Peralatan Pembuatan Pellet

Peralatan Pembuatan Pellet

Sekilas dilihat, banyak orang tak akan mengetahui benda apa itu. Bentuknya pun biasa saja, berupa silender atau bulatan berwarna cokelat dan dipotong kecil-kecil. Tapi bagi mereka nan memelihara ikan, niscaya sudah sangat mengenalnya. Pellet atau pakan (makanan) ikan ialah nama dari benda tersebut. Banyak dijual di pasar dan tergolong mudah membuatnya. Nah, tahukah Anda bagaimana cara membuat pellet ikan nan benar?



Manfaat Pellet

Untuk membuat pellet ikan dengan benar, hal pertama nan harus dipahami ialah kegunaan dari pakan ikan tersebut. Hal ini bertujuan agar Anda mengerti bahwa keberadaan pellet lebih menguntungkan dibandingkan dengan pakan alami bagi ikan.

Pellet dibuat buat meningkatkan konsumsi atau kemampuan ikan menyantap makananannya. Semakin banyak pakan nan dikonsumsi, maka akan membuat berat ikan semakin bertambah. Adapun berat ikan berkorelasi positif dengan harga jual nan tinggi. Jadi, keberadaan pellet bisa meningkatkan laba signifikan bagi pemilik ikan .

Pembuatan pellet selain berdampak pada peningkatan nilai ekonomi, juga bernilai efisien. Hal ini dikarenakan pellet kaya akan majemuk unsur atau zat gizi nan dibutuhkan ikan. Jika buat memenuhi baku gizi harian bagi ikan diperlukan beberapa jenis pakan alami, maka hanya dengan pemberian pellet sudah lebih dari cukup. Praktis dan tak merepotkan.

Pellet merupakan kumpulan dari beberapa bahan eksklusif nan diproses dengan cara dihaluskan dan dipadatkan. Lalu, pellet setengah jadi tersebut dicetak menurut ukuran atau bentuk tertentu. Dalam proses pembuatan pellet inilah, nilai gizi dan efisiensi dari pellet diperoleh sehingga melebihi pakan alami ikan pada umumnya.

Setelah mengetahui kegunaan dari pellet, akan membuat siapa saja—termasuk Anda—untuk mencoba membuatnya. Apalagi proses pembuatan pellet tergolong mudah. Bahan, alat serta cara membuat pellet tak sulit buat didapatkan dan dipelajari.



Bahan Pellet

Bahan dalam proses pembuatan pellet mudah diperoleh. Banyak diperjualbelikan di pasar tradisional atau tempat-tempat tertentu. Apa saja bahan-bahan tersebut? Berikut ini beberapa bahan primer (baku) nan lazim digunakan buat membuat pellet. Anda tinggal memilih hendak menggunakan nan mana dari bahan-bahan tersebut.



Tepung Dari Kepala Udang

Beberapa pasar tradisonal ada nan menjual tepung berbahan kepala udang ini. Namun jika tak menemukannya, Anda tidak perlu khawatir. Cukup membeli kepala udang dalam jumlah sinkron kebutuhan dan diproses hingga menjadi tepung.

Cara membuatnya ialah dengan menjemur kepala udang hingga kering. Setelah itu, kepala udang nan telah kering dihaluskan menggunakan donasi mesin penepung hingga menjadi serbuk. Tepung kepala udang diketahui mengandung 35-45 persen protein, zat krusial nan dibutuhkan oleh ikan dan sine qua non dalam pakannya.



Tepung Dari Ikan Rucah

Tepung ikan rucah ialah bahan pellet nan paling sering digunakan. Hal itu dikarenakan kandungan proteinnya termasuk paling tinggi dibanding bahan-bahan pellet lainnya, yakni berkisar 40-65 persen. Bahkan tidak hanya sebagai bahan pembuatan pellet, tepung ikan rucah saat ini juga digunakan buat makanan bebek, pakan ternak, dan bahan campuran dalam terasi udang.

Untuk membuatnya, hampir sama seperti pembuatan tepung kepala udang. Ikan dikeringkan dengan cara dijemur atau dimasukkan ke dalam mesin oven. Setelah kering, ikan dimasukkan ke dalam mesin penepung hingga menjadi serbuk/tepung. Tepung ikan rucah pun telah siap digunakan sebagai bahan membuat pellet.



Tepung tulang Dan Jeroan Ayam Atau Sapi

Dua jenis tepung ini walau tergolong sporadis digunakan sebagai bahan pembuat pellet, tapi dapat Anda jadikan sebagai alternatif. Cara membuatnya tak jauh berbeda dengan pembuatan tepung kepala udang/ikan rucah. Keringkan dan kemudian dihaluskan hingga menjadi tepung.

