Karangan Bahasa Indonesia - Teknik atau Metode Penulisan Karangan Deskripsi

Karangan Bahasa Indonesia - Teknik atau Metode Penulisan Karangan Deskripsi

Karangan Bahasa Indonesia banyak ditemukan dalam buku-buku, surat kabar, internet, maupun media lainnya. Mengarang merupakan kegiatan nan melatih kita berpikir sistematis.

Karangan pelukisan merupakan salah satu jenis karangan nan sering dipelajari siswa melalui mata pelajaran bahasa Indonesia. Jenis karangan Bahasa Indonesia tersebut bisa dijelaskan sebagai berikut.



Apa itu Karangan Bahasa Indonesia Berbentuk Deskripsi?

Kata pelukisan berasal dari kata bahasa latin describe yang berarti menulis tentang sesuatu atau membeberkan suatu hal. Kata pelukisan juga bisa berasal dari bahasa Inggris description yang berarti melukiskan dengan bahasa.

Jadi jenis karangan pelukisan ialah suatu tulisan atau karangan nan bertujuan buat menggambarkan atau melukiskan pengalaman, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pencecapan situasi atau masalah.

Dalam jenis karangan deskripsi, pengindraan terhadap suatu peristiwa akan melahirkan suatu citra mengenai peristiwa itu seperti nan dilihat, diraba, didengar, dicium, atau dirasa. Demikian pula pengindraan terhadap suatu keadaan, situasi, atau masalah akan melahirkan citra atau lukisan nan bertumpu pada penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, atau pengecapan.

Dalam suatu karangan deskripsi, pengarang berusaha memindahkan kesan-kesan, hasil pengamatan, dan perasaannya terhadap pembaca dengan menyampaikan sifat dan semua perincian nan bisa ditemukan pada suatu objek. Oleh sebab itu, penulis harus bisa memilih kata-kata nan tepat buat menggambarkan objek nan sebenarnya sehingga melahirkan khayalan nan hidup.



Karangan Bahasa Indonesia - Jenis-Jenis Karangan Deskripsi

Berdasarkan penggambaran objeknya, jenis karangan pelukisan terbagi dua, yaitu:

  1. Deskripsi ekspositoris
  2. Deskripsi sugestif atau impresionistik

Deskripsi ekspositoris ialah pelukisan nan menitikberatkan pada penggambaran objek nan bisa memberikan informasi kepada pembaca tanpa ada niat buat menggugah khayalan pembaca.

Sementara itu pelukisan sugestif atau impresionistik ialah pelukisan nan menitikberatkan pada penggambaran objek nan bisa menggugah daya khayal pembaca sehingga pembaca seolah-olah melihat sendiri objek nan disuguhkan pengarang.



Karangan Bahasa Indonesia - Teknik atau Metode Penulisan Karangan Deskripsi

Ada beberapa metode atau teknik nan bisa dipergunakan buat mengembangan karangan deskripsi, yaitu sebagai berikut.

1. Menyusun Objek Sampai nan Sekecil-Kecilnya

Dalam membuat karangan deskripsi, pengarang harus memiliki kemampuan dalam menyusun objek dari nan mulai paling besar hingga nan paling kecil. Artinya, dalam teknik ini, detail dari objek harus disusun sedemikian rupa sehingga gambarannya menjadi jelas dan terperinci. Kemampuan pengarang dalam menyusun objek ini akan sangat membantu pembaca dalam mengikuti pelukisan objek nan diceritakan dalam karangan bahasa Indonesia deskripsi.

2. Berbagai Pendekatan dalam Menulis Karangan Deskripsi

  1. Pendekatan realistis. Pendekatan realistis berusaha agar pendeskripsian suatu objek dilakukan seobjektif mungkin. Pendekatan ini bisa digambarkan dengan kerja sebuah kamera nan mengambil suatu objek sinkron dengan keadaan nan sebenarnya. Kamera tak memberikan evaluasi mana nan penting, tetapi apa saja nan berada di depan lensa, seluruhnya direkam gambar.

  2. Pendekatan impresionistis. Pendekatan ini berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif. Pendekatan ini dimaksudkan agar setiap penulis bebas dalam memberi pandangan atau interpretasi terhadap bagian-bagian nan dilihat, dirasakan, atau dinikmatinya. Hal ini bisa diumpamakan dengan pembuatan gambar nan dikerjakan oleh pelukis. Objek nan dilukis oleh seorang pelukis, hasilnya ialah lukisan objek nan bersifat subjektif. Jika hasil pemotretan persis sama dengan objek nan sebenarnya, maka hasil deskripsi tak persis sama dengan keadaan nan sebenarnya sebab lukisan itu telah dikenai subjektivitas si pelakunya.

  3. Pendekatan menurut sikap pengarang. Dalam hal ini pengarang bisa mengambil sikap masa bodoh, bersungguh-sungguh, cermat, seenaknya, atau sikap ironis. Semua sikap itu bertalian erat dengan tujuan nan akan dicapai pengarang. Dengan mengungkapkan sikapnya, pengarang ingin mengungkapkan bahwa objek nan digambarkannya diwarnai oleh reaksi pengarang terhadap objek itu. Dengan pendekatan ini, pengarang ingin menyampaikan sesuatu nan juga dirasakan oleh pembaca.

3. Pilihan Kata dalam Karangan Deskripsi

Karangan Bahasa Indonesia pelukisan menghendaki adanya diksi nan tepat. Diksi ini berhubungan dengan tujuan pengarang. Seorang pengarang nan ingin menggambarkan suasana hati seseorang tentu akan memilih kata nan tepat nan secara seksama bisa mewakili ungkapan suasana hati itu. Pengarang lain nan ingin menggambarkan objek berdasarkan pendekatan objektif tentu akan memilih kata nan mendukung objektivitas.

