Pemeliharaan Sapi Dewasa
Dalam usaha pertanian maupun peternakan, pemeliharaan termasuk salah satu hal nan absolut buat dilakukan. Berhasil tidaknya sebuah usaha peternakan sangat bergantung pada kesuksesan pemeliharaannya. Demikian pula nan terjadi dalam usaha peternakan sapi perah.
Peternak nan tak menghiraukan pemeliharaan maka bisa dikatakan bahwa 90 % usahanya akan mengalami kerugian atau bahkan akan jatuh. Namun sebaliknya, jika pemeliharaannya dilakukan dengan sangat baik, maka hasil nan didapat pun akan sinkron dengan nan diharapkan.
Menurut Ensminger (1969), pemeliharaan sapi perah dilakukan dalam tiga tahap, yakni pemeliharaan terhadap anak sapi, pemeliharaan terhadap sapi dara, dan nan terakhir ialah pemeliharaan terhadap sapi betina nan sudah dewasa. Ketiga tahapan ini memiliki arti dan tujuan sendiri-sendiri dan sangat krusial buat dilakukan. Bagaimana cara melakukan pemeliharaan pada masing-masing tahapan akan diuraikan secara lengkap pada uraian berikut.
Pemeliharaan terhadap Anak Sapi
Untuk menghasilkan anak sapi nan cukup kuat, sekurang-kurangnya 6 minggu sebelum induk sapi beranak, peternak harus memberikan pakan nan bergizi kepada induk nan tengah bunting tersebut. Setelah anak sapi dilahirkan, peternak harus melakukan perawatan secara ekstra, mengingat saat-saat inilah nan paling kritis bagi anak sapi.
Pada anak sapi nan baru dilahirkan, lender-lendir nan terdapat pada hidung dan mulut harus segera dibersihkan. Kebersihan anak sapi dari lender-lendir tersebut ialah agar sistem pernapasan si anak sapi tadi berjalan dengan baik. Kemudian, hal nan juga perlu diketahui peternak ialah mengenai penangannan tali pusar anak sapi nan sudah putus. Tali pusar anak sapi nan sudah putus harus diberi jodium tenctur 30% agar tak kemasukkan penyakit melalui tali pusar.
Anak sapi nan normal akan mempu berjalan sendiri, 30 menit setelah dilahirkan. Selain itu, anak sapi juga akan secara alami mencari purting induknya guna keperluan menyusu. Namun, pada beberapa anak sapi nan kesulitan menemukan puting induknya, peternak harus membantu buat menemukannya. Susu pertama dari induk nan baru melahirkan ini menjadi wajib diberikan langsung pada anaknya mengingat kolestrum pada susu pertama ini memiliki kandungan antibodi, protein, dan mineral nan dibutuhkan oleh anak sapi.
Biasanya, anak sapi nan sehat memerlukan waktu kurang lebih 3 hari buat menyusu langsung pada induknya. Setelah 3 hari, barulah peternak dapat memindahkan anak sapi tersebut ke loka nan berbeda dengan induknya. Untuk kebutuhan minumnya sendiri, peternak dapat memberikan susu nan sudah ditaruh dalam ember atau wadah lainnya.
Lantas, bagaimana cara mengajari anak sapi nan telah dipisahkan dari induknya itu buat minum? Peternak dapat mengajarinya dengan cara berikut. Jari kita diberi susu, kemudian biarkan anak sapi tersebut menjilati jari tadi. Sedikit demi sedikit, jari nan sudah dilumuri susu tadi kita dekatkan ke ember nan berisi susu. Setelah itu, anak sapi akan menundukkan kepalanya ke dalam ember dan langsung menjilati susu di dalam ember tersebut.
Susu nan diberikan kepada anak sapi tersebut haruslah susu nan baru diperah. Jika susu dingin nan kita berikan sebaiknya panaskan terlebih dahulu susu tersebut hingga setidaknya mencapai suhu 37 derajat Celsius. Adapun baku jumlah susu nan harus diberikan kepada anak sapai ialah 80-100% dari berat badannya. Atau setiap 10 kg berat badan sapi harus diberi 1 liter susu per hari, dengan ketentuan tak melebihi 8 liter per hari.
Setelah anak sapi berumur 2 minggu peternak harus mulai melatih anak sapi ini buat memakan rumput muda atau rumput segar. Semakin besar tubuh anak sapi, semakin banyak juga rumput nan harus diberikan. Namun perlu diingat, sebelum anak sapi tersebut berumur 6 bulan, peternak jangan sampai member makan rumput lebih dari 5 kg per hari agar si anak sapi tak mengalami pot belly atau perut rumput.
