Kesenjangan Ekonomi Dampak Masalah Ekonomi

Kesenjangan Ekonomi Dampak Masalah Ekonomi

Kesenjangan ekonomi ialah masalah primer bagi rakyat Indonesia saat ini. Terlihat betapa kontrasnya seorang pengusaha dengan berbagai usaha pribadinya menangguk untung demikian besar, sementara “ wong cilik ” tetap saja tak mampu menerobos kemapanan hidup.

Kadang, orang kaya punya sepuluh pekerjaan, sedangkan “wong cilik” tak punya satu pun. Keadaan ini sebenarnya sangat ironis dan bertentangan dengan sila kelima Pancasila, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.



Monopoli

Iklim demokrasi nan membebaskan semua hak nyatanya berubah menjadi sistem liberal nan mengizinkan semua orang bersaing. Entah berasal dari golongan apa dan entah seberapa besar atau kecil modalnya.

Yang krusial ialah mendapatkan laba sebanyak-banyaknya. Secara umum, tak ada pengendalian bagi para konglomerat buat membatasi usahanya. Akibatnya, jelas. "Wong cilik” nan memulai usaha kalah pamor.

Contoh paling mudah, berapa banyak minimarket nan ada di kota-kota di Indonesia. Para pengusaha mini market seolah ingin memberi keleluasaan bagi orang-orang nan datang dengan sandal jepit atau sepatu pantovel dan berpakaian tidur atau seragam tentara. Orang-orang ini cuma diberi satu “tugas harian nan dianggap kesenangan” berupa belanja.

Pengusaha mini market setidaknya (bagi mereka) telah memindahkan kesan tertentu sebuah pusat perbelanjaan menjadi loka nan lebih merakyat, dapat dimasuki semua golongan. Nyatanya, nan dimunculkan hanyalah kesan tertentu tersebut.

“Wong cilik” nan gagap malah merasa bangga atau memiliki martabat tersendiri berada di sebuah mini market meski mini market tersebut mematok harga Rp500,00 hingga Rp2.000,00 lebih mahal daripada harga di loka lain.

Artinya, “wong cilik” nan mungkin saja miskin dibodohi buat merasa kaya dan pada akhirnya justru menyuplai uangnya pada pengusaha-pengusaha nan sebelumnya sudah jauh lebih kaya daripada mereka.



Definisi Uang

Jika dirunut lebih jauh, sebenarnya sudah terjadi pergeseran nan begitu jauh dari konsep uang. Dahulu, uang hanya digunakan sebagai pengganti barang-barang barteran demi “menyamakan” nilai sebab barang barteran A belum tentu setara dengan barang barteran B.

Namun, kini konsep uang memiliki nilai tanda. Orang nan menumpuk uang dianggap kaya. Uang bukan lagi menjadi alternatif, melainkan kunci primer kehidupan.

Keadaan nan demikian menyedihkan ini pernah disindir secara halus 14 abad lalu oleh Ali bin Abi Thalib, “ Ketika datang, uang membuat seseorang sibuk (menghindar) dari imannya; tetapi jika pergi jauh, uang membuatnya sibuk (menghindar) dari kemiskinan ” dan “ Tidak ada keanehan nan melebihi penderitaan sebab uang. Semakin kaukumpulkan, semakin menderita hidupmu. Akan tetapi, ketika kau tidak cukup memilikinya, hidupmu juga menderita .”



Kesenjangan Ekonomi Dampak Masalah Ekonomi

Kesenjangan ekonomi dapat saja terlihat sebab dampak dari masalah ekonomi itu sendiri. Mencapai kemakmuran dan kesejahteraan merupakan cita-cita bangsa Indonesia.

Oleh sebab itu, ekonomi sebagai bidang nan mengayomi upaya pencapaian cita-cita tersebut selalu mendapat perhatian penuh baik dari masyarakat maupun pemerintah, termasuk masalah-masalah ekonomi nan perlu segera diselesaikan.

Masyarakat Indonesia saat ini tahu betul bahwa kondisi perekonomian berpengaruh terhadap kehidupan bernegara. Tahun 1997 hingga tahun 1998 menjadi saksi pentingnya stabilisasi ekonomi.

Saat itu, Indonesia menghadapi krisis ekonomi nan begitu berat, nilai tukar rupiah nan terpuruk, inflasi nan tinggi sehingga menyebabkan kenaikan harga barang berkali-kali lipat dari harga normal. Kondisi semacam ini telah merusak tatanan sosial dan juga politik hingga menyebabkan runtuhnya sebuah rezim pemerintahan.

Setelah krisis berlalu dan Indonesia merintis pemerintahan baru, masalah ekonomi di Indonesia belum selesai sampai di situ. Hutang luar negeri nan dipinjam selama masa Orde Baru begitu banyaknya.

Masyarakat tahu bahwa setiap dari mereka terbebani oleh nilai hutang nan harus dibayar oleh negara. Sejak saat itu, masalah ekonomi di Indonesia hingga saat ini masih terus bermunculan. Berikut ialah beberapa hasil identifikasi masalah ekonomi di Indonesia.



1. Pengangguran

Usia angkatan kerja di Indonesia berjumlah sangat banyak, sayangnya tak diimbangi dengan kebutuhan tenaga kerja atau kesempatan kerja nan ada. Hal ini berdampak terhadap meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia, termasuk angkatan kerja terdidik, seperti lulusan sarjana atau diploma.

Pengangguran menjadi salah satu masalah ekonomi di Indonesia sebab tanpa pekerjaan mereka tak memiliki penghasilan, nan artinya sulit buat memenuhi kebutuhan hayati apalagi mencapai kesejahteraan. Sedikitnya lapangan kerja menjadikan banyaknya angkatan kerja terdidik menjadi pengangguran di usia nan produktif.

