Menciptakan Program nan Berkualitas
Menyukai film tentu saja kita melihat seberapa menariknya ide cerita nan dituangkan dalam sebuah skenario drama pendek di televisi. Banyak para pengarah adegan film memberikan gagasan ide cerita melalui pengalaman pribadi atau pangalaman real seseorang tentang kehidupannya.
Contohnya seperti perfilman televisi nan memberikan tema nan berbeda setiap harinya. Para pengarah adegan tak hanya memberikan suguhan tentang pasangan remaja saja, akan tetapi banyak tema nan diangkat agar film pendek tersebut tak monoton.
Televisi Alat Hiburan Wajib
Televisi ialah sebuah teknologi nan sangat berpengaruh dalam perkembangan teknologi informasi di seluruh dunia. Pada awal perkembangannya, televisi ialah gabungan teknologi optik mekanik dan elektronik nan digunakan buat merekam, menampilkan dan menyiarkan gambar visual.
Pada akhir tahun 1920, sistem pertelevisian tersebut telah berkembang sebab semua sistem televisi modern menerapkan teknologi ini. Perkembangannya, sistem mekanik sudah tak digunakan lagi, tapi hal tersebut merupakan pengetahuan nan bisa dikembangkan menjadi sistem elektromekanis buat pengembangan sistem televisi elektronik penuh.
Sebelumnya, gambar pertama nan sukses dikirimkan secara elektrik ialah melalui mesin faksimile mekanik sederhana, nan kemudian dikembangkan pada akhir abad ke-19.
Pada tahun 1878, konsep pertama pengiriman gambar bergerak nan menggunkan daya elektrik ialah konsep gabungan telepon dan gambar bergerak atau teleponskop, tak lama setelah inovasi telepon.
Hal tersebut membuat para penulis fiksi ilmiah berpendapat bahwa suatu hari nanti cahaya juga akan bisa dikirimkan melalui medium kabel, seperti halnya suara. Dan, itu telah terbukti pada inovasi selanjutnya.
Pada tahun 1881, pertama kali mengirim gambar menggunakan sistem pemindaian gambar, yaitu menggunakan pantelegraf, nan menggunakan prosedur pemindaian pendulum.
Sejak saat itu, hampir setiap teknologi pengiriman gambar menggunakan teknik pemindaian gambar, termasuk televisi. Konsep ini dinamakan perasteran, yaitu sebuah proses mengubah gambar visual menjadi arus gelombang elektrik.
Televisi atau nan biasa orang sebut dengan tipi dikenal sebagai sebuah kotak ajaib nan diminati oleh semua kalangan. Di setiap rumah, tak lengkap rasanya bila tak ada kotak ajaib ini.
Tidak berfungsi sebagai media hiburan semata, televisi sekarang ini juga berfungsi sebagai pemenuhan informasi nan ada melalui program-program nan dikemas secara menarik.
Dari waktu ke waktu, televisi pun terus mengalami perkembangan. Baik dalam segi ukuran, bentuk, teknologi, dan sebagainya. Dalam perkembangannya ini, baik dari segi perorangan, perusahaan, maupun organisasi, terus menciptakan inovasi-inovasi agar televisi bisa dinikmati dengan nyaman.
FTV Menjadi Tontonan Favorit
Dengan berkembangnya teknologi, maka semakin canggih juga televisi nan ada di pasaran. Dengan begitu, acara-acara di televisi pun semakin beragam. Film ialah salah satu tontonan nan dicari oleh para pemirsa, terutama film-film pendek.
Terkadang skenario nan panjang membuat kita para penonton merasa bosan, sehingga para pengarah adegan mulai memperbaiki sedikit demi sedikit dengan membuat skenario drama pendek saja, namun mempunyai daya tarik nan sangat besar.
Contohnya saja film FTV nan sering kita tonton di berbagai stasiun televisi terkemuka di Indonesia, mereka mencoba apakah tontonan seperti ini bisa menjadi daya tarik bagi masyarakat. Dan, ternyata terbukti bahwa FTV menjadi tontonan favorite khususnya bagi para remaja.
Jika melihat dari sisi global film, tentu saja nan sangat terpenting ialah di mana film merupakan suatu media komunikasi atau citra nan bisa mencerdaskan bangsa dengan memberikan tontonan nan baik, nan mencerminkan nilai-nilai positif bagi khalayaknya.
Film juga bisa mencerminkan harkat, watak, serta mendeskripsikan budaya bangsa dalam dunian seni. Ada beberapa contoh film nan tidak perlu melalui proses pemikiran nan panjang, di antaranya ialah sebagai berikut.
- Naga Bonar di mana film ini hanya mengangkat tema cerita heroisme seseorang nan cinta negaranya sampai kapan pun. Jadi, sebagai jendral, harus siap sampai kapan pun mngusir para musuhnya.
- Denias di mana film ini juga menceritakan tentang seorang anak nan tak mampu, tetapi mempunyai keinginan keras buat sekolah.
- Kambing jantan cerita seorang anak muda dengan kisah percintaannya dan kekonyolannya nan di kemas sangat apik dan lugas.
