Lebih Jauh dengan Museum Kretek Kudus
Salah satu karena Indonesia didatangi oleh para bangsa penjajah ialah sebab kekayaan rempah-rempahnya dan juga mutu tembakaunya nan sangat baik. Tembakau nan dibuat rokok dengan majemuk rasa dan sensasi ini membuat Indonesia terkenal di mancanegara. Misalnya rokok kretek. Bau rokok kretek memang sangat menyengat, tapi sangat menggoda. Untuk lebih mengetahui segala hal tentang rokok, kunjungilah salah satu museum rokok nan ada di Indonesia, yaitu, Museum Kretek di Kudus, Jawa Tengah. Di loka itu, perkembangan rokok kretek dan berbagai fakta sejarah museum kretek itu sendiri dapat kita kuak.
Rokok dan Bangsa Indonesia
Rokok dan rakyat Indonesia tidak dapat dipisahkan lagi. Rokok telah menjadi menu wajib bagi sebagian besar laki-laki di tanah air. Mereka bahkan rela tidak makan demi rokok. Tanpa rokok, hayati mereka seolah menjadi begitu hampa dan tidak ada nafsu buat melakukan banyak hal nan lebih positif. Para perokok itu melangkah tanpa kekangan. Walaupun sudah begitu banyak peraturan pelarangan merokok di berbagai loka generik termasuk fasilitas ibadah dan forum pendidikan, nan terjadi ialah bahwa semua embargo dan peraturan itu hanya ada tetapi tidak pernah terlihat dan diindahkan.
Para perokok muda semakin banyak saja. Sedangkan para perokok nan insyaf dan berhenti merokok, tak terlalu banyak. Para perokok nan sadar ini biasanya sebab mengalami permasalahan kesehatan atau sebab cinta. Ya, cinta. Jangan remehkan faktor cinta nan mampu membuat orang hayati sehat tanpa rokok. Cinta kepada wanita nan diinginkannya berbagi hayati dengannya, akan membuat seorang laki-laki rela melepas rokoknya ketika sang wanita memberikan syarat akan menerima cintanya kalau sang laki-laki berhenti merokok.
Cinta seorang ibu atau ayah kepada calon anaknya nan baru berkembang di rahim. Rokok akan dijauhi demi kesehatan dan perkembangan fisik, mental, dan spiritual sang anak kelak. Namun, sayangnya, tak banyak orang nan mampu berhenti merokok sebab memang merasa meyadari kalau perbuatannya hanya merugikan. Uang dibakar tanpa bekas. Kalau uang itu dikumpulkan, mungkin telah dapat membeli satu ekor kambing dalam waktu satu tahun. Kambing itu dapat dikurbankan ketika Hari Raya Haji atau Idul Adha.
Rokok nan sangat mematikan ini tak membuat para perokok menghentikan kelakuan mereka. Walaupun mereka tahu bahwa sebenarnya mereka membunuh diri mereka perlahan, mereka merasa bahwa sebenarnya rokok itu memberikan kegunaan nan sangat besar. Mereka merasa kalau rokok telah memberikan inspirasi nan banyak dan membuat tubuh mereka tak gendut. Padahall semua perasaan itu hanya imaginasi nan tidak berdasar. Rokok telah mengambil jiwa mereka dan merasuki jiwa nan telah ternoda itu dengan pikiran nan tak menentu.
Bahkan seorang ayah nan sangat miskin pun lebih memilih membeli rokok dibandingkan membeli sebuah tempe buat tambahan gizi bagi anak-anaknya. Rokok telah membutakan hati dan menumpulkan pikiran kritis seorang kepala rumah tangga. Rokok membuat seorang istri membenci suaminya. Rokok bahkan telah membunuh banyak bayi di Indonesia. Kisah seorang anak remaja nan terserang penyakit kanker paru-paru sebab sejak bayi atau bahkan sejak dalam kandungan ia telah terpapar rokok. Hingga akhir hayatnya, ayahnya tetap merokok. Bahkan saat menunggu anaknya nan sekarat, sang ayah tetap menyempatkan diri merokok nan katanya menenangkan dirinya.
Miris! Sangat miris! Di daerah Sumatera Selatan, seorang ayah membiarkan anakny ayang masih balita merokok. Mungkin tak hanya satu dua orang balita laki-laki nan telah mengenal rokok di negeri nan kaya tembakau ini. Dapat jadi begitu banyak balita lainnya nan telah merokok. Kalau sudah seperti ini, bagaimanakah bangsa ini akan terbebas dari asap rokok. Apalagi kalau rokok dianggap sebagai salah satu penopang kehidupan demi kesejahteraan bangsa. Hal ini tercermin dari apa nan dapat dilihat dalam sejarah museum kretek . Sebuah museum nan memberikan citra bagaimana rokok berkembang dari zaman ke zaman. Mulai dari peralatan pembuatan rokok hingga jenis dan penjualan rokok ke seluruh penjuru dunia.
