Cinta terhadap Daftar Kekayaan

Cinta terhadap Daftar Kekayaan

Semua orang niscaya mempunyai daftar kekayaan. Seorang bayi pun punya daftar Kekayaan. Daftar kekayaan bayi tersebut berupa jumlah pakaian, makanan, bahkan jumlah sumbangan uang dari para tetangga dan keluarga.

Terdengar keterlaluan mungkin, tapi mau tak mau daftar kekayaan termasuk apa nan dimiliki oleh seorang bayi sekalipun ialah semua hal nan harus dipertanggungjwabkan nantinya di hadapan nan telah memberikan kekayaan tersebut. Tak akan ada satu pun nan terlewatkan oleh sang Mahahebat tersebut.

Pemikiran manusia awal penghuni global ini nan menciptakan alat tukar menukar berbentuk uang, benar-benar jenius. Manusia memang tercipta mudah tergoda dengan kehidupan nan mudah dan penuh kuasa. Daftar beban hayati nan membuat susah telah membuat setiap orang berusaha meraih kesuksesan berupa kekayaan.

Uang nan merupakan penjelmaan dari kekayaan tersebut memang mampu berbicara banyak. Tidaklah heran kalau semakin banyak orang nan ingin punya uang agar hidupnya lebih mudah. Daftar beban hayati nan banyak tidak akan terasa kalau daftar kekayaan panjang. Kehormatan, kecantikan, kecerdasan, kekuasaan, bahkan cinta pun dapat dibeli oleh uang. Bumi Indonesia ini sudah seperti supermarket raksasa nan menjual segala kebutuhan hidup.

Daftar kehebatan uang ini dimulai dari urusan nan sangat kecil seperti parkir. Tukang parkir akan memberikan layanan lebih kepada pemilik kendaraan nan agak "boros" terhadap dirinya. Tapi, kalau pemilik kendaraan hanya membayar sinkron dengan aturan, biasanya tukang parkirpun tak terlalu antusias.

Uang memang membutakan. Saking hebatnya "mahluk" nan bernama uang, orang nan mau menikah di bawah tangan, tapi ingin mendapatkan buku nikah asli, tinggal menyiapkan uang sebesar Rp 4 juta saja, semua urusan selesai.

Ancaman Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nan mengatakan kalau seorang penghulu menerima uang lebih dari nan sudah ditetapkan, sebagai bagian dari korupsi pun sepertinya tak banyak digubris. Asal dapat mendapatkan nan diinginkan dengan mudah, uang pelicin pun tidak jadi masalah. Semakin panjang saja daftar kehebatan uang ini.



Daftar Kekayaan Halal

Tak ingin disuruh membuat daftar kekayaan oleh KPK, jangan coba-coba menjadi seorang pejabat di negeri Indonesia tercinta ini. Kalau pun masih bermimpi dan bahkan berniat menjadi pejabat, siap-siaplah mendata harta kekayaan mana saja nan mau dimasukkan ke dalam daftar kekayaan. Cobalah buat sadar mengisi daftar kekayaan dan mengingat daftar sumber mendapatkan kekayaan tersebut.

Bila tak ingin terlihat panjang dan tampaknya cukup kaya buat ditagih pajak progresifnya, bagikanlah harta kekayaan itu ke anak, istri, dan anggota keluarga lainnya. "Atur saja. Apa nan tidak dapat diatur di negeri para tukang atur ini." Ungkapan nan cukup sering terdengar kalau sudah menyangkut hal-hal nan kira-kira akan membebani keuangan keluarga.

Daftar kekayaan tersebut sangat krusial dibuat sebagai bentuk darma terhadap peraturan. Era di mana semua orang dapat saja menyelinap ke dalam data keluarga maka kejujuran sepertinya ialah hal terbaik dilakukan. Kalau pun tak jujur, suatu saat orang akan tahu dan kata-kata pembelaan diri hanya akan terdengar sebagai banyolan nan hanya menjatuhkan prestise diri sendiri.

Kalau pun daftar kekayaan itu halal, orang masih saja akan mengamati daftar tersebut dengan kaca pembesar. Tampaknya tak hanya budaya korupsi nan ada di negeri ini, tapi budaya SMS alias Senang Melihat orang Susah juga semakin menyeruak.

