Sejarah Peradaban Islam dalam Pembukuan Hadist

Sejarah Peradaban Islam dalam Pembukuan Hadist

Untuk mengetahui pengertian sejarah peradaban islam , kita perlu mengetahui dulu arti sejarah dan peradaban itu sendiri. Sejarah ialah riwayat tentang kejadian-kejadian masa lampau nan benar-benar terjadi (fakta), nan diceritakan atau tertulis dan bisa dibuktikan kebenarannya. Sejarah juga berarti asal-usul, loka sebuah kejadian itu bermula. Atau juga berarti peristiwa masa lampau nan dialami oleh manusia.



Manusia dan Peradaban

Manusia tak hanya semata-mata terbenam di tengah-tengah alam, justru manusia mampu mengutik-utik alam dan mengubahnya menurut kemauannya sehingga tercipta apa nan dinamakan kebudayaan. Seperti dikatakan C.A. Van Peursen, “manusia berlainan dengan hewan-hewan, maka manusia tak hayati begitu saja di tengah-tengah alam, melainkan selalu mengubah alam itu.

Entah manusia menggarap ladangnya atau membuat sebuah laboratorium buat penyelidikan ruang angkasa, entah manusia mencuci tangannya atau memikirkan suatu sistem filsafat, pokoknya hayati manusia lain dari hayati seekor hewan, ia selalu mengutik-utik lingkungan hayati alamiyahnya, dan justru itulah kita namakan kebudayaan.

Dengan demikian, segala sesuatu bisa dimungkinkan buat diciptakan oleh manusia, maka kreasi manusia nan dinamakan kebudayaan itu mempunyai sifat, corak dan ragam nan luas dan kompleks. Ada kebudayaan nan material, nan bisa dilihat dan diraba sebab wujudnya kongkrit, seperti pakaian, kancing, mesin ketik, komputer dan sebagainya.

Ada pula kebudayaan immaterial, nan tak bisa dilihat dan diraba sebab wujudnya abstrak, seperti ilmu pengetahuan, kesenian, dan lain sebagainya. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan nan beraneka ragam sifat, jenis dan coraknya itu, paling sedikit mempunyai tiga wujud, yaitu:

  1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma, peraturan dan sebagainya.
  1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas, kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
  1. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.


Menakar Peradaban Islam

Sementara, peradaban ialah cipta, rasa, dan karsa manusia nan berasal dari akal budi baik lahir ataupun bathin. Peradaban berasal dari kebudayaan dan merupakan hasil pengolahan akal budi manusia. Dimana hasil pikir dan pengolahannya dimaksudkan buat kesejahteraan dan kebahagiaan manusia.

Pengertian sejarah peradaban Islam ialah kejadian-kejadian masa lampau nan merupakan produk budaya nan dihasilkan oleh orang-orang Islam di bawah naungan pemerintahan Islam. Atau sikap spesifik nan berangkat dari dasar dan nilai-nilai ajaran Islam. Sejarah peradaban Islam tak hanya berupa peninggalan-peninggalan masa lampau, melainkan juga pemikiran-pemikiran masa lalu nan masih ada dan dapat kita pelajari saat ini.

Peradaban Islam bermula ketika agama Islam diturunkan ke global melalui nabi Muhammad, sejak itulah peradaban Islam lahir dan menancapkan diri dalam sejarah dunia. Nabi Muhammad membawa ajaran Islam dengan nilai-nilai nan telah disampaikan kepada manusia sepanjang masa kenabiannya, baik berupa kitab kudus (Al-qur’an) ataupun melalui tingkah laku dan petunjuk-petunjuk beliau.

Islam ialah agama nan damai, agama penuh cinta kasih nan diturunkan kepada manusia sebagai petunjuk bagaimana seharusnya menjalani kehidupan ini.

Setelah nabi Muhammad wafat, estafet peradaban Islam dipegang oleh khulafaur rasyidin, yaitu empat sahabat nabi Muhammad nan tak diragukan lagi loyalitasnya kepada agama Islam. Masa Khulafaur rasyidin dimulai oleh Abu Bakar nan berkuasa tahun 632-634 M, lalu diteruskan Umar ibn Khathab, Ustman ibn Affan, dan Ali ibn Abi Thalib.

Setelah periode itu, peradaban Islam terus berlanjut dan kekuasaan Islam mengalami banyak pergantian pucuk kepemimpinan. Peradaban Islam terus berjalan hingga akhirnya Islam sampai kepada masa kita saat ini.

Sejarah Peradaban Islam ialah perjalanan nan sangat berliku dan tak lepas dari kondisi sosial politik nan terjadi pada tiap-tiap periode. Islam mengelami pasang surut dalam perjalanannya. Islam pernah mengalami masa kejayaan dan masa kekemasan, tetapi Islam juga pernah mengalami kemerosotan nan tajam di masa nan silam.

Dan sejarah peradaban Islam ada buat mengingatkan kita dan juga sebagai pembelajaran bagi kita bahwa Islam pernah berkuasa di dunia, dan agar menjadi pelecut semangan bagi kita buat menggapai masa kejayaan tersebut dengan usaha kita.



Sejarah Peradaban Islam dalam Pembukuan Hadist

Pengertian sejarah peradaban Islam juga tak dapat lepas dari sejarah pembukuan hadist. Pembukuan hadist merupakan sebuah peradaban Islam nan tak dapat dilupakan.

