Urgensi Dakwah Islam

Urgensi Dakwah Islam



Apa itu Dakwah?

Pengertian dakwah secara bahasa berarti mengajak. Secara istilah pengertian dakwah Islam diartikan sebagai upaya atau usaha mengajak seseorang kepada ketaatan terhadap perintah dan ajaran Islam.

Ajakan ini disebabkan sebab ketidak tahuan seseorang, ketidak pahaman seseorang, kebelum tahuan seseorang atau memang sebab keengganan seseorang buat melaksanakan perintah dan syariat agama. Dakwah Islam meliputi banyak aspek; aspek akidah, akhlak, ibadah, jihad, hubungan sosial di masyarakat dan sebagainya.



Karakteristik Dakwah

Dakwah merupakan sebuah amal ibadah nan menjadi warisan panjang dan turun temurun. Ulama dan orang-orang sahleh dewasa ini merupakan generasi pewaris dakwah Islam. Dakwah memiliki beberapa karakter khas nan perlu dipahami dan diketahui oleh orang-orang nan akan menjalani dakwah tersebut.

Hal ini agar menjadi panduan bagi orang-orang nan akan melibatkan dirinya dengan aktivitas mulia ini. Ketidak tahuan seseorang terhadap ciri sebuah jalan dakwah mengakibatkan banyaknya orang-orang nan akan berjatuhan saat melalui jalan dakwah tersebut. Oleh karena itu pengertian dakwah Islam dan karakteristiknya perlu diketahui dan dipahami.

Berikut ini beberapa macam ciri jalan dakwah:

  1. Jalan dakwah ialah perjalanan nan panjang
    Dakwah bukanlah pekerjaan sehari dua hari nan bakal selesai buat dikerjakan. Perjalanan dakwah ialah perjalanan nan telah dirintis oleh Rasulullah, dan hingga hari ini akan terus berjalan sampai pada masa nan telah Allah janjikan. Dakwah berorientasi pada tertegaknya hukum-hukum Allah dan izzah ummat Islam di muka bumi.
    Oleh karena itu jangan pernah lelah mengarungi jalan dakwah, karena jalan dakwah memanglah perjalanan jauh para pejuang Islam nan siap mengorbankan segala macam hal nan menjadi milik diri, baik harta, waktu, keluarga mapun jiwa diri sendiri. Demikianlah pengertian dakwah Islam itu dimaknai, tak hanya sekedar definisi, namun juga ciri konkret dari dakwah itu sendiri.
  2. Jalan dakwah ialah jalan nan penuh rintangan
    Sudah menjadi sunnatullah, dakwah dipenuhi dengan berbagai macam kendala dan rintangan. Seseorang nan telah mengikrarkan dirinya siap buat bergabung bersama barisan dakwah ialah mereka nan sudah siap buat mendapatkan berbagai bentuk ujian di jalan dakwah tersebut. Ujian-ujian di jalan dakwah nan diberikan tidak lain bertujuan buat memuliakan orang-orang nan berdakwah.
    Jika seseorang tersebut sanggup melaluinya, maka akan bertambahlah kemuliaan diri seseorang tersebut. Sebaliknya jika ia gagal atau justru menyebabkan ia berputus harapan dari jalan dakwah, maka Allah telah mempersiapkan orang-orang nan akan menggantikan posisinya dengan kualitas keimanan nan lebih baik lagi.
    Berani berdakwah berarti berani mendapatkan aneka ujian, intimidasi dan segala macam bentuk tribulasi atau kendala lainnya. Bersabar dengan segala macam kendala tersebut akan menambah kualitas kemuliaan seseorang. Ujian dan rintangan tersebut bisa datang dari diri sendiri maupun orang lain.
  3. Jumlah orang nan mau berdakwah itu sedikit
    Dakwah ibarat jamu nan terasa getir buat dirasakan secara fisik, namun akan menyehatkan tubuh di masa nan akan datang. Banyak orang nan tak suka jamu lantaran disebabkan alasan getir nan ia rasakan disaat awal mencicipinya. Seperti itu pulalah dakwah.
    Banyak orang nan tidak mau ikut berdakwah sebab justru mengetahui kesulitan nan akan ia hadapi saat ikut berdakwah. Orang-orang akan enggan dengan konskwensi nan harus ia laksanakan sebagai dampak bergabungnya ia ke dalam barisan dakwah.


Urgensi Dakwah Islam

Bila kita kaji sejarah dakwah Rasulullah Saw. akan tampak bahahwa tugas dakwah Nabi Saw. bukan hanya mengenai masalah keagamaan saja, tetapi juga kemasyarakatan dan kesejahteraan hidup. Peran seperti inilah nan harus kita warisi.