Selain bahan standar pembuatan pellet ikan, diperlukan bahan lain nan hendaknya juga dipersiapkan. Bahan itu harus mengandung pati sebagai zat perekat, yaitu beberapa jenis tepung nabati. Anda bisa bebas memilihnya, seperti:

  1. Tepung dari tapioka. Pergunakan sebanyak 10-20 persen dari total bahan pellet nan hendak dibuat. Jadi, jika total pellet direncanakan sebanyak 1 kg, maka tepung tapiokanya sebanyak 100-200 gram.
  2. Tepung dari gaplek (singkong kering). Pemakaiannya dianjurkan tak berlebihan, sekitar 10-20 persen.
  3. Tepung dari jagung pipilan. Penggunaannya tak banyak, hanya sekitar 10-20 persen.
  4. Tepung dari gandum . Gunakan sebanyak 20-30 persen.
  5. Tepung onggok atau tepung dari residu pembuatan tapioka. Digunakan sekitar 10-30 persen.

Jika bahan standar dan bahan perekatnya sudah diperoleh, Anda tinggal menambahkan beberapa bahan berikut ini. Semakin banyak bahan nan dapat diperoleh, maka akan semakin berkualitas pellet ikan nan Anda hasilkan.

  1. Dedak halus. Bahan ini diketahui mengandung protein sebanyak 11-13 persen. Dianjurkan menggunakannya paling banyak 30 persen dari total bahan.
  2. Bungkil dari kelapa nan mengandung kadar protein sebanyak 15-17 persen. Dosis penggunaannya sebesar 15-30 persen.
  3. Bungkil dari kedelai dengan kandungan protein nan tergolong tinggi, yaitu mencapai 45-54 persen. Karena itu buat takarannya dianjurkan lebih banyak, sekitar 20-40 persen.
  4. Minyak ikan. Untuk penggunaannya jangan sampai melebihi dosis 10 persen agar proses gelatininasi berjalan dengan baik.
  5. Bahan-bahan sumber mineral dan vitamin , yaitu mineral dari NACL atau garam dapur (1-2 persen), mineral calsium karbonat dari kapur (1-3 persen), dan vitamin A, B kompleks dan C dengan dosis secukupnya.


Peralatan Pembuatan Pellet

Alat nan digunakan dalam proses pembuatan pellet hanya ada tiga jenis, yaitu:

  1. Mesin penepung nan berfungsi buat menghaluskan bahan-bahan pembuat pellet (khususnya dari bahan baku) sehingga hasil akhirnya berupa serbuk atau tepung.
  2. Mixer atau mesin pengaduk dengan fungsi mengaduk bahan standar (berupa tepung) dan bahan-bahan lainnnya menjadi satu.
  3. Ekstruder atau mesin pencetak pellet nan fungsinya buat mencetak atau membentuk pellet sinkron kehendak Anda. Bentuk maupun ukurannya beragam, mulai dari bentuk silender atau bulat dengan jenis ukuran bervariasi, yaitu 2mm, 3mm, 5mm, dan 10mm.


Cara Pembuatan Pellet

Setelah mengetahui bahan dan peralatan apa saja nan diperlukan, maka Anda sampai pada cara buat membuat pellet. Secara generik ada dua cara membuat pellet, yaitu secara konvensional, dan ekstruder sistem kering. Silahkan Anda pilih sinkron dengan ketersediaan peralatan dan kebutuhan.



Cara konvensional
  1. Semua bahan dihaluskan, ditimbang sinkron takaran, dan kemudian dimasukkan ke dalam aduk-aduk (mesin pengaduk).
  2. Buat adonan lem berbahan tepung tapioka, dengan dosis sebesar 10 persen dari total bahan pellet nan direncanakan hendak dibuat.
  3. Setelah semua bahan selesai diaduk sampai merata, campurkan dengan adonan lem tapioka hingga kenyal.
  4. Bahan kenyal itu lalu dituangkan ke ekstruder (mesin pencetak pellet) nan bentuk maupun ukuranya telah ditentukan sebelumnya. Jika bingung, Anda bisa mencoba mesin giling daging sebagai ekstrudernya. Hasil cetakan akan berbentuk silender dengan panjang 1 cm dan 3mm ukuran diameternya.
  5. Bahan nan sudah dicetak tak dapat langsung digunakan sebab masih lembek. Untuk itu harus dijemur menggunakan sinar matahari selama 2 hari.
  6. Penting buat diketahui bahwa pellet nan dibuat secara konvensional tak dapat mengapung (bukan jenis pellet apung).


Cara ekstruder sistem kering
  1. Timbang bahan-bahan pembuat pellet sinkron dosis nan telah ditentukan sebelumnya, lalu masukkan ke dalam mixer.
  2. Tambahkan cairan berupa minyak ikan dengan dosis bebas.
  3. Aduk menggunakan aduk-aduk selama 10 menit hingga merata, kemudian adonan tersebut dituang ke mesin ekstruder sistem kering.
  4. Pellet hasil cetakan hanya perlu diangin-anginkan menggunakan kipas angin dan akan langsung kering.
  5. Pellet nan dibuat menggunakan cara ekstruder sistem kering termasuk jenis pellet apung.

Demikianlah informasi nan bisa kami bagikan mengenai cara membuat pellet ikan dan kandungan nan terdapat di dalamnya. Semoga bermanfaat.