Forbes, Majalah Ekonomi nan Mendunia
Sebuah media merupakan representasi keadaan nan ada di tengah masyarakat. Tentunya dikemas dengan bahasa nan khas media. Berbagai bentuk media ikut meramaikan kehidupan sosial masyarakat. Seperti cetak, online dan media elektronik. Masing-masing media mengusung tema nan berbeda. Ada nan mengkhususkan membahas wanita dan dunianya, remaja dan dunianya, hingga media nan mengkhususkan diri buat membahas hal nan sifatnya serius atau professional, salah satunya ialah Forbes .
Anda niscaya pernah mendengar nama media nan satu itu. Setidaknya tahu atau pernah membaca namanya di banyak media. Ketika Anda iseng ingin tahu siapa orang terkaya di Indonesia lalu mencarinya di mesin pencari Google, suguhan mengenai data-data orang terkaya di Indonesia tersebut niscaya tak lupa mencantumkan nama Forbes sebagai sumber data. Kalimat nan lumrah ditemukan ialah seperti ini: “Berdasarkan survey nan dilakukan oleh Forbes”, atau “Menurut Forbes”. Ya. Forbes ialah sumber data terpercaya ketika membicarakan bidang ekonomi beserta tektekbengek-nya.
Berita Sebagai Kebutuhan Pokok
Berita menjadi kebutuhan pokok masyarakat di zaman modern sekarang ini. Perihal bagaimana maksud dari isi warta itu tersampaikan, bergantung pada kemampuan masing-masing pribadi dalam menginterpretaskannya. Setiap saatnya selalu saja ada warta baru. Para pemburu berita, dengan segala kelelahannya, berupaya buat terus menyajikan warta terbaru buat masyarakat.
Seolah bukti bahwa para pemburu warta tak pernah berhenti bekerja ialah tersajinya ragam warta nan selalu baru. Terlihat dari banyaknya program warta nan dimiliki oleh stasiun-stasiun televisi, media online, media audio dan cetak di negeri ini.
Masalah-masalah nan diberitakan pun sangat luas. Mulai dari entertainment atau warta nan sifatnya hiburan. Warta jenis ini biasanya memuat hal-hal nan sifatnya ringan. Seperti warta seputar gossip artis, dan warta mengenai gaya hidup. Kemudian ada warta tentang 2 masalah rumit dan cenderung membosankan, yaitu politik dan ekonomi.
Bahasan dari berita-berita jenis itu cenderung mengandung berbagai istilah rumit nan takjarang sulit dimengerti oleh masyarakat luas. Hanya mereka nan bergelut di bidang tersebut nan mengetahuinya. Sehingga benar, mereka nan meminati warta jenis ini biasanya ialah orang-orang nan memiliki kepentingan. Dan nan tak memiliki kepentingan, cenderung tak betah melanjutkan bacaan. Kecuali jika 2 topik tersebut memang tengah menjadi bahasan dunia . Seperti misalnya, permasalahan politik nan tengah terjadi di sebuah negara, atau keadaan ekonomi sebuah negara nan tengah anjlok.
Penggunaan istilah-istilah rumit tersebut sebab memang belum memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia nan dapat lebih sederhana. Atau sebab buat sekadar pengemasan tulisan agar terkesan lebih ilmiah. Yang jelas, istilah tersebut cukup sulit dimengerti, contohnya ialah inflasi , elektabilitas, dll.
Berbicara mengenai kegemaran masyarakat terhadap berita, sepertinya masyarakat cukup digolongkan menjadi dua golongan besar. Kelompok pertama ialah masyarakat nan menganggap warta sebagai informasi penting. Sementara golongan kedua ialah masyarakat nan menganggap warta sebagai selingan di tengah kesibukan. Dua golongan ini tentunya memiliki topik warta kegemaran nan berbeda.
Benarkah Warta Mengenai Ekonomi Membosankan?
Berbicara mengenai topik, disebutkan di atas bahwa ekonomi termasuk dalam topik nan cenderung membosankan. Isi beritanya tak dapat langsung dipahami hanya dengan satu kali baca. Tetapi, bagaimana pun warta mengenai ekonomi ini tetap dibutuhkan dan diminati oleh banyak warga dunia. Karena ekonomi ialah sebuah bidang nan di dalamnya jugaterdapat berbagai macam peristiwa nan layak buat diberitakan kepada khalayak luas.
Tujuan pemberitaan mengenai ekonomi ialah sebagai wahana informasi tentang keadaan ekonomi terbaru suatu negara atau lingkungan masyarakat tertentu. Tujuan luasnya, tak menutup kemungkinan buat dapat ikut serta memengaruhi berjalannya kegiatan ekonomi itu sendiri. Misalnya sebuah warta ekonomi mengabarkan tentang keadaan ekonomi Indonesia nan tengah maju, warta tersebut tersebar secara luas ke negara tetangga, maka bukan hal nan mustahil tawaran kerjasama dari negara lain akan datang ke Indonesia.
