Asal Mula Naga Erau dari Kutai

Asal Mula Naga Erau dari Kutai

Cerita anak nusantara dapat kita manfaatkan sebagai media buat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Melalui cerita anak-anak dapat dengan mudah memahami sebab disampaikan dengan bahasa nan sederhana. Kita manfaatkan cerita rakyat nusantara sebagai media pembelajaran buat anak-anak.



Tips Belajar melalui Cerita Anak Nusantara

Salah satu kekayaan negara kita Indonesia ialah budaya lisan berupa kisah dan legenda cerita anak nusantara. Setiap provinsi memiliki dongeng dan legenda nan khas. Anda bisa mempergunakan cerita anak nusantara tersebut buat menambah pengetahuan anak Anda, terutama Ilmu Pengetahuan Sosial. Bagaimana caranya? Berikut ini beberapa tipsnya.



1. Tahu Lebih Dulu

Mau tidak mau Anda harus menguasai cerita anak nusantara sebelum menjadikannya sebagai bahan belajar. Berbagai buku tentang cerita anak nusantara sangat mudah ditemukan. Baca dan pahami cerita anak nusantara tersebut. Tidak mengapa jika Anda membuat perubahan di sana-sini agar anak Anda mudah memahaminya.



2. Bacakan Untuknya

Pilih waktu nan tepat buat menceritakan kembali cerita anak nusantara. Misalnya pada waktu menjelang tidur. Anda bisa membawa buku atau alat peraga lain seperti boneka kertas protesis sendiri, sinkron dengan karakter cerita. Bacakan atau dongengkanlah dengan intonasi suara nan bhineka sinkron dengan cerita, agar cerita anak nusantara tersebut benar-benar hayati dalam benak buah hati Anda.



3. Diskusikan

Setelah membacakan atau mendongeng, ulas kembali cerita nan baru saja Anda sampaikan. Tanyakan pada buah hati Anda, asal kisah nan baru saja ia dengarkan, apa nama ibu kotanya. Setelah itu, Anda juga bisa bertanya tentang kebudayaan sinkron dengan cerita. Misalnya menanyakan lagu atau tarian daerah serta segala nan khas dari kabupaten/kota atau provinsi tersebut.

Pertanyaan tak harus Anda habiskan dalam satu malam saja. Anda bisa mengulang pertanyaan di kesempatan lain sinkron dengan cerita. Misalnya ketika sarapan atau makan malam bersama. Ajak seluruh anggota keluarga buat menebak apabila jawaban anak belum tepat.



4. Masak Bersama

Anda juga bisa mengajak anak Anda buat memasak makanan nan khas dari provinsi sinkron dengan cerita anak nusantara. Selain belajar IPS, melalui masak-memasak, anak Anda bisa belajar IPA atau Biologi, karena segala bahan kuliner merupakan tumbuh-tumbuhan, makhluk hayati lain di muka bumi ini. Diskusikan dengan anak Anda kenapa orang-orang di Indonesia Timur menjadikan sagu sebagai makanan pokoknya.



5. Cari Foto Latar Cerita Anak Nusantara

Anda bisa mencari foto asal daerah eksklusif melalui internet. Pada saat bercerita, Anda bisa menggunakan media foto buat menjelaskan provinsi di mana cerita berasal. Selain itu, gambar memberikan imbas ingatan jangka anjang nan lebih baik daripada sekedar bercerita secara lisan. Proses pencarian gambar juga menimbulkan keasyikan tersendiri pada anak.



Contoh Cerita Anak Nusantara

Indonesia kaya akan cerita rakyat, nan tersebar disemua wilayahnya. Setiap cerita rakyat nusantara mengandung atau memuat pesan moral dan pembelajaran hayati untuk kita, khususnya buat anak-anak. Melalui cerita nan dikemas dengan bahasa nan sederhana, anak-anak akan mudah mengerti apa nan ada dalam cerita. Orang tua pun juga dapat sedikit lebih rileks ketika mengajarkan anak-anak budi pekerti.

Kita dapat memanfaatkan cerita anak nusantara buat memberikan dan mengenalkan budi pekerti nan terpuji pada anak di rumah. belajar di kelas dengan guru pastinya berbeda ketika belajar di rumah, apalagi melalui metode bercerita. rasa malas anak buat belajar, begitu mendengar cerita, dengan sendirinya akan muncul motivasinya buat belajar. Berikut beberapa cerita anak nusantara nan dapat Anda gunakan ketika mengajak anak belajar di rumah.



Asal Mula Naga Erau dari Kutai

Pada zaman dahulu kala di kampung Melanti, Hulu Dusun, berdiamlah sepasang suami istri yakni Petinggi Hulu Dusun dan istrinya nan bernama Babu Jaruma. Usia mereka sudah cukup lanjut dan mereka belum juga mendapatkan keturunan. Mereka selalu memohon kepada Dewata agar dikaruniai seorang anak sebagai penerus keturunannya.

Suatu hari, keadaan alam menjadi sangat buruk. Hujan turun dengan sangat lebat selama tujuh hari tujuh malam. Petir menyambar silih berganti diiringi gemuruh guntur dan tiupan angin nan cukup kencang. Tak seorang pun penduduk Hulu Dusun nan berani keluar rumah, termasuk Petinggi Hulu Dusun dan istrinya.

