Teori Psikologi Perkembangan Anak oleh Erick Erikson

Teori Psikologi Perkembangan Anak oleh Erick Erikson

Ada beberapa ahli psikologi nan menyusun teori psikologi perkembangan anak . Beberapa ahli tersebut di antaranya ialah Erikson, Gardner, Piaget, dan Vigotsky.

Suatu asosiasi para pendidik nan bernama The National for Educational of Young Children (NAEYC) telah menyimpulkan. Bahwa terdapat pola generik nan berkaitan dengan perkembangan anak dalam rentang waktu 8 tahun kehidupannya.

Pola generik tersebut bisa diprediksi berdasarkan hasil riset di bidang psikologi perkembangan anak. NAEYC ini juga telah menyusun pedoman buat menyajikan dan menjaga program pendidikan anak usia dini nan bermutu.

Program tersebut disesuaikan dengan taraf perkembangan dan kekhasan dari masing-masing individu. Berdasarkan kekhasan pada setiap taraf pertumbuhan dan perkembangan anak, maka dilakukan pembagian rentang usia sebagai berikut.

  1. Sejak bayi lahir hingga umur 12 bulan
  2. Batita atau bayi dengan umur antara 1 hingga 3 tahun
  3. Prasekolah atau anak dengan umur antara 3 hingga 6 tahun
  4. Sekolah Taman Kanak-kanak atau anak dengan umur 4 hingga 6 tahun


Teori Psikologi Perkembangan Anak oleh Jean Piaget

Konsep kecerdasan menurut Piaget, mirip seperti teori adaptasi nan ada pada ilmu biologi. Maka, pengaruh lingkungan fisik dan sosial, serta ekuilibrasi dan kematangan seseorang tidak lepas dari pertumbuhan kecerdasan.

Hal ini disebabkan sebab setiap individu diciptakan dengan kemampuan beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan habitat atau lingkungannya. Setiap individu, termasuk manusia memiliki cara adaptasi nan berbeda.

Begitu pula dengan prosesnya, baik itu proses asimilasi maupun akomodasi. Asimilasi ialah jika seseorang menanggapi global dengan mengaitkan suatu pengalaman dengan kejadian di masa lalu. Dapat jadi pengalaman tersebut mengandung aspek nan sama sekali baru.

Akomodasi merupakan struktur kognitif nan terjadi dampak dari aspek nan baru tersebut. Sehingga bisa disimpulkan bahwa asimilasi merupakan proses seseorang menanggapi lingkungan nan sinkron dengan struktur kognitifnya.

Namun, proses pertumbuhan intelektual ini tidak akan terjadi jika pengalaman nan diterima tidak berbeda dengan skemata nan ada. Maka dari itulah dibutuhkan proses akomodasi.

Proses akomodasi merupakan proses nan mengubah struktur kognitif, hal ini identik dengan belajar. Konsep dari Piaget menjelaskan mengenai pentingnya pemilihan dan penyesuaian materi pedagogi bagi anak.

Pemilihan dan penyesuaian ini mengacu pada gagasan dasar nan dimengerti anak, buat dikembangkan kemudian. Pengembangan ini bisa menggunakan stimulasi nan lebih luas.

Misalnya, berupa pertanyaan nan meningkatkan kemampuan anak dalam berhadapan dengan pengalaman nan lebih rumit. Selain melakukan penelitian mengenai proses berpikir, Piaget juga dikenal dengan tahapan perkembangan struktur kognitif anak.

Tahap tersebut mencakup empat bagian, yaitu:

  1. Sensorik motorik, dimulai sejak bayi dilahirkan hingga umur 2 tahun
  2. Pra operasi, yaitu di umur 2 hingga 7 tahun
  3. Operasi konkrit, yaitu umur 7 hingga 11 tahun
  4. Operasi formal, yaitu umur 11 hingga 15 tahun

Pengurutan termin ini tak bisa diacak sebab termin sebelumnya melandasi termin berikutnya. Namun pembentukan termin bisa berubah sinkron kondisi seseorang.

Besarnya disparitas antara termin disebabkan adanya disparitas mutu pemikiran nan lain. Walau begitu, unsur pada perkembangan sebelumnya tetap tidak dibuang.

Dengan demikian, terjadi peralihan antartahap nan berkelanjutan. Meski terdapat mencoloknya perbedaan.



Teori Psikologi Perkembangan Anak oleh Vigotsky

Bagi Vigotsky, sistem sosial mengambil peranan nan krusial pada perkembangan kognitif. Orang-orang nan berinteraksi dengan anak akan berkolaborasi mengembangkan suatu pemahaman, sehingga belajar terjadi pada konteks sosial.

