Memulai Ternak Ikan Lele

Memulai Ternak Ikan Lele

Ternak ikan lele merupakan salah satu bisnis nan menguntungkan dan dapat dipelajari dengan mudah. Dalam menjalankan bisnis ini, perlu ketekunan dan kesabaran agar membuahkan hasil nan diinginkan. Lele merupakan jenis ikan tawar dengan tubuh licin, agak pipih, memanjang serta memiliki kumis nan panjang mencuat di sekitar mulutnya.

Ikan lele termasuk dalam marga Clarias dan memiliki kepala keras menulang di bagian atasnya, matanya kecil serta mulutnya lebar terletak di ujung moncong dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba nan berguna buat bergerak di air nan gelap. Lele memiliki sepasang patil nan terbuat dari tulang nan tajam.

Patil pada lele tak hanya tajam, tapi juga beracun sehingga bila terkena patil lele akan mengakibatkan panas tinggi. Dari segi spesiesnya lele memiliki banyak jenis spesies. Di berbagai daerah di Indonesia sendiri lele memiliki banyak sebutan.

Di Sumatera Barat lele disebut ikan kalang, di daerah Gayo dan Aceh lele disebut dengan ikan maut, di Karo disebut ikan sibakut, di Sumatera Selatan disebut sebagai ikan pintet, sebutan ikan keling buat daerah Makassar, ikan Cepi di daerah Sulawesi Selatan, ikan lele atau lindi buat daerah Jawa Tengah atau ikan keli buat Malaysia. Di daerah Kalimantan Timur ikan lele nan tak berpatil disebut sebagai “keli” dan “penang” merupakan sebutan buat ikan lele nan memiliki patil.

Lele merupakan ikan nan hayati di air tawar dan tak pernah hayati di air payau atau air asin, kecuali lele bahari nan termasuk dalam marga nan berbeda. Habitat lele berada di sungai nan arus airnya tenang, rawa, telaga, waduk serta sawah nan tergenang air. Lele juga bisa hayati di air nan tercemar seperti di got-got atau selokan pembuangan. Ikan lele biasanya aktif mencari makan di malam hari.

Sebaliknya, pada siang hari aktivitas lele biasanya berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat nan gelap. Pada umumnya, lele memiliki panjang nan lebih kecil dari ikan gurami. Namun, pada beberapa jenis lele panjangnya dapat mencapai 1-1,5 m dan beratnya dapat mencapai 2 kg.

Secara umum, lele digunakan sebagai salah satu bahan makanan pelengkap nasi atau sayuran. Sebagian jenis lele diternak dan dikembangbiakkan. Jenis lele nan biasanya dikembangbiakkan ialah lele dumbo. Sering lele dikembangbiakkan bukan hanya buat dikonsumsi, tapi juga buat menjaga kualitas air nan tercemar.

Lele biasanya ditaruh di loka nan tercemar sebab dapat menghilangkan kotoran-kotoran nan ada. Kadang, lele juga ditempatkan di sawah sebab bisa memakan hama-hama nan berada di sawah. Selain itu, lele juga bisa ditaruh di kolam-kolam atau loka tergenang lainnya buat mengatasi adanya jentik-jentik nyamuk nan berbahaya.

Sampai saat ini budidaya lele meningkat tajam setiap tahunnya. Hal itu disebabkan luasnya pangsa pasar lele dan konsumen sangat menyukai daging lele sebab dagingnya nan lunak, sedikit tulang, tak berduri, dan harganya murah. Pemeliharaannya pun mudah sebab tak memerlukan banyak perawatan dan masa panennya singkat.

Berikut ini kita akan membahas bagaimana cara sukses ternak ikan lele .



Memulai Ternak Ikan Lele

Untuk memulai ternak ikan lele diperlukan semangat dan keyakinan serta ilmu nan mumpuni agar bekal semangat kita lebih terarah. Dengan bekal semangat dan ilmu nan cukup ternak ikan lele akan bisa mendatangkan laba tersendiri bagi pelakunya. Mari kita perhatikan satu persatu bagaimana cara berhasil ternak ikan lele.



1. Kenalilah Ikan Lele Terlebih Dahulu

Mengenali ikan lele berkaitan dengan perilaku, habitat, jenis makanan serta tata cara pemeliharaannya sangat penting. Karena dalam hal ini lele ialah obyek nan akan dikembangkan.



