Raja Puisi ModernIndonesia

Raja Puisi ModernIndonesia

Sejarah telah mencatat bagaimana sebuah karya sastra seperti puisi mampu menggelorakan dan membakar semangat buat berjuang melawan penindasan penjajahan. Penulis puisi terkenal, Chairil Anwar misalnya, telah membuktikan bagaimana gelegak dan gejolak keterampasan dan ketertindasan oleh penjajahan, disuarakannya lewat puisi sehingga mampu membakar jiwa-jiwa nan membaca karyanya atau mendengar bagaimana ketika puisi itu dibacakan.

Memang tidak banyak penulis puisi terkenal nan lahir dan besar di masa revolusi kemudian menjadi bagian dari perjuangan, dengan cara membakar semangat para pemuda buat bergerak pantang mundur sampai darah penghabisan. Puisi karya penulis puisi terkenal Chairil Anwar seperti "Karawang Bekasi" mampu membangkitkan semangat perlawanan, semangat buat berjuang tanpa pamrih selain memperoleh kemerdekaan sebagai hak bagi semua umat manusia di mana pun berada. Coba perhatikan lirik-lirik puisi nan berjudul "Karawang Bekasi" di bawah ini :

Kami nan kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tak dapat teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah nan tak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding nan berdetak
Kami wafat muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa nan kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum dapat memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi ialah kepunyaanmu
Kaulah lagi nan tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang buat kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tak buat apa-apa,
Kami tak tahu, kami tak lagi dapat berkata
Kaulah sekarang nan berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding nan berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
nan tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

Chairil Anwar (1948)



Puisi Dan Kemampuan Penulisnya

Puisi ialah salah satu karya sastra nan melibatkan banyak kemampuan. Puisi merupakan salah satu karya seni nan dapat dinikmati. Tidak mudah menulis sebuah puisi sebab dibutuhkan kemampuan dan keahlian khusus. Kemampuan berbahasa saja tidaklah cukup buat menulis sebuah puisi nan indah. Oleh sebab itu, kita patut berbangga sebab ada beberapa penulis puisi terkenal di negeri ini nan namanya sudah terkenal hingga ke luar negeri.

Para penulis puisi terkenal dari Indonesia telah menunjukkan kemampuannya nan luar biasa dan mengolah kata dan tema. Para penulis puisi terkenal memiliki karakteristik khas tersendiri, sehingga masing-masing berdiri sendiri dan menjadi cirinya sendiri. Ini juga semakin menegaskan bahwa puisi sebagai bagian dari karya sastra, merupakan suara hati para penulisnya nan kemudian diekspresikan dengan caranya masing-masing. Latar belakang kehidupan sosial, agama, suku bangsa, kehidupan kota dan desa, masing-masing memberi rona kepada karya para penulis puisi terkenal, namun tak menjadikannya seragam.

Misalnya penulis puisi terkenal dengan latar belakang sosial dan tradisi suku bangsa Sunda, Ajip Rosidi dan Acep Zamzam Noer, tak menjadikan puisi keduanya sama sekalipun kehidupan sosial dan tradisi suku bangsa Sunda menjadi latar belakang kedua penulis puisi terkenal tersebut. Hal nan sama juga terjadi dengan para penulis nan memiliki kultur dan latar bekalang tradisi suku bangsa Minang, Batak, Ambon, Jawa, Madura dan lain sebagainya. Latar belakang sosial, kultur, tradisi suku bangsa, bagi para penulis puisi terkenal menjadikan surat keterangan buat memperkuat aktualisasi diri mereka dalam menulis puisi.



Penulis Puisi di Indonesia

Dengan masing-masing penulis puisi terkenal dan penulis karya sastra lainnya memiliki karakteristik khas sendiri-sendiri, maka sepanjang perkembangan global kesusastraan Indonesia, hadir tokoh-tokoh nan menjadi karakteristik khas di masanya. Bahkan dapat jadi menjadi karakteristik khas tersendiri sepanjang sejarah sastra Indonesia itu sendiri. Sejauhmana karakteristik khas itu menjadi karakteristik nan abadi, sangat tergantung kepada karya-karya penulis itu sendiri. Namun demikian, sekedar memberi contoh kita dapat menyebut salah satu tokoh penulis puisi terkenal yakni Chairil Anwar. Siapa nan tak kenal sosok beliau? Puisinya nan berjudul “Aku” merupakan salah satu puisi nan sangat terkenal sepanjang masa.

