Asal Usul Suku Dayak - Masuknya Majapahit ke Kalimantan
Tahukah Anda asal usul suku Dayak ? Sebagian ada nan mengatakan bahwa asal usul suku dayak ialah dari keturunan Tionghoa, namun banyak pula nan menyangsikannya. Ingin tahu bagaimana sebenarnya asal-usul suku Dayak dimulai? Simak pembahasan nan dibawakan dengan gaya bercerita berikut.
Sejak saya menginjak remaja dan mulai memperluas pergaulan sosial, banyak nan bertanya apakah saya ini orang Dayak? Pertanyaan nan sama dan berulang-ulang membuatku menjadi penasaran dari mana sebenarnya asal-usul suku Dayak.
Dengan tekad buat menjawab rasa ingin tahuku nan begitu kuat, akhirnya saya bertanya pada nenekku. Dan benar, ternyata saya ialah keturunan setengah Dayak dan setengah China. Lalu, dari mana asal-usul suku Dayak sebenarnya?
Asal Usul Suku Dayak
Cerita mengenai asal usul suku Dayak dimulai sekitar 3000-1500SM, ketika benua Asia dan Kalimantan masih menyatu. Dari banyak cerita dan teori nan pernah dikemukakan, memang nan paling berterima mengenai asal usul suku Dayak di kalimantan ialah teori imigrasi bangsa China.
Pada saat itu (3000-1500SM), terjadi perpindahanpenduduk dari Yunan secara besar-besaran. Migrasi penduduk tersebut dilakukan dalam kelompok kecil, namun kontinyu atau bergelombang. Mereka mengembara ke Tumasik dan semenanjung Melayu. Mereka melintasi daratan, menjelajah hutan dan pegunungan hingga sampai di wilayah Indonesia, tepatnya di daratan Kalimantan.
Pada migrasi gelombang pertama, kelompok negroid dan weddoid sukses menginjakkan kaki dengan selamat di wilayah pantai Kalimantan. Setelah itu, migrasi gelombang kedua nan jumlah kelompoknya jauh lebih banyak sukses pula tiba diKalimantan. Kelompok nan melakukan migrasi pada gelombang pertama ini oleh beberapa pakar disebut Proto-Melayu, sedangkan nan melakukannya di gelombang kedua disebut Deutro-Melayu.
Bangsa China dari Yunan itu memasuki Kalimantan pada zaman kerajaan Dinasti Ming antara tahun 1368 - 1643. Tujuan primer bangsa China tersebut ialah berdagang. Sepanjang perjalanan, di setiap daerah nan mereka lewati, mereka memperdagangkan barang-barang nan mereka bawa seperti candu, sutera, barang pecah belah nan antara lain ialah piring, cangkir, mangkok, guci dan berbagai macamkeramik lainnya.
Kedua kelompok imigran nan sebenarnya berasal dari negeri nan sama itu akhirnya hayati berdampingan dan menetap di Kalimantan. Dari hanya berdagang, lama-kelamaan terjadi percampuran penduduk melalui perkawinan. Anak-anak hasil perkawinan dua kelompok imigran itulah nan akhirnya menjadi suku Dayak.
Asal usul suku Dayak ini diceritakan turun temurun dari mulut ke mulut. Dan sebab percampuran dengan bangsa China itulah banyak anak-anak suku Dayak nan berwajah oriental, sangat mirip dengan anak-anak China. Bermata sipit dan berkulit kuning langsat.
Bahkan, gadis-gadis Dayak terlihat lebih cantik daripada gadis China sebenarnya. Gadis-gadis Dayak tersebut terlihat lebih eksotik. Suku Dayak, hasil dari percampuran itu, akhirnya menyebar hampir ke seluruh daerah di Kalimantan. Mereka menyisir sungai-sungai, kemudian mendiami pesisir pulau Kalimantan.
Aktivitas suku Dayak dari China terus berlanjut dan percampuran pun terus terjadi. Perempuan atau laki-laki suku Dayak generasi berikutnya menikah dengan sesama penduduk setempat atau menikah dengan keturunan bangsa China nan menetap di daerah mereka. Akhirnya, aktivitas ini menciptakan asal usul suku Dayak baru, nan disebut suku Dayak murni.
Asal Usul Suku Dayak - Masuknya Majapahit ke Kalimantan
Diceritakan dalam asal usul suku Dayak bahwa suku Dayak juga pernah membentuk sebuah kerajaan nan dinamai "Nansarunai Usak Jawa" atau kerajaan Dayak Nansarunai. Namun, kerajaan ini hancur dampak perluasan kerajaan Majapahit nan ingin memperluas wilayah kekuasaannya.