Dampak negatif dari banyaknya pengangguran ialah meningkatnya kriminalitas sebab tak sedikit pengangguran nan berputus harapan dengan mengambil jalan nan salah dalam mencari nafkah.



2. Investasi

Modal merupakan faktor primer dalam membangun usaha. Sebagai negara dengan sistem perekonomian nan tak menutup diri terhadap investasi, Indonesia membutuhkan investasi sebagai kapital dalam membangun perusahaan-perusahaan. Sayangnya, masih banyak negara nan belum percaya buat menanam investasi di Indonesia.

Hal ini dikarenakan stabilitas nasional Indonesia nan belum terjamin. Pergolakan sosial politik Indonesia masih dianggap belum bisa terkendalikan dengan baik.



3. Dukungan Infrastruktur

Dalam menjalankan kegiatan ekonominya, masyarakat membutuhkan dukungan pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya, fasilitas ekspor, pasar, dan sebagainya.

Infrastruktur ini terlihat sebagai hal kecil, tetapi memiliki pengaruh nan besar bagi kehadiran masalah ekonomi di Indonesia. Misalnya, kondisi jalan nan jelek tentu bisa mengganggu distribusi barang dari suatu loka ke loka lain. Secara ekonomi, hal ini memberikan kerugian nan sangat besar.

Berdasarkan beberapa masalah ekonomi di Indonesia nan telah disebutkan, masalah-masalah tersebut bukan berarti sebagai masalah nan tak bisa diselesaikan.

Hanya saja dalam penyelesaiannya dibutuhkan upaya-upaya dari berbagai lapisan masyarakat. Kolaborasi antara pemerintah, pengusaha atau pelaku bisnis, dan masyarakat diperlukan dalam mengatasi masalah-masalah tersebut.



Kesenjangan Ekonomi Dampak Kapitalis

Adanya istilah kapitalisme menjadi istilah spesifik bagi sistem kehidupan manusia. Kapitalisme bisa diartikan sebagai sebuah kekuasaan nan ada di tangan para kapital/pemodal/pemilik kekuatan materi (uang). Wajar jika seleksi alam terjadi pada sistem ekonomi kapitalisme sinkron dengan pengertian dari istilah kapitalisme.

Hal tersebut dikarenakan adanya kebebasan tanpa batas nan berdasar pada laba dan mengakibatkan masyarakat bersaing dalam batasan-batasan kapital maupun kekuatan materi (uang).

Terdapat tiga hal krusial dalam kapitalisme nan menjadi karakteristik khas dalam penerapan seleksi alam kehidupan masyarakat, di antaranya:



1. Individualisme

Individualisme memiliki posisi krusial dan menentukan dalam kapitalisme. Alasannya yaitu manusia melihat diri mereka sendiri bukan sebagai bagian dari masyarakat, tapi sebagai individu nan sendirian.

Mereka harus berjuang sendirian dalam pemenuhan kebutuhan hayati dirinya sendiri. Hal ini bisa dikatakan sebagai faktor paling kuat dan memberikan pengaruh besar sehingga menyebabkan seleksi alam pada bidang ekonomi individu.



2. Persaingan

Masyarakat kapitalis merupakan arena loka para individu melakukan kompetisi satu sama lain dalam kondisi sangat sengit dan kasar bahkan bisa dikategorikan amoral.

Kompetisi tersebut bertujuan buat mendapatkan kekuatan paling besar dalam kapitalisme, yaitu kekuatan materi (uang)/modal. Inilah arena pertarungan sebagaimana nan dijelaskan Darwin sinkron teori seleksi alam nan dipeloporinya. Teori tersebut menyatakan bahwa pihak nan kuat akan tetap hidup, sedangkan pihak nan lemah termusnahkan.



3. Pengambilan Laba Besar-besaran

Para pemodal (kapital) menerapkan teori seleksi alam pada masyarakat tak bermodal di sekitarnya. Mereka mengambil laba secara besar-besaran tanpa mempedulikan kebutuhan masyarakat lainnya.

Sistem kapitalisme mengajarkan suatu pola berpikir bahwa masing-masing individu (termasuk di dalamnya seseorang, sebuah perusahaan ataupun suatu bangsa) memiliki tanggung jawab berjuang buat kemajuan dan kepentingannya sendiri.

Faktor primer penentu dalam peperangan tersebut, yaitu faktor produksi. Alasan nan tepat mengenai faktor primer tersebut, yaitu para produsen paling unggul bisa bertahan hidup, tapi nan lemah dan tak mampu bersaing tersingkir, hingga akhirnya mati.

Robert Wright menjadi salah seorang nan mendukung teori evolusi. Teori evolusi memiliki kaitan erat dengan teori Darwin. Hal tersebut menunjukkan bahwa Robert Wright sebagai pendukung teori Darwin juga. Teori nan dipelopori Darwin berkaitan dengan seleksi alam . Robert Wright mengeluarkan sebuah buku dengan judul The Moral Animal .

Dalam buku tersebut Robert Wright memberikan citra secara singkat mengenai pengertian Darwinisme sosial dan bala humanisme dampak adanya teori evolusi. Selain Robert Wright masih terdapat tokoh pelopor Darwinisme sosial lainnya nan meletakkan dukungan ilmiah dan filosofis bagi kapitalisme.

Misalnya, menurut Tille, ia menyampaikan mengenai kesalahan besar melakukan pencegahan kemiskinan dengan cara memberi donasi pada orang miskin. Dikatakan kesalahan besar sebab menyalahi prinsip kapitalisme.