Prinsip Teratur dan Standar

Prinsip Teratur dan Standar

Secara umum, defenisi laporan keuangan ialah sebuah laporan nan berisi informasi dan catatan konvoi uang perusahaan dalam satu periode akuntasi (biasannya satu tahun). Tujuan paling primer penyusunan laporan keuangan ialah buat mengetahui hasil usaha selama satu periode akuntansi, apakah mengalami laba atau malah mengalami kerugian.

Ikatan Akuntan Indonesia, organisasi profesi akuntan, menjabarkan tujuan laporan keuangan sebagai informasi tentang posisi dan perubahan keuangan suatu perusahaan. Informasi ini selanjutnya digunakan buat mengevaluasi kinerja perusahaan, serta menjadi dasar pengambilan keputusan.

Walau digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan perusahaan, laporan keuangan hanya menyediakan informasi nan berkaitan dengan keuangan. Informasi non keuangan tak termasuk sebagai hal nan harus dimasukan, selain sebab tak bisa langsung dikonversikan dalam bentuk likuditas, informasi non keuangan juga memiliki baku nan nisbi dan variatif. Baku informasi keuangan ialah harus akuntabel atau bisa dihitung dengan angka.

Kinerja kuantitatif perusahaan bisa dilihat dalam keuangan . Penyerapan dan pembelanjaan aturan suatu divisi dalam perusahaan bisa dilihat pada laporan keuangan. Bagi perusahaan nan telah go public , laporan keuangan nan baik dan sahih akan memudahkan para investor maupun calon investor buat memutuskan apakah akan terus berinvestasi atau menarik investasinya.

Selain investor, pihak-pihak nan menggunakan informasi laporan keuangan suatu perusahaan secara langsung ialah pihak pengelola perusahaan itu sendiri, pemberi kredit (bank atau forum keuangan lainnya) dan pemerintah. Pemberi kredit seperti bank, mempunyai kepentingan terhadap informasi pada laporan keuangan. Jika laporan keuangan menunjukan peningkatan kinerja perusahaan, maka sebuah bank tak segan-segan buat menaikan batas (limit) kredit nan dapat diambil oleh suatu perusahaan.

Semakin tinggi jumlah kredit nan diambil, jelas menguntungkan bagi bank sebab dengan demikian pemasukan bank dari kembang pinjaman menjadi semakin besar. Sedangkan jika laporan keuangan menunjukan penurunan kinerja perusahaan, maka bank akan menjadi waspada jikalau suatu perusahaan mengalami kondisi gagal bayar (kredit macet).

Bagi pemerintah, laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu dasar penetapan pajak nan harus dibayarkan. Beberapa perusahaan kadang membuat dua buah laporan keuangan, sebuah laporan keuangan orisinil nan digunakan buat diri sendiri dan sebuah lagi laporan keuangan nan menerangkan buruknya kinerja perusahaan agar pajak nan dibayarkan lebih rendah dari nan semestinya. Pengelabuhan laporan keuangan buat menghindari pajak termasuk tindakan pidana.

Laporan keuangan suatu perusahaan juga digunakan oleh pemerintah, dalam hal ini para penegak hukum, jika sebuah perusahaan tersangkut kasus pidana. Konvoi kas perusahaan nan tak wajar (misalnya ada penambahan kas namun tak jelas sumbernya atau bukan berasal dari variabel informasi standar) bisa menimbulkan kecurigaan tindak pencucian uang maupun tindak pidana nan lain.



Sifat Laporan Keuangan

Sebuah laporan keuangan paling tak harus memiliki sifat mudah dipahami, relevan, tangguh dan bisa diperbadingkan. Mudah dipahami berarti informasi dalam laporan keuangan mudah dimengerti. Angka-angka nan tertera dalam laporan keuangan bermakna tunggal dan tak ambigu. Standarisasi variabel dalam akuntansi merupakan cara agar semua laporan keuangan bisa dibaca bahkan oleh orang awam sekalipun.

Selain agar mudah dibaca, standarisasi variabel akuntansi bermanfaat agar sebuah laporan keuangan relevan dengan konteks perusahaan. Konvoi keuangan nan tak berkaitan dengan perusahaan jelas tak masuk dalam laporan keuangan.

Pergerakan keuangan perusahaan nan belum go public kadang bersinggungan dengan konvoi keuangan pemilik perusahaan, apalagi jika rekening perusahaan menjadi satu dengan rekening pribadi pemilik. Jika bercampur, maka posisi keuangan perusahaan menjadi tak sahih. Kejadian seperti ini kerap terjadi pada perusahaan nan masih berskala kecil menengah.

Sifat tangguh dalam laporan keuangan bisa berarti sebuah laporan keuangan memiliki kebenaran dan sahih. Laporan keuangan nan sahih tentu merupakan informasi nan sangat berguna bagi perusahaan itu sendiri. Pengambilan keputusan berdasar informasi nan sahih meminimalkan resiko kesalahan di kemudian hari.