Masuknya kerajaan Majapahit ke Kalimantan menghadirkan kesedihan sebab telah menghancurkan kerajaan nan dibangun suku Dayak. Dengan peristiwa tersebut, masyarakat suku Dayak mulai menyebar ke berbagai pedalaman agar tak tersentuh oleh pengaruh Majapahit.
Asal Usul Suku Dayak - Antara Dayak, Mistik, dan Islam
Asal usul suku dayak tak sedikit pun berubah setelah masuknya kerajaan Majapahit ke Kalimantan. Mereka tetap berasal dari keturunan China. Namun, perubahan drastis justru terjadi setelahnya. tepatnya ketika kerajaan Demak dengan pengaruh ajaran agama Islamnya nan kental mulai memasuki Kalimantan.
Bagaimana tidak, dengan masuknya kerajaan Demak, persebaran agama Islam mulai merambah ke suku Dayak nan rata-rata masih menganut paham animisme dan dinamisme atau penyembahan terhadap benda-benda dan alam. Sedikit demi sedikit, sebagian Masyarakat suku Dayak banyak nan mulai meninggalkan kepercayaan nan mereka anut, yakni animisme dan dinamisme, dan akhirnya memeluk agama Islam.
Lantas perubahan drastis seperti apa nan disebabkan masuknya agama Islam ke kalangan masyarakat dari suku Dayak tersebut? Dengan dianutnya agama Islam, serta merta perubahan dalam suku Dayak pun mulai terjadi. Sejak mereka memeluk agama Islam, sejak itu pula mereka tak lagi mengakui dirinya sebagai orang Dayak.
Mengapa dapat demikian? Karena global gaib orang Dayak nan begitu kuat sangat bertentangan dengan ajaran agama Islam nan menyembah Allah Swt. Suku Dayak nan memeluk agama Islam ini menyebut diri mereka sebagai orang Melayu atau orang Banjar.
Meski banyak suku Dayak nan mulai memeluk agama Islam, sebagian lagi masyarakat suku Dayak tetap pada kepercayaan mereka. Mereka tak mau memeluk agama Islam sebab masih memegang teguh adat istiadat, tradisi, dan kepercayaan mereka. Sehingga orang-orang Dayak ini akhirnya mengungsi dengan menyusuri sungai-sungai panjang dan masuk ke pedalaman Kalimantan Tengah.
Mereka akhirnya bermukim di daerah Kayu Tangi, Amuntai, Margasari, Watang Amandit, Labuan Lawas, dan Watang Balangan. Bahkan, sebagian orang Dayak nan tak ingin terpengaruh dengan global luar memilih memasuki hutan-hutan rimba dan hayati terpencil jauh dari global luar. Sehingga sampai saat ini saat ini, orang-orang Dayak nan terpencil itu masih tetap hayati secara primitif.
Kehidupan suku Dayak pedalaman nan primitif ini ditandai dengan masih dilakukannya upacara-upacara adat nan kental dengan global gaib dan supranatural. Sebagai contoh, sebut saja Upacara Tiwah nan dilaksanakan buat pengantaran tulang orang nan sudah meninggal ke sandung atau rumah kecil nan spesifik dibuat buat orang nan sudah meninggal dunia.
Selain itu, ada cerita menyeramkan dalam asal usul suku Dayak dan kepercayaan primitifnya, yakni tentang "Mangkok Merak". Mangkok Merah ini merupakan media persatuan suku Dayak ketikakedaulatan mereka mulai terancam. Jika Mangkok Merah ini beredar, biasanya panglima suku Dayak menyerukan sukunya buat berperang melawan ancaman nan datang.
Saat berperang, suku Dayak biasanya akan dirasuki roh nan mampu menjadikanmereka setengah manusia, setengah monster saat berperang. Mereka tidak segan-segan membunuh, memenggal, hingga meminum darah dan memakan hati musuh-musuhnya.
Dari cerita nenekku itulah akhirnya saya mengetahui asal-usul suku Dayak dan seluk beluk lainnya. Pernikahan salah satu kakek buyutku nan keturunan China dan orang suku Dayak membuat keturunannya termasuk saya mewarisi separuh darah China dan separuh lagi darah Suku Dayak.
Jadi, tak salah jika sebagian teman-temanku mengira saya keturunan Dayak, namun sebagian temanku nan lain mengira saya ialah keturunan China. Sekarang, di zaman nan serba modern ini, asumsi termasuk suku mana tidaklah penting.
Suku apa pun nan mengalir dalam tubuhku harusnya tidaklah menjadi disparitas nan membuat masyarakat menjadi terkotak-kotak. Disparitas suku dan budaya membuat Bangsa Indonesia menjadi sangat kaya dalam budaya dan istimewa. Dan saya terlahir istimewa!