Persiapan Beternak Belut
Berternak belut sebenarnya tak terlalu sulit. Waktu panennya juga dapat dipersingkat dari 7 bulan menjadi 4 bulan, tergantung pada penanganan pakan dan media. Secara ringkas, teknis pemeliharaan belut hanya memerlukan perhatian pada memilih lokasi budidaya, pembuatan kolam, media pemeliharaan, memilih benih,penetasan, pakan serta hama.
Mengenal Belut
Belut nan memiliki nama latin Monopterus albus merupakan binatang berkelamin ganda. Dalam siklus hidupnya, belut mengalami perubahan kelamin dari betina ke jantan (hermaprodit). Pada usia muda, belut berkelamin betina, sedangkan setelah tua belut berkelamin jantan.
Belut tak memiliki sirip sehingga tubuhnya sangat licin. Ciri-ciri belut lainnya, yaitu dapat bernapas dari udara, bukaan insang sempit, tak memiliki tulang rusuk serta tak memiliki kantung renang.
Belut biasanya hayati di sawah, rawa, atau sungai kecil. Di habitatnya tersebut, belut merupakan predator bagi hewan-hewan di sekelilingnya. Hewan-hewan nan menjadi makanan belut ialah anak ikan nan masih kecil, udang, dan cacing. Selain itu, sebagai hewan hewan pemakan daging atau pemakan daging, belut juga memakan binatang kecil nan terjatuh ke dalam air, seperti serangga,. Untuk menangkap mangsanya, belut membuat perangkap berupa lubang berdiameter 5 cm nan memanjang dengan cara menggali lumpur atau tanah di tepian sawah atau rawa.
Belut sebagai bahan makanan mulai dikenal di Indonesia pada 1979. Sebagai bahan makanan, belut banyak digemari masyarakat sebab kandungan gizi nan terdapat di dalamnya. Kandungan proteinnya sangat tinggi, kurang lebih sama dengan protein daging sapi dan lebih tinggi dari protein telur. Selain itu, zat-zat lainnya nan krusial bagi tubuh seperti zat besi, fosfor, asam essensial, asam non-essensial, vitamin A dan B juga terdapat pada belut dengan kadar nan cukup tinggi buat memenuhi kebutuhan tubuh.
Mengingat kandungan gizi nan dimilikinya, sekarang ini belut telah menjadi komoditas ekspor ke beberapa negara, seperti Jepang , nan terkenal dengan makanan khasnya, yaitu unagi, Hongkong, Cina, Malaysia, Taiwan, Korea, dan Singapura. Sebenarnya, bagaimana cara beternak belut?
Keuntungan Beternak Belut
Beternak belut sangat menguntungkan, baik sebagai usaha pokok maupun sampingan. Permintaan pasar nan tinggi, terutama buat kebutuhan ekspor, menjadikan budidaya belut sangat menjanjikan. Selain dijual ke pasar lokal ataupun ke daerah dan negara lain dalam keadaan mentah, belut juga dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan nan tentunya memiliki nilai jual nan lebih tinggi.
Usaha pengolahan makanan berbahan dasar belut antara lain abon belut, dendeng belut, dan kerupuk belut. Usaha jenis ini dapat dikelola di rumah-rumah sebagai home industry.
Persiapan Beternak Belut
Belut dapat hayati di semua jenis daerah. Di mana ada air higienis nan terbebas dari pencemaran pestisida, limbah, pabrik atau limbah domestik berupa deterjen, di situlah belut dapat hidup. Air nan higienis ini sangat krusial bagi pertumbuhan bibit belut. Adapun belut dewasa pada umumnya sudah kuat dengan kondisi air nan keruh sebab lumpur sekali pun.
Selain lokasi beternak belut seperti di atas, ada hal lain nan harus dipersiapkan sebelum beternak belut, yaitu media beternak belut. Media beternak belut meliputi beberapa komponen seperti wadah rapat air, lumpur, jerami, pelepah pohon pisang, serta pupuk kandang.
Budidaya belut tak memerlukan huma nan luas. Tempat-tempat penampungan air, seperti bak semen, kolam tanah nan dilapisi plastik, drum atau tong bisa dijadikan media buat beternak belut.
