Waktu-Waktu Haram dan Makruh Dalam Shalat
Dalam Islam, sebelum memulai aktivitas peribadatannya maka diwajibkan buat kudus dari hadas besar maupun kecil. Hadas ialah segala sesuatu nan membuat diri menjadi tak kudus lagi. Adapun nan tergolong hadas kecil misalnya ialah buang air kecil dan buang angin.
Sedangkan nan tergolong hadas besar salah satu contohnya ialah setelah melakukan interaksi suami istri (dalam keadaan junub). Sehingga diwajibkan buat membersihkannya baik dengan berwudhu maupun dengan mandi.
Salah satu bagian ibadah dalam islam ialah shalat. Shalat merupakan ibadah nan wajib dilakukan oleh para muslimin dan muslimat. Dalam satu hari, orang-orang muslim diwajibkan buat melaksanakan shalat selama lima kali (lima waktu) pada waktu-waktu nan telah ditentukan.
Adapun waktu-waktu tersebut ialah subuh (sebelum terbit matahari), dzuhur (siang hari), ashar (sore hari), maghrib (terbenam matahari) dan isya (malam hari). Selain shalat wajib tersebut, atau biasa disebut dalam bahasa Arab sebagai shalat fardu.
Berwudu Sebelum Shalat
Sebelum melakukan shalat, umat muslim diwajibkan buat kudus dari hadas. Salah satu caranya ialah dengan berwudu. Wudu ialah bersuci dengan air nan berkaitan dengan membasuh wajah, dua tangan, kepala dan dua kaki. Demikian pentingnya berwudu sehingga terdapat dalilnya dalam Al-Qur'an nan berbunyi:
"Hai orang-orang nan beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu dan (basuhlah) kakimu sampai dengan kedua mata kaki...." (QS.Al-Maidah: 6)
Dalam Hadis Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda:
"Shalat salah seorang kalian tak akan diterima jika kalian berhadas (tidak berwudu) sampai kalian wudu (terlebih dahulu)" (HR. Syaikhani, Abu Dawud dan Tirmidzi)
Syarat Wajib Shalat
Shalat merupakan ibadah nan dilakukan dengan perkataan dan perbuatan nan diawali takbir dan diakhiri salam. Shalat memiliki syarat-syarat wajib, rukun-rukunnya, sunnah-sunnahnya, makruh-makruhnya dan beberapa hal nan membuatnya tak sah.
Adapun syarat wajib shalat ialah sebagai berikut.
- Islam
- Berakal
- Balig
- Sampai ajakan shalat kepadanya
- Tidak sedang haid dan nifas
- Normal panca inderanya
Waktu-Waktu Haram dan Makruh Dalam Shalat
Melakukan shalat tak boleh sembarangan sebab telah ditentukan waktu-waktunya. Sehingga ada nan disebut dengan waktu-waktu haram dan makruh dalam melaksanakan shalat. Waktu-waktu nan haram tersebut adalah:
- Ketika matahari terbit sampai sedikit terangkat
- Ketika istiwa', yaitu ketika matahari tepat di atas kepala pada tengah hari sampai tergelincir sedikit
- Ketika matahari berwarna kekuningan hendak terbenam sampai benar-benar tenggelam
Dan waktu-waktu makruh dalam melaksanakan shalat adalah:
- Setelah shalat subuh sampai matahari terangkat
- Setelah shalat ashar sampai terbenam matahari
- Ketika iqamah shalat wajib sudah dikumandangkan
Syarat Absah Shalat
Setelah mengetahui waktu-waktu haram dan makruh dalam mengerjakan shalat, maka hal tersebut menjadi landasan atau menjadi salah satu bagian dari syarat sahnya shalat. Terdapat enam syarat absah shalat:
- Mengetahui masuknya waktu shalat
- Suci dari hadas besar dan kecil
- Suci badan, baju dan loka nan dipakai buat shalat
- Menutup aurat
- Menghadap kiblat
- Niat
Itulah beberapa hal krusial dalam mendirikan shalat nan dijelaskan dalam ilmu fiqih ( fiqh ibadah sholat).Sudahkah Anda melaksanakannya?
