saat drama berlangsung dan harus sinkron dengan latar cerita tersebut sebab tata lampu bisa memengaruhi latar dan alur cerita drama nan dipentaskan.



8. Tata Suara

Tata suara ialah pengaturan terhadap suara-suara nan berhubungan dengan pementasan drama. Di dalam sebuah pementasan drama, tata suara sangat krusial juga agar pertunjukan drama tersebut sinkron dengan latar dan alurnya.

Tata suara juga bisa membantu para penonton buat memahami dan menghayati isi cerita drama nan dipentaskan. Tata suara harus diatur agar bisa terdengar oleh para penonton.

Unsur-unsur intrinsik tersebut tak terlepas dari unsur ekstrinsik drama, yaitu biografi pengarang, penonton, dan pengaruh pementasan drama terhadap kehidupan masyarakat luas.

Salah satu unsur ekstrinsik nan sangat memengaruhi pementasan drama ialah penonton. Penonton termasuk unsur nan bisa menentukan apakah pementasan drama tersebut sukses atau tidak.