Tidak tahu apa nan ada di benak orang-orang nan cemburu dengan kesuksesan dan keberuntungan orang lain. Kalau kecemburuan itu diwujudkan dengan kerja lebih keras dan usaha nan berlipat ganda maka kondusif saja global persilatan. Tapi, kalau kecemburuan itu berubah menjadi menjadi kebencian dan keinginan menjatuhkan maka gonjang-ganjing ala acara gosip di televisi akan semakin bersemi.



Isi Daftar Kekayaan

Kalau hati seseorang dipenuhi dengan cinta kepada anggaran nan telah dibuat oleh Tuhannya maka isi daftar kekayaannya ialah barang-barang halal nan dibeli atau nan didapatkannya dengan cara nan halal pula. Tapi kalau hati seseorang itu tidak tersentuh bening kesucian janji-janji Tuhan kepada orang jujur maka isi daftar kekayaannya ialah barang-barang nan telah dimanipulasi harga dan bahkan bentuknya.

Ketakutan akan kehilangan satu baris saja jumlah kekayaan dalam daftar kekayaan tersebut akan membuat orang terjaga siang dan malam. Padahal isi daftar kekayaan itu akan terus bertambah kalau monoton dibagikan dan dimanfaatkan buat kepentingan orang banyak.

Selain itu, dengan terus dibagikan, isi daftar kekayaan itu akan semakin 'gendut' dan menumpuk serta aman-aman saja sebab nan menjaganya ialah Sang Mahamenjaga. Lalu mau pilih nan mana? Menambah daftar kekayaan tapi hati tidak tenteram atau menguranginya lalu berpasrah dan konfiden dengan janji sang Khalik?

Mati tak membawa isi daftar kekayaan, jadi selagi nyawa masih ada dikandung badan, teruslah berpikir buat memanfaatkan daftar kekayaan tersebut secara positif.



Cinta terhadap Daftar Kekayaan

Bukanlah cinta nan baik ketika daftar kekayaan selalu dihitung-hitung dan tidak rela sedikit pun tersentuh oleh orang lain. Orang kaya nan baik dan tahu makna kekayaan biasanya malah tak terlalu peduli dengan daftar kekayaannya.

Malahan orang lain nan sibuk menghitung daftar kekayaannya. Misalnya, apa nan dilakukan oleh majalah Forbes sering kali dibantah oleh orang nan disebut sangat kaya. Terutama orang-orang kaya nan ada di Indonesia. Mungkin saja bantahan itu sekadar basa-basi atau hanya tidak ingin orang lain mengira bahwa dia sangat kaya. Lalu menjadi sasaran penculikan, perampokan, atau sasaran kejahatan lainnya.

Menjadi sangat kaya pun repot kalau terlalu cinta pada kekayaannya. Tapi, kalau biasa saja dan tetap berkeyakinan kalau kekayaan itu hanyalah titipan maka menjadi kayapun bukanlah masalah besar. Tinggal terus berusaha memberikan kegunaan dari daftar kekayaannya kepada orang lain. Bukankah kehidupan ini sebenarnya hanya mencari bening hati meniti keabadian hakiki ridhoI Illahi.

Begitu banyak orang kaya nan memberikan semua daftar kekayaannya kepada orang nan lebih membutuhkan. Sebagai imbalan dari kebeningan hatinya itu Allah Swt. menganugerahkan rasa senang dan perasaan cukup nan tidak terhingga kepada orang tersebut.

Bagi orang kaya nan tidak terlalu memikirkan daftar kekayaannya, uang nan mereka punya ialah seperti keran nan mengalirkan rezeki nan dititipkan kepadanya kepada lingkungannya. Perhatikanlah orang-orang nan puas dengan kehidupannya. Orang tersebut pastilah bukan orang nan pelit. Dia niscaya orang nan penuh kegunaan dan sangat dihormati bukan sebab dia punya uang tapi sebab dia tak merasa punya uang.

Perasaan tak punya uang itu akan membuat orang nan memiliki daftar kekayaan nan sangat panjang akan merasa rendah hati. Kerendahan hati ini didapatkan tak saja dari pengalaman tapi juga dari cara orang tua dan lingkungan memengaruhinya.

Salah satu cara mendapatkan kerendahan hati bagi orang nan mempunyai daftar harta nan menumpuk ialah dengan pengunjungi banyak tempat. Membuka mata, hati, dan melapangkan dada terhadap apa nan dirasakan di tempat-tempat tersebut, niscaya memberikan perbedaan makna lain dari makna kehidupan. Bila perlu buatlah daftar perasaan nan akan membawa ketenangan dan kebahagiaan jiwa.