Kemasan
Di zaman modern ini, kesibukan manusia seakan tiada habis-habisnya. Kegiatan banyak terpusat pada upaya mencari nafkah dan aktualisasi diri. Kegiatan memasak dianggap tak terlalu krusial dan cenderung dikesampingkan. Orang lebih memilih nan praktis saja.
Maka, tidak heran promosi makanan olahan siap saji banyak bertebaran di media massa cetak maupun elektronik. Masalah kepraktisan menjadi salah satu hal nan paling ditonjolkan dalam iklan-iklan makanan olahan tersebut.
Di pasaran, makanan olahan tidak terhitung banyaknya. Pilihan nan sangat majemuk membuat konsumen jadi bingung menjatuhkan pilihan. Makanan olahan tersebut ada nan dikemas dalam kaleng, misalnya ikan sarden dan daging kornet. Ada juga nan berkemasan plastik dan tergolong makanan olahan beku, seperti nugget, sosis, bakso, dan tempura.
Sebagai konsumen nan cerdas, sebaiknya Anda jangan mudah terpengaruh oleh promosi makanan olahan nan mengklaim produk mereka sebagai produk sehat bergizi. Biar bagaimanapun, makanan alami jauh lebih baik. Ingat, kebanyakan makanan olahan mengandung banyak zat kimia seperti pengawet, pewarna, dan penyedap rasa nan bisa mengganggu kesehatan jika dikonsumsi berlebihan.
Namun, jika Anda terpaksa harus mengonsumsi makanan olahan, berikut hal-hal nan harus diperhatikan:
Harga
Jangan terkecoh dengan promosi makanan olahan nan menonjolkan harga murah. Jika harga terlalu murah, Anda justru harus curiga, sebab dapat jadi si produsen menambahkan zat-zat berbahaya ke dalam makanan olahan tersebut. Namun, bukan berarti makanan olahan berharga mahal sudah niscaya aman, lho! Yang penting, perhatikan label kemasannya!
Label Kemasan
Perhatikan informasi pada label kemasan produk. Pastikan ada informasi lengkap nan mencakup nama produk, daftar bahan nan digunakan, berat bersih, nama dan alamat produsen, serta tanggal kadaluwarsa.
Pilihlah produk nan nan sudah terdaftar di Departemen Kesehatan. Hindari membeli produk nan tak mencantumkan nama dan alamat produsen secara jelas. Ini buat memudahkan Anda mengajukan komplain jika ada nan tak beres dengan produk nan Anda beli.
Perhatikan pula bahan standar dan bahan tambahan nan dipergunakan. Apakah mengandung bahan-bahan nan membahayakan kesehatan?
Kemasan
Kemasan nan rusak (penyok, robek, berkarat, kusam) menandakan isinya pun dapat jadi telah terkontaminasi sehingga tak layak buat dikonsumsi. Ini sangat berbahaya, sebab bisa menimbulkan keracunan nan mengancam keselamatan jiwa.
Untuk makanan olahan dalam kaleng, pilihlah kaleng nan baik, tak penyok, tak berkarat dan tak cembung.
Perubahan Fisik
Jika kemasan masih dalam keadaan baik pun, Anda tetap harus waspada. Perhatikan jika ada bau tidak sedap, perubahan warna, bentuk, dan rasanya. Itu juga merupakan tanda-tanda makanan olahan telah rusak dan tidak layak dikonsumsi.
Kadaluwarsa
Pastikan makanan olahan nan hendak Anda beli mencantumkan tanggal kadaluwarsa nan jelas pada label kemasannya. Artinya, makanan olahan tersebut mempunyai batas akhir nan kondusif buat dikonsumsi dengan agunan mutu, tentu saja diiringi teknik penyimpanan nan tepat sinkron petunjuk dari produsen. Makanan olahan nan telah lewat tanggal kadaluwarsa berarti dianggap telah rusak. Jika dikonsumsi, bisa membahayakan kesehatan bahkan jiwa konsumen.
Kontroversi dalam Makanan Kemasan
Makanan nan dikemas dengan menggunakan teknik kemasan spesifik buat menyimpan dan menjaga bahan makanan dalam kondisi baik ketika mereka disimpan. Kemasan makanan mengacu pada pengolahan makanan buat melestarikan dari kontaminasi kuman dan debu. Tujuan lain nan krusial dari makanan kemasan ialah buat mengurangi pemborosan makanan.