Banyak sekali nan menjadi garapan para da’I hari ini nan merupakan kelemahan-kelamahan umat Islam. Kita dapat melihat kelemahan-kelemahan itu nan menjadi sumber rendahnya kualitas umat. Antara lain adalah, lemahnya iman (dha’ful iman), lemahnya ilmu (dha’ful ilmi), lemahnya semangat kerja (dha’ful amal), lemahnya akhlak (dha’ful akhlak), lemahnya ekonomi umat (dha’ful iqtishad), lemahnya dalam dominasi teknologi canggih/modern dan lain sebagainya.

Untuk itu, para da’I juga harus betul-betul siap dan mematang diri. Dalam artian senantiasa berbekal diri. Ada beberapa kematangan nan harus dimiliki seorang da’i. Antara lain adalah: pertama , kematangan intelektual. Maka, seorang da’I harus mampu berpikir jernih, rasional, analisis, kritis dan metodologis. Kedua , kematangan emosional, maka seorang da’I mampu mengendalikan emosinya, memiliki kontrol diri nan kuat, tekun dan tabah menghadapi tantangan.

Ketiga , kematangan sosial, maka seorang da’I harus mampu hayati di tengah-tengah lapisan masyarakat nan bhineka tabiat dan kepentingannya, dan mampu mempengaruhi pandangan, sikap dan konduite masyarakatnya. Keempat, kematangan spiritual, maka seorang da’I harus mempunyai kearifan dalam menghadapi berbagai masalah, sanggup melakukan koreksi diri dan selalu mendengar suara hati nuraninya nan paling dalam.

Karena itu, janganlah kita pahami bahwa dakwah Islam ialah buat mendirikan umat nan tampil beda dengan tujuan-tujuan, nilai-nilai dan manhajnya, nan memiliki selebaran nan unik dengan tonggak-tonggak, idealism dan karakteristiknya bahwa Islam merupakan agama nan ekslusif dan bahwa umatnya hayati buat dirinya sendiri, berpangku tangan sendirian, tak memperdulikan orang lain apakah mereka itu baik atau rusak, mendapat petunjuk atau tersesat, maju atau mundur.

Islam tidaklah demikian. Islam sejak awal dakwanya ialah sebuah selebaran universal, dakwah kepada manusia secara holistik dan sebagai rahmat bagi setiap hamba Allah, Arab maupun non-Arab.

Terlebih pada saat ini, dengan ditandai oleh perkembangan nan sangat maju khususnya di global informasi telekomunikasi maka empiris buat mendapatkan informasi dari mana saja bisa diperoleh dengan begitu mudah. Hal itu, bila tak diadakan upaya buat memfilter segala macam informasi tersebut akan menimbulkan bahaya besar, yaitu akan bisa mengancam eksistensi nilai-nilai moral Islam nan sudah terbangun dalam masyarakat muslim di Indonesia khususnya.

Untuk itu, para da’I nan merupakan salah satu instrument dalam proses membaikkan moral umat dituntut kerja kerasnya dalam mengikuti setiap perkembangan informasi tersebut buat dapat memilih dan memilah mana nan sinkron dan mana nan tak sesuai. Setelah itu, tugasnya ialah menyampaikan kepada umat bahwa inilah nan sinkron dengan ajaran Islam. Sehingga pada akhirnya umat tak terjebak oleh informasi-informasi nan menyesatkan umat Islam sendiri dan nan menjauhkan umat Islam dari kedekatannya kepada Allah Swt.

Oleh sebab itu, para da’I saat ini juga dituntut keseriusannya dalam menggali ilmu dan menguasi ilmu komunikasi dan informasi. Di dalam artian seorang da’I bukanlah nan alergi terhadap komputer, internet, tak mau membaca banyak buku, atau enggan buat menuangkan ide-idenya lewat tulisan. Da’I hari ini harus siap buat bersaing dan menyahuti perkembangan di era globalisasi.

Adalah nan paling krusial dipahami oleh para da’I adalah, bahwa tabiat dasar dakwah ialah mengubah ke arah nan lebih baik. Jadi, ukuran keberhasilan dakwah bukan terletak pada popularitas da’I, komersialisasi dakwah, tapi terletak bagaimana dakwah dapat membawa perubahan menjadi lebih baik kepada umat. Hari ini menjadi tuntutan bagi para da’I buat benar-benar meluruskan niat dalam berdakwah, sehingga tujuan dakwah bisa tercapai dengan baik.

Ini artikel sederhana seputar pengertian dakwah Islam dan segala hal nan berkaitan dengan dakwah, termasuk di dalamnya kupasan tentang da’I. Intinya, para da’I bukan hanya seorang pendidik, tetapi juga seorang dokter jiwa dari para pasiennya nan merupakan korban dari globalisasi.