Rahasia Gerakan Shalat
Nah, setelah membahas fiqh ibadah shalat, Tak salah bila penulis mencantumkan apa saja misteri gerakan shalat. Harapannya, biar pembaca tidak hanya mengkaji tentang shalat dari sisi fiqh, tapi juga mengkajinya dari sisi hikmah. Dengan penggabungan keduanya akan menimbulkan motivasi.
Tahukah Anda bahwa, hampir seluruh aplikasi shalat dari takbir sampai salam telah mencakup majemuk amalan nan dilakukan oleh Para Nabi Allah dan Malaikat.
1. Takbiratul ihram
Takbir ialah amalannya para malaikat. Mereka selalu mengagungkan Allah. Terbukti, jika Allah menyuruh mereka berzikir, maka amalan zikir saja nan dilakukannya. Ia tidak berani melakukan hal-hal nan menyalahi apa nan diperintahkan Allah.
Sama halnya dengan orang nan shalat. Ketika ia sudah takbiratul ihram, maka ia tidak akan berani melakukan hal-hal nan dilarang oleh Allah. Hanya apa nan diperintahkan saja nan dilakukannya. Misalnya saja makan. Makan pada asalnya ialah halal. Namun ketika sudah shalat, maka makan menjadi perbuatan nan diharamkan oleh Allah Swt.
Oleh sebab itu, takbiratul ihram nan dilakukan ialah pekerjaan nan mengikuti perintah Allah nan statusnya sama dengan malaikat. Yaitu, hanya berani melakukan apa nan disuruh oleh Allah.
Adapun dalil tentang takbirnya ialah firman Allah Swt., "Dan agungkanlah Allah dengan seagung-agungnya." (QS. Al-Isra: 111)
2. Doa Iftitah
Membaca doa iftitah ialah pekerjaan sunnah nan dilakukan setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surat al-Fatihah. Spesifik nan menganut paham mazhab Syafi'I, bahwa aktivits membaca doa iftitah ialah sedang mengikuti pernyataan Nabi Ibrahim as. Sebagaimana nan termaktub di dalam surat al-An'am ayat 79:
"Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) nan menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama nan benar, dan saya bukanlah orang-orang musyrik."
3. Membaca At-Ta'awwuz
Ketika akan membaca surat al-Fatihah, bagi pengikut mazhab Syafi'I disunnahkan buat membaca at-ta'awwuz. Ternyata, konduite ini juga pernah dilakukan oleh tiga orang Nabi. Yaitu, Nuh as. Yusuf as dan Musa as. Artinya, ketiga nabi tersebut ialah sosok orang nan rajin membaca ta'awuz sebelum memulai sesuatu nan baik. Sebagaimana nan tercantum dalam surat Hud ayat 47.
"Dia (Nuh) berkata: Ya Tuhanku sesungguhnya saya berlindung kepada-Mu buat memohon kepada-Mu sesuatu nan saya tak mengetahui hakikatnya."
"Dia (Yusuf) berkata: 'aku berlindung kepada Allah". (QS. Yusuf: 23)
"Aku (Musa) berlindung kepada Allah agar tak termasuk orang-orang nan bodoh". (QS. Maryam: 18)
4. Membaca Basmalah
Membaca basmalah bukan saja dilakukan oleh orang nan menunaikan shalat, baca basmalah juga dilakukan oleh Nabi Nuh as saat akan menaiki perahu. Artinya, membaca basmalah juga dilakukan Nabi Nuh as.