Melalui warta mengenai ekonomi juga lah, keadaan ekonomi sebuah lembaga, perusahaan atau negara bisa terpantau. Jadi, jika pertanyaan apakah warta mengenai ekonomi membosankan atau tidak, Anda dapat ikut menjawab tidak, sebab hal lain dari warta ekonomi ini banyak memberikan manfaat.
Forbes, Majalah Ekonomi nan Mendunia
Panjang lebar membicarakan tujuan serta peranan warta tentang ekonomi di masyarakat tak lengkap tanpa membicarakan nama media nan satu ini. Forbes ialah majalah ekonomi asal Amerika hasil pemikiran dari BC Forbes dan Walter Drey.
Kerjasama antara financial columnist dan general manager dari sebuah majalah terkenal ini terjalin pada 1917. Forbes berperan sebagai pemilik kapital dan Drey ialah pihak nan menerbitkan. Bermula dari cerita ini lah, Majalah Forbes dikenal di seluruh dunia.
Forbes bermarkas di Fifth Avenue, New York. Meskipun saat ini markas tersebut sudah menjadi milik New York University. Hal ini dampak dari kesepakatan nan dilakukan antara kedua belah pihak. Forbes menjual kantor pusat nan terletak di New York tersebut pada Januari 2010 lalu. Berdiri di bawah perusahaan Forbes, Inc Published, majalah ini masih tetap eksis hingga kini, meskipun mendapatkan persaingan dari majalah sejenis, seperti Fortune dan Bloomberg Businessweek.
Tidak ragu dikatakan bahwa majalah ini ialah majalah ekonomi. Bagaimana tak jika nan menjadi fokus bahasan ialah permasalahan keuangan, kehidupan industry, seluk-beluk investasi, hingga topik pemasaran nan sedang hangat dibicarakan. Anda akan mendapatkan berita-berita seputar keadaan keuangan melalui majalah ini setiap 2 minggu sekali. Ya. Forbes ialah majalah dwimingguan. Anda ingin tahu motto dari majalah ini? Adalah The Capitalist Tool.
Sadar bahwa zaman semakin canggih, Forbes tak ingin tertinggal. Media dalam bentuk online pun diluncurkan. Situs forbes.com didirikan pada 1996. Pertimbangan buat membuat Forbes versi online ialah bahwa internet menjadi kebutuhan para eksekutif, nan ialah target dari pemberitaan Forbes itu sendiri. Melalui internet, para pengunjung akan mendapatkan laporan real-time, analisis singkat, dan laba lain.
Forbes.com sendiri merupakan bagian dari Forbes Digital, sebuah divisi dari perusahaan Forbes sendiri. Pengguna internet nan berkunjung ke situs ini tiap bulannya tak main-main. Sekitar 27 juta pengunjung setiap bulannya. Pengunjungnya tersebut tentu saja berasal dari berbagai negara nan ada di dunia.
Perwakilan Forbes di Indonesia
Indonesia tak luput dari perhatian Forbes. Meskipun berjarak puluhan tahun dari berdirinya Forbes, majalah ini memutuskan buat mendirikan Forbes Indonesia. Jika berdasarkan pendapat nan dikemukakan oleh President and Chief Executive Officer Forbes Indonesia, Millie Stephanie, hadirnya Forbes di Indonesia ini sebab “I ndonesia is ready for a world-class and independent business magazine. ”
Keberadaan Forbes di Indonesia ialah berkat kerjasama dari PT Sarana Mediatama dan pihak Forbes. Dengan kata lain, perusahaan ini ialah pemegang lisensi keberadaan Forbes di Indonesia. Kesepakatan antara kedua belah pihak terjadi pada Maret 2010 lalu.
Perwakilan Forbes buat Indonesia sekaligus Asia sendiri ialah Justin Doebelle. Ia ditunjuk Forbes buat memegang keberadaan Forbes di Asia sebab pengalamannya. Ia ialah editor Forbes paling berpengalaman di Asia. Ia menulis banyak sekali cerita mengenai ekonomi nan terjadi di kawasan Asia, termasuk Indonesia.
Sebelum pindah ke Jakarta, Doebelle tinggal di Singapura. Ia juga nan menyusun daftar orang terkaya di setiap negara di Asia, termasuk Indonesia. Selain di Indonesia, Doebelle juga menangani atau memegang peredaran Forbes di India, Jepang, Cina dan Korea.
Keberadaan-keberadaan orang hebat di belakang beredarnya Majalah Forbes di Indonesia ini sudah tentu bukan merupakan hal nan aneh. Mereka ialah orang-orang dengan banyak pengalaman. Khususnya di bidang media dan ekonomi.
Tertarik menjadi bagian dari Forbes? Bekali diri Anda dengan pengalaman dan pengetahuan mengenai bidang ekonomi serta media nan mumpuni!