Setiap Buku Punya Kisah
Benarkah Hoki itu Ada?
Benarkah ada nama nan dianggap membawa keberuntungan? Bila pemahaman dan pemikiran ini dianggap sebagai sesuatu nan benar, itu artinya ada sesuatu nan salah dalam keimanan. Dalam sebuah nama, nan terpenting itu ialah arti dan makna nan baik sehingga pada akhirnya nanti, nama nan baik ini akan dipanggil dengan suara nan baik. Keberuntungan nan biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi ternyata bukan sesuatu nan benar-benar dianggap berkah kalau ternyata harta itu membawa pemiliknya menjauh dari Tuhannya.
Berhati-hatilah dalam memahami bahwa nama akan membawa keberuntungan. Bahwa rezeki nan diterima oleh seseorang itu bukanlah merupakan hak orang tersebut buat menentukannya sehingga tak boleh merasa arogan sebab harta dan tak boleh juga merasa rendah diri hanya sebab tak mempunyai harta. Bila memang diberi harta nan berlimpah dan buku nan ditulis pun menjadi laris, hal ini malah menjadi salah satu tantangan dan dapat juga menjadi musibah bila tak ditanggapi dengan baik.
Di dalam banyak lembaga sering ditanyakan oleh para calon penulis tentang pentingnya nama penulis. Pertanyaan nan paling sering muncul ialah apakah nama itu menjadi agunan dimuatnya sebuah tulisan di majalah atau surat kabar? Apakah nama seorang penulis merupakan sebuah agunan bahwa suatu karya akan diterbitkan dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit? Apakah seorang penulis itu selalu mampu membaca pasar dan apa nan ditulisnya menjadi disenangi oleh banyak orang?
Pertanyaan ini sering muncul sebab para calon penulis ini merasa sangat susah buat dapat menembus seleksi para editor dan redaktur. Tak jarang, para calon penulis ini merasa diperlakukan tak adil sebab artikel, puisi, cerpen, dan naskah novel nan telah mereka tulis dengan susah payah selalu saja ditolak dan dikembalikan. Para calon penulis ini merasa editor dan redaktur telah bersikap pilih kasih dengan hanya memuat atau menerbitkan karya dari nama seorang penulis tertentu.
Nama para penulis nan sudah terkenal akan begitu mudah menembus seleksi. Karya-karya penulis nan telah punya nama ini pun bisa dengan mudah ditemui di berbagai media cetak. Bagi mereka, seleksi seolah tidak perlu. Nama mereka ialah jaminan. Benarkah demikian? Benarkah apa nan dituliskan akan selalu menjadi emas?
Anggapan itu salah. Banyak hal lain nan mempengaruhi layak tidaknya sebuah naskah dimuat di majalah dan surat kabar atau diterbitkan dalam bentuk buku. Tidak semata-mata sebab nama seorang penulis. Yang paling krusial memang hasil tulisan. Hasil tulisan itulah nan akan menjadi sebuah produk nan akan dinikmati oleh banyak orang. Nama seorang penulis terkadang menjadi sesuatu nan nomor dua atau malah nomor ke sekian. Bila produk itu tak bagus, maka tak akan dianggap layak terbit.
Cobalah tanyakan kepada para penulis terkenal, sudah berapa kali tulisan mereka ditolak dan berapa kali mereka harus berusaha memperbaiki tulisan mereka. Tidak hanya harus menunggu lama agar naskah itu naik cetak, tetapi juga rasa cemas nan menghantui kalau-kalau naskah itu malah tak disenangi oleh pembaca.
Yang Pantas Terbit
Hal-hal nan mempengaruhi pantas tidaknya sebuah naskah dimuat atau diterbitkan adalah:
* Kualitas karya
Penulis pendatang baru pun dapat menulis karya nan berkualitas. Andrea Hirata, misalnya. Ia tidak pernah sungkan mengatakan bahwa dirinya ialah pendatang baru dalam global penulisan. Sebelum novel Laskar Pelangi, ia bahkan tak pernah menulis satu cerpen pun. Sebaliknya, penulis nan telah punya nama pun dapat saja pada suatu saat menghasilkan tulisan nan kurang berkualitas. Penulis juga manusia biasa nan mengenal pasang surut.
* Tren
Tidak hanya baju atau ponsel, tulisan pun mempunyai tren tertentu. Ada masanya tren tulisan bergenre fantasi, lain waktu menjadi bergenre romantis, komedi, horor, fiksi ilmiah, sejarah, religi, dan sebagainya. Ingin melawan tren? Boleh saja, tidak ada nan melarang. Siapa tahu justru dapat menciptakan tren baru. Risiko selalu ada. Jika mengikuti tren akan dicap sebagai ikut-ikutan dan tidak memiliki karakteristik khas. Sebaliknya, melawan tren harus siap dengan penantian panjang dan penolakan.