Menciptakan Program nan Berkualitas
Contoh di atas menggambarkan, bahwa film tersebut ialah film nan nan memberikan pesan moral dan apa adanya tanpa harus terlalu melebih-lebihkan cerita, sehingga terkesan norak. Dan, nan terpenting lagi, bahwa skenario drama pendek haruslah dijadikan suatu alat media pendidikan dan komunikasi nan memberikan kegunaan bagi orang lain.
Tayangan televisi di Indonesia pun mulai ramai ketika munculnya beberapa stasiun televisi swasta. Berbagai tayangan nan dihadirkan menjadi beragam. Hal tersebut menjadikan adanya persaingan antara stasiun televisi.
Tayangan nan sudah majemuk tersebut sebagian besar berupa hiburan. Pada awal munculnya televisi di negara ini tayangan nan ditampilkan sebagian besar berupa warta atau hal-hal nan berkaitan dengan informasi tentang keadaan negara ini. Tayangan hiburan hanya muncul sesekali saja agar para penonton tak jenuh.
Seiring dengan perkembangan zaman, tayangan televisi menampilkan berbagai macam hiburan, mulai dari iklan, film, kuis, reality show, sampai acara musik. Semua kalangan sudah bisa menikmati tayangan televisi nasional tanpa mengeluarkan dana nan cukup besar.
Bahkan teknologi handphone pun ada nan mempunyai fitur televisi, sehingga pemilik handphone tersebut bisa menikmati tayangan televisi di dalam handphone tersebut.
Tayangan nan semakin majemuk tersebut tentu saja bisa menimbulkan akibat jelek bagi masyarakat Indonesia, terutama kalangan anak-anak. Akibat positifnya juga ada. Akan tetapi, nan perlu diperhatikan ialah akibat buruknya tersebut.
Tayangan televisi nan menggiurkan, mulai dari anak-anak sampai dewasa, membuat masyarakat Indonesia meniru apa nan ada dalam tayangan tersebut dan kecanduan buat menonton tayangan tersebut.
Seorang anak cenderung akan tertarik dengan tayangan film kartun atau film animasi. Apabila seorang anak tersebut menonton terlalu lama dan sering, maka perkembangan otaknya mengenai bahasa akan lambat.
Hal tersebut bisa terjadi sebab apabila seorang anak lebih sering menonton televisi, maka anak tersebut kurang dalam bersosialisasi dengan orang lain. Kemampuan sosialisasinya kurang dan kemampuan bahasanya pun kurang.
Jadi, buat mencegah hal tersebut, orang tua ialah salah satu upaya nan bisa mengarahkan dan membimbing anak dalam masa pertumbuhannya. Seorang anak jangan terlalu sering menonton tayangan televisi dan ketika dia menonton harus tetap diawasi, serta memilihkan acara nan bisa membantu perkembangan otaknya.
Sosialisasi anak nan sering menonton televisi tak bisa berkembang sebab kurangnya berteman dengan orang lain. Anak akan menjadi pendiam dan pemurung sebab kurangnya mengekspresikan dirinya dengan orang lain. Akibatnya, anak akan menjadi pendiam, kurang bergaul, dan kemampuan bahasanya kurang.
Selain itu, terlalu lama menonton televisi akan mengganggu kesehatan tubuh manusia. Pada saat menonton televisi, tubuh tak bergerak dan cenderung diam. Apabila terlalu lama menonton televisi, maka tubuh akan terasa pegal dan terkadang keram sebab peredaran darahnya tersumbat atau tak lancar.
Jika hal tersebut dilakukan secara berulang-ulang dalam jangka waktu nan lama, maka tubuh akan mudah terkena penyakit, seperti obesitas. Padahal tubuh manusia itu perlu digerakkan atau olah raga buat memperlancar peredaran darah, sehingga tubuh menjadi sehat.
Bayangkan saja, jika seorang anak sudah terbiasa menonton televisi dalam jangka waktu nan lama, maka setelah dia dewasa akan mudah terkena obesitas dan penyakit lainnya.
Untuk itu, menonton televisi itu bagus buat menambah wawasan dan sebagai media hiburan juga. Akan tetapi, harus dipikirkan juga akibat negatif nan bisa terjadi jika menonton terlalu lama. Begitu juga buat anak-anak, nan harus selalu diperhatikan tayangan apa saja nan harus ditontonnya.
Keberadaan televisi nan sangat mudah didapatkan ini, jangan sampai berdampak negatif terhadap perkembangan anak. Dikembalikan lagi kepada sejarah Tv nan pada awalnya berfungsi sebagai media informasi.
Mulailah dari diri sendiri buat memanfaatkan media televisi ini sebagai media informasi nan bisa menambah wawasan dan juga sebagai media hiburan, tentu saja dengan tak berdampak negatif bagi kehidupan.
Tentu saja semua ini perlu dukungan para pemerintah dalam memajukan dan melestarikan media ini, agar para seni perfilman lebih giat lagi dalam menciptakan idenya nan semakin berkualitas.
Skenario drama pendek saat ini lebih unggul di banding sinetron-sinetron nan terkadang ceritanya mulai tak karuan. Maka dari itu, mari meningkatkan program tontonan nan berkualitas nan mendidik pada masyarakat.