Bukan Satu-satunya
Berbicara tentang sejarah dan perkembangan rokok di Indonesia tak dapat melupakan keluarga Sampoerna. Walaupun kini, perusahaan tersebut tak lagi dipegang kendalinya oleh keluarga Sampoerna sebab mayoritas sahamnya sudah dibeli oleh pihak asing. Namun demikian, mengunjungi House of Sampoerna , sama dengan mengunjungi sebuah museum tertata apik dengan data dan informasi nan lumayan lengkap. Sebuah bangunan nan spesifik dirancang oelh tangan-tangan profesional. Bau khas tembakau akan tercium jelas. Perjalanan menyusuri satu benda ke benda lain nan berkaitan dengan rokok, akan membuat pengunjung seolah berjalan di lorong waktu.
House of Sampoerna menjadi museum rokok kedua di Indonesia setelah Museum Kretek di Kudus. Manajemen House of Sampoerna nan sangat profesional telah membuat museum nan terletak di Surabaya nan menempati sebuah ruangan nan dilengkapi dengan kafe dan warung penjualan majemuk souvenir nan berkaitan dengan perkembangan rokok ini menjadi sangat terkenal. Satu museum nan patut dikunjungi. Walau begitu, diharapkan bahwa bagi para perokok, mereka tak akan merokok semakin sering hanya setelah melihat museum ini. Bagi para penentang rokok, museum ini menarik disaksikan tetapi jangan tergoda buat merokok.
Museum ini digarap dengan sangat baik. Apalagi ditunjang dengan bentuk bangunan dan fasilitas nan disediakan agar pengunjung lebih mengetahui bagaimana melinting rokok juga ada di sini. Suatu hiburan tersendiri saat menyaksikan tangan-tangan terampil para wanita pelinting rokok sedang bekerja. Bau tembakau nan khas menambah suasana belajar semakin menggoda. Tentu saja pengunjung diberi kesempatan buat mencoba melinting rokok. Tetapi tak perlu merasa tergoda buat mencicipi bagaimana rasanay merokok. Intinya, merokok itu merusak dan tak perlu dicoba.
Dari mengunjungi museum modern ini, pengunjung bisa merasakan dan menyaksikan bagaimana Sampoerna meraih sukses. Kerja keras, kedisiplinan, ketekunan, penemuan dan terus mengasah keterampilan ialah kunci kesuksesan itu sendiri selain terus berdo’a dan tidak lupa dengan orang lain. Oleh sebab itulah program beasiswa sampoerna menjadi bagian nan tidak terpisahkan dengan bisnis rokok besar ini.
Namun ternyata tak semua anak cerdas dari keluarga kurang mampu nan mau menerima beasiswa dari Sampoerna. Ada anak-anak nan menganggap rokok haram, tak mau mendapatkan beasiswa dari perusahaan rokok. Hal ini memang patut dihargai. Ketika rokok dianggap haram, maka uang dari rokok apapun peruntukannya, tetap haram. Memperoleh hal nan baik harus dari hal nan baik. Meskipun begitu, masih juga banyak nan menganggap bahwa apa nan telah dilakukan oleh Sampoerna bagi global pendidikan itu merupakan satu hal nan baik. Buktinya memang masih banyak anak Indonesia nan membutuhkan beasiswa itu buat mendapatkan pendidikan nan layak demi meningkatkan harkat, martabat, dan kesejahteraan keluarganya di masa depan.
Lebih Jauh dengan Museum Kretek Kudus
Museum ini dibangun dengan tujuan agar masyarakat mengetahui bagaimana perkembangan global perokokan di Indonesia. Mulai dari sejarah tentang kretek, pembuatannya secara manual dan tradisional hingga cara pembuatan kretek dengan teknologi nan lebih canggih. Semua ini agar generasi muda memperolah informasi nan lengkap tentang salah satu jenis rokok ini.
Museum ini terletak di Desa Getaspejaten, Kecamatan Jati sekitar 50 km dari Kota Semarang. Museum ini sangatlah asri dengan taman berhias patung-patung dan bunga-bungaan dengan rerumputan nan menghijau. Selain itu, pemandangan sekitar kota nan menawan telah membuat museum dengan luas tanah kurang lebih 2,5 hektar tersebut menjadi andalan objek wisata Kota Kudus.
Fasilitas Wisata
Selain taman nan indah, kini museum ini sudah dilengkapi dengan fasilitas wisata keluarga lainnya, seperti kolam renang, waterboom , taman parkir, taman bermain anak, musholla, dan lain-lain nan pembangunannya menghabiskan dana tidak kurang dari Rp4 miliar. Harga tiket masuk tidaklah mahal. Rp1.500 per orang buat hari biasa dan Rp2.000 per orang buat hari libur besar dan minggu. Adapun buat fasilitas minimovie Rp20 ribu per 15 menit buat kapasitas 20 orang dan sarana permainan waterboom Rp15 ribu per orang.
Tampaknya, pemerintah Kabupaten Suci sangat serius menggarap museum kretek ini. Museum tak hanya difungsikan sebagai pemberi informasi dan data sejarah, tapi juga hiburan dan wahana pengakraban keluarga. Ternyata sejarah museum kretek tetap menarik diketahui.