Di negara-negara maju, di mana makanan kemasan nan digunakan cukup sering, jumlah makanan nan terbuang ialah sekitar 3%. Sedangkan di negara-negara berkembang, taraf wastage makanan ialah sekitar 30%. Namun, apakah Anda pernah dianggap bahwa makanan kemasan bisa membuktikan menjadi tak sehat dan kadang-kadang berbahaya?
Kebanyakan dari makanan kemasan nan termasuk di dalamnya makanan olahan lebih lanjut dalam proses dua kali memasak mudah tersedia di pasar. Makanan kemasan juga bukan lagi semata mata makanan nan siap makan, melainkan makanan nan menuntut olahan lebih lanjut, nan tentu saja tak sinkron dengan tujuan mengapa makanan di kemas.
Di tambah lagi sisi negatif seperti makanan kemasan mengandung gula buatan, aditif, bahan kimia dan pengawet, namun halnya malasah itu dapat dianggap angin lalu. Saat ini, ketika seseorang mengunjungi sebuah toko kelontong, dia menghabiskan pada aturan lebih dari setengah rata-rata buat membeli makanan kemasan.
Tubuh manusia membutuhkan vitamin, mineral dan nutrisi lainnya nan bertanggung jawab buat kesehatan fisik dan mental nan baik. Makanan olahan tak mengandung nutrisi krusial dan mengandung pengawet nan tak sehat. Mari kita mengenal bagaimana makanan kemasan nan tak sehat nan berbahaya.
Bahaya Aditif Makanan dan Pengawet
Makanan pengawet atau aditif ialah bahan dalam makanan kemasan nan digunakan buat mengawetkan makanan buat waktu nan lama dan dengan demikian, meningkatkan kehidupan rak-makanan. Aditif ini termasuk gula buatan, natrium nitrat, trans-lemak, BHA dan BHT, rona makanan sintetis dan monosodium glutamat (MSG).
Makanan nan dicap sebagai tak ditambahkan gula, sebenarnya mengandung gula buatan, nan sebenarnya kalori kosong. The kalori kosong memiliki nutrisi rendah buat rasio kalori dan menyebabkan kenaikan berat badan. Biasanya, minuman ringan mengandung zat aditif gula buatan, nan merupakan alasan primer buat taraf pertumbuhan obesitas pada orang.
Natrium nitrat ditambahkan ke daging dikemas dan dikatakan karsinogenik. The natrium nitrat dalam daging akan dikonversi menjadi nitrosamin (yang bersifat karsinogenik) ketika daging dimasak pada suhu tinggi. Trans-lemak kebanyakan ditemukan dalam makanan ringan, biskuit, kue dan keripik. Trans-lemak ialah lemak jenuh, nan meningkatkan taraf mendapatkan agresi jantung. Lemak jenuh mengeraskan arteri jantung dan menyebabkan gagal jantung.
BTA dan BHA ialah dua antioksidan nan ditambahkan buat menghindari fermentasi nan tak diinginkan dari makanan. Penelitian masih berlangsung buat membuktikan bahwa BTA dan BHA bersifat karsinogenik, sehingga disarankan buat menghindari makanan dengan aditif.
Monosodium glutamat ialah penambah makanan, nan digunakan buat meningkatkan rasa makanan. Makanan beku nan diawetkan menggunakan monosodium glutamat.
Garam ditambahkan ke makanan selama pengolahan sayuran, bumbu dan makanan cepat saji. Garam memainkan peran krusial dalam menjaga tekanan darah ke taraf normal dan kontraksi otot umum. Namun, peningkatan asupan garam bisa menyebabkan retensi air dalam tubuh dan tekanan darah tinggi. Arteri dalam tubuh manusia menyusut dampak asupan nan hiperbola dari garam.
Ditambahkan rona dan pewarna dalam makanan ditemukan dalam sereal dan es krim. Banyak rona bersifat karsinogenik dan tak memiliki nilai gizi. Dari alergi terhadap autisme, makanan berwarna bisa menjadi penyebab banyak penyakit.
Bahaya makanan kemasan nan tak sehat bisa terdaftar sebagai berikut:
- Tubuh sakit
- Alergi dan ruam
- Kelelahan
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Diare
- Sembelit
Ingat, semua makanan kemasan nan tak sehat. Lain kali ketika Anda membeli makanan kemasan, membuat sebuah titik buat memeriksa bahan-bahan dan aditif dari makanan nan dikemas.
Demikian beberapa tips nan harus Anda perhatikan saat berbelanja makanan olahan. Yang tentu saja secara gencar promosi makanan olahan meyerbu televisi Anda. Ingat, segala sesuatu nan alami selalu lebih baik. Jadi, jangan mengonsumsi makanan olahan secara berlebihan, ya!