Wadah-wadah rapat air tersebut diisi dengan tanah lumpur atau lumpur sawah nan ditutup dengan jerami. Selanjutnya, pelepah pohon pisang nan sudah dicincang digunakan buat menutupi jerami. Kemudian ditaburi pupuk kandang dan ditutup lagi dengan lumpur. Pupuk kandang ini berfungsi buat mempercepat proses pembusukan pelepah pisang dan jerami nan akan menjadi makanan tambahan bagi belut Setelah itu, media diisi dengan air 2/3 bagian. Sepertiga bagian nan tak terendam air digunakan oleh belut buat menyimpan telurnya.
Memilih Bibit
Bibit belut bisa diperoleh dari penjual bibit belut atau diambil langsung dari alam. Pemerolehan bibit belut saat ini menjadi hambatan primer dalam beternak belut dikarenakan masih jarangnya loka pembibitan belut secara komersil. Cara memilih belut dapat menentukan taraf keberhasilan budidaya belut. Oleh sebab itu, buat hasil panen nan optimal, pilihlah bibit belut nan benar-benar unggul dengan memperhatikan beberapa ciri.
Bibit belut nan baik berusia sekitar 2-4 bulan. Ukurannya kecil dan warnanya kuning kecoklatan. Tubuhnya tak cacat. Tubuhnya bergerak dengan lincah dan jika dipegang tubuhnya keras, tak lemas. Hal-hal seperti ini harus diperhatikan agar tak salah memilih bibit nan dapat berdampak terjadinya kegagalan dalam beternak belut.
Memelihara Ternak Belut
Setelah bibit belut ditebar di dalam media, pemberian makan mulai dilakukan pada hari ketiga. Makanan nan dapat diberikan buat belut, yaitu ikan-ikan kecil, cacing, kecebong, bekicot atau keong mas nan dicincang. Jumlah makanan nan diberikan sebaiknya 5% dari jumlah bibit nan terdapat dalam media ternak. Di alam bebas, belut biasa makan di petang atau malam hari. Oleh sebab itu, dianjurkan buat memberi makan belut pada waktu nan sama juga.
Sisa-sisa makanan biasanya menumpuk di dalam media sehingga perlu dibersihkan. Jika tidak, belut bisa dengan mudah terkena penyakit. Air di dalam media nan sudah kotor dibuang dan diganti dengan air nan bersih. Untuk menetralisis sisa-sisa makanan, bisa juga digunakan EM4 dengan takaran nan tepat.
Perawatan lainnya nan dapat dilakukan yaitu dengan menanam tanaman air buat menjaga kelembaban sehingga belut tak kepanasan. Selain itu, nan tak kalah pentingnya yaitu dengan memperhatikan lingkungan sekitar. Hama, tanaman liar, lumut, dan unggas seperti ayam dapat menjadi ancaman bagi belut nan sedang diternakkan.
Mengatasi Hambatan Beternak Belut
Banyak terjadi kegagalan dalam beternak belut dikarenakan kesalahan dalam cara beternak belut . Kasus-kasus nan biasanya terjadi antara lain media lumpur nan memadat, pelepah pisang dan jerami nan tak membusuk, atau setelah 3-4 bulan belut tak mengalami pertumbuhan nan baik, misalnya wafat atau ukuran belut tetap kecil.
Beberapa hal nan harus diperhatikan buat menghindari kegagalan dalam beternak belut, di antaranya membeli belut dari penjual nan terpercaya, memilih belut nan benar-benar sehat, menyediakan media nan tak panas dan tak tercemar, memastikan bahwa belut mau makan agar belut dapat bertahan hidup, memberikan makanan nan berprotein tinggi, terutama makanan alami, memperhatikan lingkungan sekitar, serta cara memanen nan baik.
Memanen Belut
Untuk pasar lokal, belut nan berumur 3-4 bulan sudah dapat dipanen. Adapun buat keperluan ekspor , diperlukan belut dengan ukuran nan lebih besar, yaitu berumur sekitar 6-7 bulan. Panen belut harus dilakukan dengan hati-hati agar belut tak terluka dan tetap segar dalam waktu nan cukup lama.
Waktu buat memanen belut sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Pada saat ini, belut sudah beristirahat dan makan dengan cukup sehingga kalaupun belut mengalami stress dampak pemanenan, belut masih dapat bertahan hayati selama kurang lebih 2 hari. Sebaiknya tak memanen belut pada malam hari sebab belut sedang aktif bergerak sehingga menyulitkan buat menangkapnya.