Penulis puisi angkatan 45 ini memiliki karakteristik khas dan kekuatan nan telah melampaui jamannya. Karena itulah Chairil Anwar kemudian muncul sebagai sosok penulis puisi terkenal pada jamannya nan terus dikenang sampai sekarang. Karakteristik khas dari puisi-puisi Chairil Anwar memang sangat kuat, kemudian menjadi acuan bahkan ditiru oleh para penulis puisi generasi kemudian. Tapi kekuatan itu tak menjadikannya luntur, sebaliknya menjadi kekuatan bagi Chairil Anwar sendiri.

Kenapa sebagai penulis puisi terkenal, Chairil Anwar demikian kuat ? Ada nan menduga kekuatan puisi-puisi Chairil Anwar itu terletak sedikitnya karya puisi penulis ini, sehingga nan terpublikasikan benar-benar karya nan terbaik dan setelah itu tak membuat puisi lagi sebab keburu meninggal dunia. Kemudian orang pun menghubung-hubungkan antara kematian Chairil Anwar dengan kekuatan puisinya. Mungkin saja karya-karya Chairil Anwar selanjutnya tak sekuat karya sebelumnya bila diberi umur panjang. Sebutlah bahwa itu sebagai karya masterpiece nan ada di puncak kekuatan seorang penulis. Lalu, secara hukum alam kemudian akan mengalami penurunan.

Beliau lahir pada tanggal 26 Juli 1922 di kota Medan. Memasuki masa remaja, Chairil Anwar pindah ke Jakarta dengan ibunya. Di sinilah dia mulai berkarya menciptakan puisi. Selain puisi berjudul “Aku”, puisi karya Chairil Anwar lainnya berjudul “Karawang Bekasi”, “Diponegoro”, “Derai-derai Cemara”, “Sajak Putih”, dan lain-lain. Ada juga kumpulan puisi beliau nan dibukukan seperti “Deru Campur Debu”, “Aku Ini Binatang Jalang”, “Tiga Menguak Takdir” (dibuat bersama kedua temannya Rivai Apin dan Asrul Sani), dan lain-lain.

Penulis puisi terkenal lainnya ialah W.S. Rendra. Penulis ini dilahirkan di kota Solo pada tanggal 7 November 1935. Karya-karya puisi beliau sudah mulai menghiasi berbagai majalah pada masanya di tahun 50-70an. Bengkel Teater ialah komunitas nan didirikannya buat menyalurkan berbagai talenta seninya terutama di dalam penulisan puisi.

Beberapa puisi karya beliau nan cukup terkenal berjudul “Mencari Bapak”, “Sajak-sajak Sepatu Tua”, “Potret Pembangunan Dalam Puisi”, “Ballada Orang-orang Tercinta” dan lain sebagainya. Berbagai penghargaan sukses diterimanya selama berkarir di global sastra. Banyak ahli sastra dari luar negeri nan sangat tertarik dengan karya-karya Rendra.

Taufik Ismail juga merupakan salah satu penulis puisi terkenal nan ada di negeri kita. Beliau lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Sumatera Barat. Selama hidupnya, beliau banyak berkecimpung di global pendidikan dan jurnalis. Selain menulis puisi, beliau juga sering membacakannya di depan orang banyak. Bahkan beliau juga sering mengikuti berbagai festival di luar negeri dan membacakan puisinya di sana.

Beberapa puisi goresan tangan beliau berjudul “Tirani”, “Tirani dan Benteng”, “Puisi-puisi langit”, “Malu Jadi Orang Indonesia” dan lain-lain. Selain itu, beliau juga menerbitkan antologi puisinya nan sampai diterbitkan juga di negeri Rusia.



Raja Puisi ModernIndonesia

Masih banyak lagi penulis puisi terkenal di tanah air seperti Sapardi Djoko Darmono, Sutardji Calzoum Bachri, Asrul Sani, Ajip Rosidi, Rivai Apin dan masih banyak lagi sastrawan lainnya. Global sastra di Indonesia bisa berkembang dengan baik berkat kontribusi dari para sastrawan ini. Semoga semakin banyak muncul sastrawan muda nan mengikuti jejak para pujangga-pujangga ini.