Pada hari nan ketujuh, persediaan kayu bakar buat keperluan memasak keluarga ini sudah habis. Untuk keluar rumah mereka tidak berani sebab cuaca nan sangat buruk. Akhirnya Petinggi memutuskan buat mengambil salah satu kasau atap rumahnya buat dijadikan kayu bakar.

Ketika Petinggi Hulu Dusun membelah kayu kasau, alangkah terkejutnya ia ketika melihat seekor ulat kecil sedang melingkar dan memandang kearahnya dengan matanya nan halus, seakan-akan minta dikasihani dan dipelihara. Pada saat ulat itu diambil Petinggi, keajaiban alam pun terjadi.

Hujan nan tadinya lebat disertai guntur dan petir selama tujuh hari tujuh malam, seketika itu juga menjadi reda. Hari kembali cerah seperti sedia kala, dan sang surya pun telah menampakkan dirinya dibalik iringan awan putih. Seluruh penduduk Hulu Dusun bersyukur dan gembira atas perubahan cuaca ini.

Ulat kecil tadi dipelihara dengan baik oleh keluarga Petinggi Hulu Dusun. Babu Jaruma sangat rajin merawat dan memberikan makanan berupa daun-daun segar kepada ulat itu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, ulat itu membesar dengan cepat dan ternyata ia ialah seekor naga.

Suatu malam, Petinggi Hulu Dusun bermimpi berjumpa seorang putri nan cantik jelita nan merupakan penjelmaan dari naga tersebut.

“Ayah dan bunda tidak usah takut dengan ananda.” kata sang putri, “Meskipun ananda sudah besar dan menakutkan orang di desa ini, izinkanlah ananda buat pergi. Dan buatkanlah sebuah tangga agar bisa meluncur ke bawah.”

Pagi harinya, Petinggi Hulu Dusun menceritakan mimpinya kepada sang istri. Mereka berdua lalu membuatkan sebuah tangga nan terbuat dari bambu. Ketika naga itu bergerak hendak turun, ia berkata dan suaranya persis seperti suara putri nan didengar dalam mimpi Petinggi semalam.

“Bilamana ananda telah turun ke tanah, maka hendaknya ayah dan bunda mengikuti kemana saja ananda merayap. Disamping itu ananda minta agar ayahanda membakar wijen hitam serta taburi tubuh ananda dengan beras kuning. Jika ananda merayap sampai ke sungai dan telah masuk kedalam air, maka iringilah buih nan muncul di permukaan sungai.”

Sang naga pun merayap menuruni tangga itu sampai ke tanah dan selanjutnya menuju ke sungai dengan diiringi oleh Petinggi dan isterinya. Setelah sampai di sungai, berenanglah sang naga berturut-turut 7 kali ke hulu dan 7 kali ke hilir dan kemudian berenang ke Tepian Batu. Di Tepian Batu, sang naga berenang ke kiri 3 kali dan ke kanan 3 kali dan akhirnya ia menyelam.

Di saat sang naga menyelam, timbullah angin topan nan dahsyat, air bergelombang, hujan, guntur dan petir bersahut-sahutan. Bahtera nan ditumpangi petinggi pun didayung ke tepian. Kemudian seketika keadaan menjadi tenang kembali, matahari muncul kembali dengan disertai hujan rintik-rintik. Petinggi dan isterinya menjadi heran. Mereka mengamati permukaan sungai Mahakam, mencari-cari dimana sang naga berada.

Tiba-tiba mereka melihat permukaan sungai Mahakam dipenuhi dengan buih. Pelangi menumpukkan warna-warninya ke loka buih nan meninggi di permukaan air tersebut. Babu Jaruma melihat seperti ada kumala nan bercahaya berkilau-kilauan. Mereka pun mendekati gelembung buih nan bercahaya tadi, dan alangkah terkejutnya mereka ketika melihat di gelembung buih itu terdapat seorang bayi perempuan sedang terbaring didalam sebuah gong.

Gong itu kemudian meninggi dan tampaklah naga nan menghilang tadi sedang menjunjung gong tersebut. Semakin gong dan naga tadi meninggi naik ke atas permukaan air, nampaklah oleh mereka binatang aneh sedang menjunjung sang naga dan gong tersebut. Petinggi dan istrinya ketakutan melihat kemunculan binatang aneh nan tidak lain ialah Lembu Swana, dengan segera petinggi mendayung perahunya ke tepian batu.

Tak lama kemudian, perlahan-lahan Lembu Swana dan sang naga tenggelam ke dalam sungai, hingga akhirnya nan tertinggal hanyalah gong nan berisi bayi dari khayangan itu. Gong dan bayi itu segera diambil oleh Babu Jaruma dan dibawanya pulang. Petinggi dan istrinya sangat senang mendapat karunia berupa seorang bayi perempuan nan sangat cantik.

Bayi itu lalu dipelihara mereka, dan sinkron dengan mimpi nan ditujukan kepada mereka maka bayi itu diberi nama Puteri Karang Melenu. Bayi perempuan inilah kelak akan menjadi istri raja Kutai Kartanegara nan pertama, Aji Batara Agung Dewa Sakti.

Demikianlah mitologi Kutai mengenai asal mula Naga Erau nan menghantarkan Putri Junjung Buih atau Putri Karang Melenu, ibu suri dari raja-raja Kutai Kartanegara.

***