Kita tentu ingin tahu secara jelas bagaimana awal hadits Rasulullah dibentuk dalam sejarah pembukuan hadits. Ide penulisan dan pembukuan hadits baru muncul ketika digagas oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz (99-101 H), seorang khalifah masyhur dari Dinasti Umayyah. Ia risi ilmu nan diwariskan Rasulullah perlahan hilang seiring wafatnya para ulama. Sejak saat itulah, sejarah pembukuan hadits dimulai. Sejarah ini secara garis besar bisa dibagi ke dalam tiga fase.



1. Fase Pengumpulan

Umar bin Abdul Aziz menunjuk Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm, atau dikenal sebagai Ibnu Hazm buat melakukan misi pengumpulan hadits. Ia lalu menugasi Ibnu Syihab Az-Zuhri buat sama-sama melaksanakan tugas itu. Para kepala daerah diminta buat mengumpulkan hadits nan tersebar pada para tabi’in (generasi setelah sahabat).

Ibnu Hazm juga menyusun ilmu Riwayatul Hadits , ilmu buat memeriksa keabsahan sebuah hadits berasal dari Nabi Muhammad saw. Ilmu tersebut juga berfungsi buat memeriksa sanad (ketersambungan mata rantai) dan matan (isi) hadits.



2. Fase Verifikasi

Setelah hadits-hadits terkumpul, pada abad ke-3 Hijriyah, para ulama melakukan tashih (koreksi dan verifikasi). Mereka nan terlibat dalam misi ini antara lain Ahmad bin Hambal, Abdullah bin Musa Al-‘Abasi Al-Kufi, Musaddad Al-Bashri, Nu’am bin Hammad Al-Khuza’i, dan ‘Utsman bin Abi Syu’bah.

Hasilnya, hadits-hadits terkumpul dan terkategorisasi ke dalam kelompok hadits marfu’ (yang memang berasal dari Nabi Muhammad saw), mauquf (berisi konduite sahabat Nabi), dan maqtu’ (perilaku tabi’in).



3. Fase Pembukuan

Masih pada abad ke-3 Hijriyah, setelah terverifikasi, hadits-hadits diteliti sanad dan rawi nya ( rawi : penyampai hadits) buat mengecek benar (kuat dan benar) atau tak sahihnya hadits. Misi ini dilakukan oleh Ishaq bin Rahawaih, lalu dilanjutkan oleh Imam Bukhari, kemudian muridnya, Imam Muslim. Usaha ini dilanjutkan lagi oleh ulama-ulama setelahnya.

Kemudian, hadits-hadits ini dibukukan berdasarkan hasil penelitian tadi. Hasilnya, hadits-hadits terkelompok ke dalam tiga macam kitab (buku) hadits.

  1. Kitab benar (Sahih Bukhari, Benar Muslim), berisi hadits-hadits benar saja.
  1. Kitab Sunan (Ibnu Majah, Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasai, Ad Damiri), berisi hadits-hadits benar dan dhaif (lemah) nan tak munkar.
  1. Kitab Musnad (Abu Ya’la, Al Hmaidi, Ali Madaini, Al Bazar, Baqi bin Mukhlad, Ibnu Rahawaih), berisi hadits-hadits tanpa penelitian.

Perkembangan selanjutnya setelah tiga fase ini hanyalah beberapa penyempurnaan. Dengan demikian, umat Islam kini memiliki surat keterangan nan standar dalam menggali hadits. Hal ini membantu kehidupan beragama kita, terutama sebab hadits juga berfungsi buat memperjelas ayat-ayat Al-Qur’an nan masih umum.



Peradaban Islam Masuk Asia

Perlu diketahui bahwa Pakistan merupakan negara nan memisahkan diri dari India. Pada Abad ke-13 – 15, agama Islam berkembang dengan pesat di India, dengan bukti adanya kerajaan-kerajaan Islam di India dan bangunan-bangunan loka ibadah.

Sejarah peradaban Islam di sini dimulai pada waktu kritis Kerajaan Moghul, para pedagang Belanda, Prancis, Inggris dan Portugis masuk India. Kemudian pada perkembangan selanjutnya India resmi dijajah Inggris.

Pada tahun 1947, Inggris memberi kemerdekaan kepada India dan sekaligus berakhirnya kejayaan Islam di India. Pada tahun itu juga umat Islam kemudian mendirikan negara baru nan terpisah dari India, yaitu Pakistan.

Arti krusial negara ini dalam sejarah Islam terutama disebabkan oleh dua hal. Pertama, perjuangan politiknya berlangsung pada waktu nan sama dengan perjuangan orang Hindu di India.

Perjuangan itu dilakukan buat mendirikan negara tersendiri bagi umat Islam. Kedua, Pakistan berperan krusial dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan filsafat serta sukses melahirkan sejumlah forum pengkajian Islam dan intelektual muslim berkaliber international.

Islam di Pakistan bisa berkembang dengan pesat sehingga Pakistan merupakan negara dengan penduduk Islam terbesar kedua di dunia. Bahkan hukum Islam telah diperlakukan di Pakistan. Sayid Qutub, tokoh Ihkwanul Muslim Mesir, pernah mengatakan bahwa kini telah muncul dua kekuatan besar Islam, yakni Indonesia (Asia Tenggara) dan Pakistan (Asia Selatan).

Sejak berdirinya negara Pakistan, umat Islam mencoba menerapkan konsep Islam sebenarnya di negara itu. Persoalan itu merupakan bahan polemik nan berkepanjangan di pemerintahan diajukan oleh Majelis Nasional dengan berpedoman kepada Rancangan Undang-Undang hasil sidang Perserikatan muslim pada bulan Maret 1940, yaitu harus sinkron dengan Al-Qur’an dan hadist.