Sifat laporan keuangan nan terakhir ialah bisa diperbandingkan. Laporan keuangan nan baik ialah laporan nan bisa dibaca dan kemudian diperbandingkan dengan laporan keuangan dari periode sebelumya. Membandingkan dengan periode sebelumnya merupakan cara termudah buat menilai kinerja suatu perusahaan, apakah lebih baik atau malah lebih jelek dari periode sebelumnya. Perbandingan laporan keuangan menjadi benar jika variabel nan digunakan sama dan standar.



Yang Harus Ada dalam Laporan Keuangan

Sebuah laporan keuangan harus berisi laporan posisi kas pada akhir periode (neraca), laporan perhitungan keuntungan dan rugi, laporan perubahan ekuitas nan terjadi selama satu periode berjalan, laporan arus kas (pemasukan dan pengeluaran dan mutasi) selama satu periode berjalan dan catatan-catatan tambahan jika terjadi konvoi keuangan luar biasa (maksud konvoi keuangan luar biasa ialah konvoi nan tak bisa direkam secara khusus sebab tak ada variabel baku nan mewakilinya, namun ini sporadis terjadi).

Neraca ialah laporan tentang posisi keuangan (kas) pada suatu titik waktu. Neraca bisa terus berubah dari menit ke menit, tergantung dari konvoi kas keluar dan kas masuk. Neraca pada laporan keuangan akhir tahun berarti posisi kas paling akhir dari sebuah periode akuntansi. Kas memiliki likuiditas tertinggi diatara komponen keuangan nan lain, oleh sebab itu kas merupakan komponen paling pertama dalam penyusunan neraca.

Sementara itu, laporan perhitungan keuntungan rugi merupakan laporan hasil usaha sebuah perusahaan dalam satu periode, apakah mendapat laba atau malah mengalami kerugian. Perhitungan keuntungan dan rugi berdasar atas jumlah pendapatan dikurangi jumlah biaya atau pengeluaran. Jika hasil perhitungan positif, maka perusahaan mendapat keuntungan.

Bagi orang awam, bagian paling krusial dalam laporan keuangan mungkin ialah laporan keuntungan rugi . Padahal laporan keuangan nan baik harus pula memuat laporan arus kas. Laporan arus kas merupakan bentuk tanggungjawab semuda divisi atau bagian perusahaan dalam menggunakan uang perusahaan.

Laporan kas dalam laporan keuangan merupakan sebuah rangkuman dari konvoi kas nan terjadi pada satu periode. Seperti nan telah dijelaskan pada pengertian neraca, kas merupakan komponen nan memiliki likuiditas tertinggi dan mempengaruhi neraca menit demi menit. Pada laporan kas, seluruh jenis pengeluaran dan pemasukan kas dikelompokan menurut variabelnya masing-masing.

Selama satu periode akuntansi, sangat mungkin sekali terjadi perubahan kapital (ekuitas). Perubahan kapital bisa terjadi sebab ada penambahan investasi, baik berupa uang tunai maupun benda kapital lainnya. Perubahan ini harus dicatat dan pada akhir periode disusun dalam laporan ekuitas atau laporan perubahan modal.

Bagi perusahaan nan tak mengalami perubahan modal, laporan ekuitas tak perlu dibuat. Namun jika suatu perusahaan mengalami laba nan cukup signifikan, biasanya sebagian laba akan diinvestasikan kembali ke perusahaan. Penambahan investasi walau oleh internal perusahaan tetap harus dicatat dalam laporan ekuitas.



Prinsip Teratur dan Standar

Laporan keuangan disusun secara bertahap selama satu periode akuntansi . Sejak memasuki hari pertama periode akuntansi nan baru, maka sebenarnya laporan keuangan sudah mulai disusun. Segala konvoi variabel akuntansi harus dicatat/direkam dengan lengkap dan segera.

Bukti-bukti konvoi kas (kuitansi keluar dan kuitansi masuk) harus disimpan atau terdokumentasi dengan baik sebab sangat berguna saat melakukan cek silang konvoi beberapa variabel akuntansi. Keteraturan dan standarisasi pencatatan merupakan prinsip krusial agar laporan keuangan bisa tersusun dengan sahih dan bisa terbaca dengan baik.

Cara orang menjabarkan secara verbal definisi laporan keuangan bisa bervariasi, tergantung taraf pemahaman masing-masing orang. Namun dalam prakteknya, laporan keuangan dalam akuntansi telah memiliki bentuk dan kodifikasi nan baku dan serupa. Sebuah prinsip cukup penting, laporan keuangan seharusnya bersifat netral dan bebas dari intervensi.

Laporan keuangan nan dibuat merupakan suatu rangkuman dan konklusi atas fakta (pergerakan keuangan merupakan fakta, selain sebab ada bukti hitam di atas putih, juga sebab konvoi keungan bisa dilihat dengan jelas). Penggunaan dan interpretasi atas laporan keuangan tak boleh mengaburkan fakta-fakta nan telah terjadi selama satu periode akuntansi.