Film nan Menuai Kontroversi
Hanung Bramantyo kali ini mencoba menggarap sebuah film nan mengambil latar belakang kehidupan pesantren spesifik putri nan ada di Jawa Timur. Film ini mengambil judul Perempuan Berkalung Sorban, bukan Film Wanita Berkalung Sorban .
Pemilihan kata perempuan daripada wanita mungkin lebih kepada konotasi kata perempuan lebih halus daripada wanita. Memang judul suatu film juga sangat berpengaruh terhadap kesuksesan film tersebut. Kesuksesan Hanung dalam film Ayat Ayat Cinta dan Doa Yang Mengancam, membuat film Perempuan Berkalung Sorban ini dinanti-nanti oleh para pecinta film Indonesia.
Jadi film ini memiliki judul perempuan berkalung sorban yaitu dengan menggunakan kata perempuan dan bukanlah wanita. Namun memang kata-kata lebih disukai buat dilekatkan dalam film ini.
Inti Film Perempuan Berkalung Sorban : Perjuangan Emansipasi Wanita
Perempuan Berkalung Sorban menceritakan tentang Anissa (Revalina S. Temat) seorang perempuan anak dari Kyai Hanan (Joshua Pandelaki), seorang pengasuh pondok pesantren salafiyah spesifik putri. Karena seorang perempuan, maka Anissa selalu dibeda-bedakan dalam segala urusan oleh Sang Kyai.
Misalnya saja ketika Anissa kecil terpilih menjadi ketua kelas, Kyai Hanan secara tak langsung mengganti Anissa dengan murid laki-laki. Juga ketika Anissa ingin belajar naik kuda, Kyai Hanan melarang Anissa dan mengatakan bahwa seorang wanita tak pantas naik kuda layaknya laki-laki. Anissa selalu diajarkan bagaimana menjadi wanita nan dapat melayani laki-laki sehingga Anissa berpikir bahwa wanita sama sekali tak mempunyai kebebasan layaknya seorang laki-laki.
Pemikiran ini semakin konkret ketika Anissa mendapatkan beasiswa kuliah di Yogyakarta dan lagi-lagi Kyai Hanan melarang Anissa dengan alasan tak boleh wanita pergi ke luar rumah tanpa ditemani muhrimnya. Lagi-lagi Anissa hanya dapat pasrah sebab Kyai Hanan selalu menggunakan dalil-dalil dari Al Quran maupun Hadits buat memperkuat alasannya.
Sebenarnya ada seorang laki-laki nan selalu menghibur Anissa ketika dia sedih. Laki-laki bernama Khudori (Oki Antara) nan masih merupakan kerabata Kyai Hanan ini ternyata lebih bijak menyikapi Anissa. Karena kedekatan itulah maka timbul benih cinta antara Khudori dan Anissa. Tetapi Khudori kemudian mengubur benih cinta itu dengan pergi belajar ke Kairo.
Anissa kemudian dinikahkan dengan Samsudin (Reza Rahadian), anak seorang Kyai nan mempunyai pondok pesantrean salafiah besar di Jawa Timur. Ternyata Anissa tak mendapatkan kebahagiaan ketika bersama dengan Samsudin nan ternyata ialah seorang nan bersifat kasar. Bahkan Anissa menjadi korban poligami nan dilakukan Samsudin.
Khudori nan kembali dari Mesir, kemudian kemudian melakukan rendezvous diam-diam dengan Anissa. Tetapi Samsudin nan mengetahui hal tersebut mengira Anissa telah berzina dengan Khudori. Anissa dan Khudori kemudian diusir dari pondok pesantren. Hal ini menyebabkan Kyai Hanan meninggal dunia.
Selanjutnya film Perempuan Berkalung Sorban ini menceritakan tentang Anissa nan pergi belajar ke Yogyakarta setelah dia diusir dari pondok. Khudori sendiri tak jelas berada di mana. Anissa memulai kehidupan barunya dan mempunyai pekerjaan sampingan sebagai penulis cerpen. Setelah beberapa lama menghilang, Khudori kembali muncul di hadapan
Anissa dan kali ini Khudori melamar Anissa. Pernikahan dilangsungkan dan Anissa kembali ke pondok pesantren bersama dengan Khudori. Kali ini Anissa mencoba membuat perpustakaan di pondok pesantren. Tetapi hal ini mendapatkan penentangan keras dari kakak-kakak Anissa nan menjadi pengurus pesantren setelah meninggalnya Kyai Hanan.