2. Menyiapkan Lokasi Pemeliharaan

Ternak ikan lele tentunya membutuhkan lokasi nan sinkron dan memadai. Lokasi nan dipilih buat ternak ikan lele bukanlah lokasi sembarangan namun harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:

  1. Tanah nan dipilih buat kolam pemeliharaan lele ialah tanah liat/lempung, tak berporos, berlumpur,dan subur.

  2. Lokasi pembuatan kolam ikan lele harus berhubungan langsung dengan air dan jauh dari jalan raya. Sebaiknya, kolam buat ternak ikan lele berada di loka nan teduh dan tak berada di bawah pohon nan daunnya mudah rontok.

  3. Selanjutnya, sesuaikan kolam dengan kebutuhan apakah buat segmen pembenihan atau segmen pembesaran, jenis kolam juga harus dilihat apakah menggunakan kolam tanah, kolam semen atau kolam terpal. Ukuran kolam juga harus diperhatikan agar sinkron dengan ukuran tebar ideal yaitu antara 100-120 ekor per meter persegi.


3. Mempersiapkan Air Kolam

Air kolam ialah salah satu faktor krusial buat ternak ikan lele. Karena kolam nantinya ialah loka hayati lele dan loka pengembangbiakan lele. Beberapa hal nan harus diperhatikan dalam penyiapan air kolam buat ternak ikan lele ialah sebagai berikut.

  1. Suhu air buat loka hayati lele harus berkisar pada suhu 20 derjata celcius dengan suhu optimal antara 25-28 derajat celcius. Sementara, buat pembiakan diperlukan suhu 26-30 derajat celcius.

  2. Lele bisa hayati di perairan nan agak tenang dan kedalamannya cukup walaupun kondisi airnya jelek, keruh dan kotor.

  3. Ph air berkisar antara 6,5-9, derajat butiran kasar berkisar maksimal 100 ppm dan optimal 50 ppm, taraf kekeruhan bukan lumpur antara 30-60 cm. Semua hal ini tak hanya perlu diketahui tapi juga diterapkan sebab menebar benih pada kondisi ph nan tak memenuhi syarat akan sangat merugikan. Untuk mengetahui kondisi ph air kita dapat membeli alat pengukur ph nan dijual di pasaran.


4. Pemilihan Bibit

Pemilihan bibit dalam ternak ikan lele ialah hal nan sama pentingnya dengan mempersiapkan kolam dan air kolam. Pemilihan induk ikan lele nan baik tentunya akan menentukan bagaimana hasil nan akan dipetik nantinya. Dalam ternak ikan lele perlu diketahui ciri-ciri benih lele unggulan. Benih lele unggulan memiliki beberapa syarat, yaitu:

  1. Kulit induk lele betina lebih kasar daripada lele jantan

  2. Induk lele diambil dari lele nan dipelihara di kolam sejak kecil supaya terbiasa hayati di kolam,

  3. Memiliki berat badan antara 100-200 gram tergantung kesuburan badan dan panjangnya berkisar anatara 20-50 cm.

  4. Bentuk badan simetris, tak bengkok, tak cacat, tak luka serta memiliki gerakan nan lincah.

  5. Induk jantan berumur di atas tujuh bulan dan induk betina berumur satu tahun.

  6. Pemijahan dapat dilakukan sebulan sekali dan selama hidupnya bisa melakukan pemijahan lebih dari 15 kali dengan kondisi makanan nan dimakan mengandung cukup protein. Pada saat pembenihan juga dilakukan proses penyortiran dan selanjutnya dimasukkan dalam kolam pembesaran benih selanjutnya.


5. Pemberian Makan pada Ikan Lele

Proses pemberian makan nan sahih pada ternak ikan lele akan menentukan tumbuh bunga lele nantinya. Masalah pemberian makan mungkin terdengar mudah namun tak boleh diremehkan. Lele termasuk jenis ikan nan rakus dan masuk dalam golongan omnivora, namun dalam hal ini tak berarti kita bisa memberikan makan lele secara sembarangan.

Dalam ternak ikan lele biasanya dikenal sebuah proses bernama proses penyortiran. Biasanya sebelum penyortiran dilakukan proses puasa pada benih lele yaitu tak langsung memberi makan pada bibit lele nan baru ditebar selama setengah hari. Biasanya benih lele nan baru ditebar dan langsung diberi makan lebih rentan terkena penyakit dan mudah mati.

Selain itu, ada beberapa tips nan bisa diperhatikan jika kita ingin membuat makanan tambahan buat lele. Sumber makanan nan bisa digunakan antara lain ampas tahu, katul (dedek halus) dari padi, ikan asin BS nan dihaluskan atau direbus. Semua bahan makanan itu bisa diberikan dengan perbandingan 10:5:1 dengan perincian 10 kg ampas tahu: 5 kg katul : 1 kg ikan asin kemudian diaduk jadi satu dan diberikan sinkron dengan kebutuhan.