"Dengan menyebut nama Allah pada saat berlayar dan berlabuhnya." (Qs. Hud: 41)
5. Berdiri ketika Shalat
Perbuatan berdiri ketika shalat ialah mengikuti apa nan dilakukan oleh Nabi Zakaria as. Sebagaimana termaktub di dalam surat Ali Imran: 39
"Dan dia (Zakaria) berdiri melaksanakan Shalat di Mihrab". (QS. Ali Imran: 39)
6. Ruku'
Perbuatan ruku' ketika shalat sejatinya ialah perbuatan nan biasa dilakukan oleh Nabi Daud as. sebagaimana tercantum di dalam al-Qur'an. Allah Swt berfirman:
"Dan dia (Daud) menyungkur, ruku' dan bertaubat". (QS. Shad: 24)
7. Sujud
Semua para Nabi dan orang-orang nan dipilih dan ridhai Allah melakukan sujud. Sebagaimana firman Allah Swt. "Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis". (QS. Maryam: 58)
8. Tasbih
Membaca tasbih ketika di saat ruku' dan sujud ialah contoh perbuatan para malaikat. Mereka selalu membaca tasbih kepada Allah Swt. Sebagaimana firman Allah Swt. "Maha kudus Engkau, tidaklah ada ilmu bagi kami." (QS. Al-Baqarah: 32)
9. Tasyahhud
Perbuatan membaca tasyahhud ialah perbuatan nan dilakukan ketika Nabi Muhammad Saw. sedang melakukan mi'raj dan berjumpa dengan Allah di sidratul muntaha. Allah mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad Saw. lalu dijawab oleh Nabi Muhammad Saw. Cara pengucapannya persis seperti ketika kita membaca tasyahhud.
10. Shalawat
Membaca shalawat saat membaca tasyahhud ialah contoh dari apa nan dilakukan Allah dan para malaikat-Nya kepada Rasulullah Saw. Artinya, Allah Swt. juga bershalawat kepada Rasulullah Saw. Sebagaimana dimaktubkan di dalam al-Qur'an, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi". (QS. Al-Ahzab: 56)
11. Mengucapkan salam ke kiri dan ke kanan
Ini ialah mengikuti apa nan dilakukan oleh malaikat. Artinya, ketika kita menoleh ke kanan maka kita sedang mengucapkan salam kepada malaikat pencatat amal baik. Ketika kita mengucapkan salam ke kiri maka kita sedang mengucapkan salam kepada malaikat nan di kiri. Sebagaimana dijelaskan Allah Swt. di dalam firman,
"(yaitu) ketika dua Malaikat mencatat amal perbuatannya, satu duduk di sebelah kanan dan nan lain duduk di sebelah kiri". (QS. Qaf: 17)
Orang nan meninggalkan Shalat
Di dalam sebuah dijelaskan, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Siapa nan memelihara shalat ialah baginya cahaya, burhan (bukti kebaikan), dan selamat dari neraka dan suapa nan tak memelihara shalat maka dia tak akan mendapat nur, tak mendapat burhan dan tak lepas dari azab pada hari kiamat. Dan akan dikumpulkan kelak pada hari kiamat bersama Fir'aun, Qarun, Haman dan Ubay Bin Khalaf".
Menurut Ibnul Qayyim al-Jauziyah, bahwa disebut empat pemuka kesesatan nan tertulis di dalam hadis tersebut ialah buat memberikan pengertian secara halus bahwa:
- Orang nan meninggalkan shalat sebab dibimbangkan harta maka ia akan dikumpulkan bersama qarun
- Orang nan meninggalkan shalat sebab memegang tampuk kekuasaan akan dikumpulkan bersama firaun
- Orang nan meninggalkan shalat sebab kedudukan nan tinggi dalam pemerintahan akan dikumpulkan bersama hamman
- Orang nan meninggalkan shalat sebab bisnis, maka akan dikumpulkan bersama Ubay bin Khalaf.
Ini artikel sederhana tentan fiqh ibadah shalat plus kupasan singkat tentang hikmah shalat dan peringatan buat tak meninggalkan shalat.