Untuk pengungkapan sugestif atau subjektif akan menggunakan kata-kata nan memiliki makna konotatif atau makna figuratif. Sementara itu buat pengungkapan nan bersifat objektif digunakan kata-kata nan memiliki makna denotatif.

4. Penggambaran atau Deskripsi Suatu Loka dalam Karangan Deskripsi

Tempat merupakan arena berlangsungnya peristiwa atau kisah. Karangan Bahasa Indonesia pelukisan terasa lengkap jika disertai citra tempat. Dalam melukiskan tempat, tentulah pengarang memilih loka nan akan digambarkannya itu sinkron dengan suasana hatinya. Sehubungan dengan hal itu tentulah ia akan memilih bagian nan relevan buat digambarkan.

Pengarang tak mungkin menggambarkan semua suasana hati dan semua hal dalam tulisannya. Dalam menggambarkan hal atau sesuatu nan relevan itu diperlukan urutan penyajian nan sinkron dengan suasana dan hal-hal nan relevan itu.

5. Penggambaran atau Deskripsi Manusia dalam Karangan Deskripsi

Dalam teknik ini nan digambarkan ialah fisik, milik, tindakan, perasaan, dan watak. Cara penggambarannya bisa dilakukan melalui pelukisan perbuatan, pelukisan fisik, suasana nyata, dialog, reaksi tokoh-tokoh lain, dan pendekatan psikologis.

Karangan pelukisan lebih banyak digunakan dalam tulisan nan berisi human interest, feature (laporan perjalanan), dan karya sastra. Pelukisan sangat efektif buat menarik perhatian pembaca sebab bisa menyentuh khayalan sehingga pembaca bisa membayangkan apa nan dideskripsikan.



Karangan Bahasa Indonesia - Contoh Karangan Deskripsi

Inilah 2 contoh karangan pelukisan nan diambil dari penggalan paragraf dalam novel “Sang Pemimpi” karya Andrea Hirata.

Karangan pelukisan nan melukiskan sosok fisik seseorang:

“Wajah Arai laksana patung muka nan dibuat mahasiswa baru seni kriya nan baru pertama kali menjamah tanah liat, pencet sana, melendung sini. Lebih tepatnya, perabotan di wajahnya seperti hasil suntikan silikon dan mulai meleleh. Suaranya kering, serak, dan nyaring, persis vokalis mengambil nada falsetto —mungkin sebab kebanyakan menangis waku kecil. Gerak-geriknya canggung serupa belalang sembah. Tapi matanya istimewa. Di situlah pusat gravitasi pesona Arai. Kedua bola matanya itu, sang ventilasi hati, ialah layar nan mempertontonkan jiwanya nan tidak pernah kosong.” (“Sang Pemimpi”, hlmn. 24)

Karangan pelukisan nan melukiskan suasana:

“Sore nan indah. Perkebunan kelapa sawit di kaki gunung sebelah timur kampung kami seperti garis panjang nan membelah matahari. Bagian bawahnya menyingsingkan fajar di negeri orang-orang berkulit pucat dan residu setengah di atasnya menyemburkan lazuardi merah menyala-nyala.” (“Sang Pemimpi”, hlmn. 37)



Jenis-Jenis Karangan Bahasa Indonesia Lainnya Selain Deskripsi

Selain karangan deskripsi, dikenal juga bebrapa jenis karangan bahas Indonesia lainnya. Ya, jenis karangan pun ada nan berjenis narasi, argumentasi, eksposisi, dan jenis karangan Persuasi.

Masing-masing jenis karangan nan lainnya ini pun memiliki sejumlah keistimewaan dan fungsi khususnya. Untuk mengetahui hal tersebut, dalam artikel ini penulis akan memberikan definisi dari keempat jenis lain dalam karangan.

1. Karangan Narasi

Karangan narasi, jika disederhanakan dapat diartikan sebagai cerita. Ya, dalam karangan jenis ini terdapat peristiwa nan terjadi dalam satu urutan waktu, yakni awal tengah, dan akhir. Dalam jenis karangan Bahasa Indonesia narasi ini terdapat tokoh atau pelaku cerita lengkap dengan konflik nan dihadapinya.

2. Karangan Eksposisi

Karangan Eksposisi ialah jenis karangan nan bertujuan buat memberikan pengetahuan atau menambah wawasan baru bagi pembacanya. Karangan eksposisi ini biasanya berisi uraian atau topik eksklusif nan penyajiannya dapat dilengkapi dengan gambar, tabel, data statistik, atau grafik.

3. Karangan Argumentasi

Berbeda dengan jenis karangan Eksposisi, jenis karangan argumentatif ini biasanya berisi argumentasi pengarang atau penulisnya buat membuktikan kebenaran suatu pendapat atau kesimpulan. Jenis karangan ini biasanya dilengkapi data atau fakta sehingga mampu menghasilkan pembenaran dari pembacanya.

4. Karangan Persuasi

Karangan Persuasi ialah jenis karangan nan berisi ajakan kepada pembacanya buat ikut melakukan atau berbuat sesuatu sinkron dengan apa nan diharapkan penulis dalam hasil karangannya.

Nah, itulah beberapa jenis karangan nan masing-masing memiliki tujuan nan berbeda-beda. Untuk itu, jangan sampai salah memilih jenis karangan Bahasa Indonesia ketika Anda hendak melakukan sesuatu melalui sebuah tulisan. Semoga bermanfaat!