Orang-orang dalam hubungan tersebut mencakup orang tua, teman bermain, dan guru. Zone Proximal Development (ZPD) atau zona perkembangan proksimal ialah suatu wilayah di mana anak berpotensi buat belajar.

Di ZPD ini, dengan donasi seorang ahli, kemampuan anak dapat ditingkatkan. Di wilayah ini terdapat jeda antara termin perkembangan aktual anak.

Jarak ini ditandai dengan kemampuan anak menyelesaikan masalah sendiri. Dengan batas perkembangan potensial, di mana anak harus dibantu memecahkan masalah.

Contohnya ialah ketika seorang anak berumur lima tahun belajar menggambar nan dibantu dengan pengarahan dari orang tua atau guru. Pengarahan tersebut berupa cara menggambar secara bertahap.

Bantuan akan dikurangi sedikit demi sedikit hingga ZPD beralih ke termin perkembangan aktual. Perkembangan aktual ialah masa di mana anak sudah dapat menggambar sendiri.

Maka dari itu, dalam pengembangan kemampuan anak butuh donasi pengarahan pada anak. Hingga seorang anak bisa menguasai suatu keterampilan tanpa bergantung lagi.

Guru berperan sebagai fasilitator atau perantara nan mendampingi anak jika mereka butuh bantuan. Donasi nan tepat tetap dibutuhkan.

Walau anak merupakan pembelajar nan aktif dan ingin mengetahui berbagai hal, tetap memerlukan bantuan. Dengan demikian, proses pembelajaran bisa lebih efektif.

Perbedaan konsep Vigotsky dengan Piaget ini ialah jika Piaget fokus pada perkembangan berpikir secara intrinsik atau dalam diri anak itu sendiri. Maka Vigotsky memberi penekanan pada pengaruh sosial dan budaya di lingkungan anak tersebut.

Pembentukan nilai, norma, kesopanan, keyakinan, dan metode pemecahan masalah ketika melakukan adaptasi intelektual dihasilkan dari pengaruh budaya. Budaya mengajari anak berpikir dan melakukan sesuatu.

Kendati demikian, konsep Piaget dan Vigotsky bisa saling melengkapi dengan cara diakomodasi. Kegiatan pembelajaran anak bisa dibagi, di mana anak diberikan kesempatan melakukan discovery learning atau menemukan dan membangun pemahaman sendiri.

Namun demikian, tetap ada peran guru buat meningkatkan efektivitas belajar dengan memberi donasi berupa arahan nan tepat. Maka akan dapat meningkatkan ZPD menjadi daerah kemampuan aktual.

Seorang pendidik harus meneliti taraf kompetensi dasar di lingkup umur tertentu. Dan berusaha meningkatkan kemampuan anak. Caranya, dengan tetap memerhatikan kondisi psikologinya, tanpa membunuh minat anak buat belajar.



Teori Psikologi Perkembangan Anak oleh Erick Erikson

Erikson fokus pada delapan termin perkembangan psikososial mulai usia dini hingga dewasa. Pada tiap tahap, seseorang akan mengalami hal positif dan negatif.

Jika seseorang bisa menghadapi krisis selama perkembangan dengan baik. Maka akan diperoleh kepribadian nan sehat. Sejak bayi hingga anak berumur 3 tahun, dibutuhkan penuh cinta kasih bagi pengasuhannya.

Tujuannya, agar timbul perasaan kondusif pada anak. Suatu penolakan dan inkonsistensi akan menumbuhkan rasa tak percaya pada pengasuhnya. Hal ini akan berlangsung terus pada orang lain serta cakupan lingkungan nan lebih luas.

Banyak hal menarik nan dilihat pada usia dini. Hal ini menantang buat dicoba, padahal tidak sporadis terkandung risiko bahaya di dalamnya. Maka dari itulah sine qua non orang dewasa nan mendampingi pada termin ini.

Orang tersebut harus bisa mendukung rasa ingin tahu si anak. Kritik dan batasan nan terlalu ketat akan menimbulkan rasa ragu pada kemampuan diri anak tersebut.



Konsep Kecerdasan Jamak oleh Gardner

Gardner meneliti kecerdasan lebih mendalam. Beliau pun memperkenalkan konsep multiple intelegence atau kecerdasan jamak.

Kecerdasan diidentifikasikan oleh Gardner sebagai kemampuan menemukan dan memecahkan masalah. Sehingga bisa membentuk suatu karya nan bernilai jika dilihat dari sudut pandang budaya seseorang.

Pembagian kecerdasan dalam multiple intelligence ini ialah intrapersonal, interpersonal, kinestetik, linguistik, logika, matematika, musik, naturalis, dan spasial. Setiap potensi kecerdasan bisa dikembangkan hingga termin tertentu.