* Potensi pemasaran
Penerbitan ialah sebuah bisnis nan juga menginginkan keuntungan. Naskah nan disukai dan gampang diserap oleh pasar jelas lebih berpeluang buat diterbitkan. Itu sebabnya, sebuah naskah tidak hanya diseleksi oleh editor atau redaktur namun juga melibatkan bagian pemasaran / marketing nan memahami kondisi pasar. Naskah berkualitas bagus dapat jadi ditolak jika dinilai tidak berpeluang menembus pasar dan mendatangkan keuntungan.
* Nama penulis
Meskipun nama seorang penulis mempunyai pengaruh dalam proses seleksi, tapi itu bukanlah hal utama. Nama penulis tertentu, misalnya pencetak best seller atau dikenal memiliki banyak penggemar fanatik, tentu akan lebih dilirik daripada penulis nan tak jelas asal-usulnya. Jika belum menjadi penulis ternama, tidak perlu berkecil hati. Semua membutuhkan proses. Para penulis nan sekarang terkenal pun memulainya dari bawah. Dari nol.
Buku, Kisah Dan Nama Seorang Penulis
Setiap manusia niscaya ingin meninggalkan jejak di muka bumi sebelum mereka tinggalkan ketika mati. Dan salah satu prasasti nan dapat mereka turunkan kepada anak cucu mereka ialah sebuah tulisan. Jika dahulu, ada prasasti kehidupan nan dipahat di atas batu bahkan menjadi sebuah candi. Kini prasasti kehidupan sudah bisa dibuat melalui sebuah buku dan internet. Nama seorang penulis prasasti kehidupan itu pun akan selalu dikenang.
Membuat Sebuah Buku
Meski sudah banyak program internet nan menawarkan kemudahan buat menulis dan mempublishnya pada khalayak banyak, tak membuat popularitas buku menjadi turun. Bahkan seorang penulis nan nama penulisnya ditulis di atas sampul buku, akan merasakan sebuah prestisius spesifik nan tak dimiliki saat karyanya dipublish di blog, multiply atau facebook.
Nama seorang penulis nan tercantum dalam buku biasanya ialah nama pena. Dan nama tersebut akan melambung jika buku tersebut mengalami best seller. Tetapi tak sporadis juga banyak buku nan tak mencantumkan nama aslinya. Bahkan banyak penulis misterius nan tak diketahui keberadaannya.
Dicantumkan atau tidaknya nama nan orisinil pada sebuah buku bukanlah sebuah masalah besar. Karena nan perlu diambil kegunaan dari sebuah buku ialah isinya. Jika buku itu bermanfaat bagi orang lain maka sang penulis pun telah meninggalkan jejak baik di global ini. Sebuah amal nan tak akan putus-putus dimakan usia. Dalam setiap buku niscaya tercantum sebuah kisah.
Setiap Buku Punya Kisah
Dalam sebuah buku niscaya tercantum sebuah kisah. Sekecil apapun kisah itu. Dalam buku agama niscaya tercantum kisah-kisah para penyebar agama. Dalam buku motivasi niscaya terdapat kisah-kisah inspiratif, dalam buku ‘how to’ juga niscaya tercantum pengalaman-pengalaman orang sukses. Kisah-kisah apik pun banyak diceritakan dalam buku-buku fiksi. Dan dalam setiap nama seorang penulis nan tercantum dalam sebuah buku niscaya memuat sebuah kisah.
Ya, nama seorang penulis buku best seller tak serta merta menjadi terkenal. Contohnya ialah Andrea Hirata, sebelum buku Laskar Pelanginya meledak di pasaran, namanya nyaris tak pernah diketahui. Karena ia tak memulai kiprah menulisnya dari media massa. Ia langsung menggebrak global sastra dengan novel nan fenomenal. Kini nama Andrea Hirata sudah melambung di seluruh Indonesia bahkan di luar negeri.
Proses menulis bukanlah perkara gampang, begitu juga dalam menentukan nama pena. Biasanya nama penulis nan orisinil selalu disamarkan dengan nama pena. Banyak orang berpendapat bahwa nama pena juga mempengaruhi hoki sebuah tulisan. Apakah tulisan itu diminati oleh khalayak banyak atau tidak. Namun pada kenyataan, banyak juga penulis nan menuliskan nama orisinil atau menuliskan nama pena nan tak lazim. Meskipun begitu, buku-buku mereka pun tetap dapat best seller.
Jadi, bagus atau tidaknya nama seorang penulis buku tak menjamin sebuah kisah itu akan bermutu buat dibaca atau tidak. Yang terpenting dalam sebuah buku ialah isi dan pesan nan disampaikan. Karena buku diciptakan buat selalu memberikan kegunaan bagi pembacanya.