Pada saat umurnya sudah mencapai 3-4 minggu, anak sapi harus sudah diajari memakan konsentrat dengan jumlah 0,25 kg per hari. Makin bertambah umurnya, maka pemberian konsentrat pun harus ditambah. Selain itu, pada umur 3 minggu, anak sapi pun sudah harus dilatih meminum air, dengan demikian anak sapi nan haus dapat minum sendiri tanpa harus menunggu pemberian susu dalam ember.
Pemeliharaan Sapi Dara
Pertumbuhan sapi dara ini sangat bergantung kepada pemeliharaan dan pemberian pakannya. Biasanya, setelah sapi tak diberi susu lagi, sapi tersebut akan mencari rumput sendiri. Peternak tak boleh membiarkan hal ini terjadi sebab pertumbuhan sapi akan terganggu. Sampai sapi berusia 15-18 bulan peternak harus selalu menyuiplai kebutuhan pakan sapi secara optimal. Perlu diketahui, pada saat sapi berumur 15-18 bulan, peternak sudah dapat mulai mengawinkan sapi dara ini.
Sapi dara nan perawatannya kurang baik, dalam hal ini pemberian pakannya tak optimal, akan membuat sapi-sapi tersebut mengalami hal-hal berikut.
- Sukar buat bunting jika dikawinkan.
- Sekalipun sapi tersebut dapat bunting, maka proses melahirkan nan pertama kalinya akan sulit. Anak sapi nan sukses dilahirkan pun biasanya akan memiliki kondisi nan lemah dan ukuran tubuhnya oun tak normal.
- Selain itu, hal nan paling dikhawatirkan ialah produksi susu dari sapi tersebut akan rendah dan jauh dari nan diharapkan.
Oleh sebab itulah, perhatian terhadap pertumbuhan sapi dara ini harus selalu diperhatikan. Salah satu nan dapat dilakukan peternak ialah memastikan keuantitas dan kualitas pakan nan dibutuhkan sapi dara tersebut.
Pemeliharaan Sapi Dewasa
Perawatan nan harus dilakukan pada sapi dewasa meliputi aktivitas perawatan kesehatan, dan perawatan khusus. Aktivitas perawatan kesehatan perlu dilakukan guna menjaga kondisi sapi agar selalu dalam kondisi sehat. Salah satu cara nan dilakukan dalam aktivitas perawatan kesehatan ini di antaranya ialah dengan mengontrol pemberian pakannya. Pemberian pakan nan tak terkontrol dapat menyebabkan sapi-sapi tersebut terkena diare.
Kemudian, perawatan spesifik nan diberikan kepada sapi dewasa meliputi pembersihan daki, pembersihan kotoran, dan pemeliharaan kuku. Tujuan primer dari perawatan spesifik ini ialah buat menjaga kondidi sapi tetap sehat dan higienis sehingga terhindar dari berbagai agresi penyakit. Lantas, bagaimana cara perawatan atau pengelolaan pada sapi-sapi nan sedang laktasi?
Pekerjaan rutin pada pengelolaan sapi betina dewasa nan sedang laktasi (memproduksi susu) ialah pemberian pakan, pemerahan, dan lainnya. Pekerjaan ini harus dilakukan secara teratur dan tak boleh semaunya, apalagi gonta-ganti pemerah, agar produksi susunya tetap terjaga. Sebelum proses pemerahan dilakukan, sebaiknya kandang harus dalam kondisi nan bersih. Ini dilakukan agar susu sapi tak terkontaminasi oleh bau-bauan nan berasal dari kandang.
Pada umumnya, sapi betina dewasa akan diperah dua kali sehari, namun jika produksis susunya tinggi, maka dapat dilakukan tiga kali pemerahan. Sapi-sapi nan sedang berproduksi tersebut harus selalu dikeringkan (diperah susunya hingga habis), sampai setidaknya 1,5 sampai 2 bulan sebelum sapi-sapi tersebut melahirkan. Jika hal ini tak dilakukan, maka produksi susu sapi setelah melahirkan atau saat masa laktasi berikutnya akan menurun.
Nah, demikianlah klarifikasi mengenai beberapa aktivitas nan harus dilakukan dalam perawatan ternak sapi nan baik. Masing-masing perawatan atau pemeliharan sapi tersebut tak boleh dianggap remeh sebab berhasil tidaknya usaha ternak sapi nan dilakukan sangat bergantung pada proses pemeliharaan ini. Semoga bermanfaat.