Anissa tetap ngotot ingin membuat perpustakaan di pondok pesantren. Tetapi Anissa akhirnya mengurungkan niatnya membuat perpustakaan ketika Khudori meninggal dalam sebuah kecelakaan. Anissa kembali ke Yogya dan menjadi konsultan forum donasi hukum spesifik perempuan. Ternyata tiga orang santri nan kagum dengan Anissa menyusul Anissa ke Yogya. Anissa kemudian kembali ke pesantren dan sukses mendapatkan pengakuan haknya dari kakak-kakaknya.
Film nan Menuai Kontroversi
Dalam film Perempuan Berkalung Sorban ini, Hanung mencoba mengkritik pembatasan-pembatasan terhadap perempuan dalam agama Islam. Tetapi sebab cara penyampaian nan kurang tepat, maka film Perempuan Berkalung Sorban ini menuai kontroversi dan diminta berhenti dari peredaran. Orang-orang nan kontra terhadap film Perempuan Berkalung Sorban menganggap film ini sudah menyudutkan dan merendahkan ajaran Islam.
Kontroversi ini ternyata sudah diprediksi oleh Hanung sebelum memproduksi film Perempuan Berkalung Sorban nan diangkat dari Abidah El Khalieqy ini. Dibalik kontroversi nan ada pada film Perempuan Berkalung Sorban ini, film ini layak dijadikan alternatif hiburan keluarga. Dan jangan lupa terhadap judulnya yaitu Perempuan Berkalung Sorban, bukan film Wanita Berkalung Sorban.
Memang banyak sekali film ataupun sinetron nan seakan mengambil tema tentang islam namun sejatinya isi dari film atau sinetron itu justru menjelekan bahkan memalingkan dari isi ajaran Islam nan sesungguhnya.
Terlebih apa nan ada di dalam film perempuan berkalung surban ini. seakan memang sahih bahwa didalam islam ada semacam disparitas taraf antara wanita dan laki-laki, seakan memang laki-laki lebih tinggi derajatnya dari pada wanita. Dan hal inilah nan banyak digaungkan oleh para pejuang gender terhadap ajaran islam nan agung.
Berikut ialah beberapa ayat Al Quran nan akan membantah apa nan digambarkan sangat tak seimbang di dalam film perempuan berkalung sorban ini.
1. Menjelaskan bahwa laki-laki lebih dihargai dan memiliki strata nan lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Hal ini ialah salah sebab di hadapan Allah SWt nan paling mulai ialah orang nan paling beriman.
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang nan paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang nan paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Al Hujurat ayat 13.
Di dalam ayat tersebut jelaslah bahwa memang Allah telah menciptakan laki-laki dan perempuan namun nan paling mulia di antaranya ialah nan paling bertaqwa, bukan masalah apakah ia laki-laki atau perempuan.
Sedangkan ayat nan mengatakan bahwa laki-laki ialah pemimpin dari kaum wanita memang ada benarnya. Hal ini ialah di dalam kehidupan rumah tangga di mana memang wanita harus tunduk kepada suaminya selama suaminya menyuruh buat taat kepada Allah dan juga sebab memang sebagai suami, laki-laki telah diberikan hak nan begitu besar oleh Allah.
Inilah nan ada di dalam Surat An Nisa’ ayat 34 nan berbunyi,
Kaum laki-laki itu ialah pemimpin bagi kaum wanita, oleh sebab Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian nan lain (wanita), dan sebab mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita nan saleh, adalah nan taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tak ada, oleh sebab Allah telah memelihara (mereka).
Wanita-wanita nan kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di loka tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan buat menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
2. Sedangkan mengenai poligami memang ialah sebuah perkara nan boleh buat dilakukan dalam ajaran agama Islam. Yang membuat poligami seakan menjadi sebuah hal nan memarginalkan hak perempuan ialah praktik nan dilakukan sekarang ini.
Dimana memang banyak aplikasi poligami nan melenceng dari ajaran agama Islam. Misalnya suami harus menerapkan dan menunaikan hak-hak dari semua istrinya secara berimbang dan adil. Namun suami lebih condong pada satu istri saja.
Berikut ialah ayat nan memperbolehkan perkara poligami ini, yaitu Surat An Nisa’ ayat 3 nan berbunyi,
Dan jika kamu takut tak akan bisa berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan nan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) nan kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tak akan bisa berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak nan kamu miliki. Yang demikian itu ialah lebih dekat kepada tak berbuat aniaya.
Ada banyak hal nan seharusnya dibahas mengenai praktik poligami ini agar memang sinkron dengan apa nan diajarkan oleh Islam.
Memang saat ini ada beberapa dalam ajaran Islam dianggap sebagai sebuah hal nan tidak manusiawi atau cenderung dinilai rendah, seperti apa nan diperlihatkan di dalam film wanita berkalung surban ini. Hal ini sebab memang kebanyakan dari kaum muslim sendiri meninggalkan buat memahami apa nan ada di dalam ajaran agamnya.