Apa Maunya Konsumen?
Setiap orang ialah konsumen . Konsumen nan memakai, menggunakan, dan membeli suatu produk. Tanpa konsumen, suatu bisnis tak ada artinya. Konsumenlah nan membesarkan bisnis. Konsumenlah nan memberikan laba besar kepada pelaku bisnis.
Rajakah Konsumen?
Konsumen tak harus dianggap sebagai raja diraja nan harus sangat dihormati. Pelayanan nan baik bukan hanya kepada seorang raja, bukan? Pelayanan nan baik diberikan kepada semua kalangan tanpa memandang strata dan derajat seseorang hanya sebab faktor keturunan.
Jadi Perlakukan konsumen sebagai kawan sejajar dalam bisnis. Ada teknik win-win solution dalam menghadapi konsumen. Tapi, pelaku bisnis tetap harus tahu apa nan diinginkan oleh konsumennya.
Artinya, dalam berdagang, pelaku bisnis hendaknya berbisnis atau berdagang dengan mengikuti selera pasar secara umum. Bukan juga dengan mengikuti keinginan diri sendiri. Maka sebelum berbisnis, pahami duku konsep diri konsumen dan konsep diri pelaku bisnis atau produsen.
Konsep diri konsumen sudah sangat jelas. Mereka hanya mencari apa nan dibutuhkannya. Mak konsumen raja dapat dinilai tepat, tapi tak seratus persen. Raja nan dimaksud adalah, di saat ia mau membeli atau tidak. Persis seperti konduite raja. Raja kan berperilaku, apabila ia membutuhkan seseorang maka dipanggil. Namun bila ia tidak membutuhkan maka ia cuek.
Dalam global bisnis atau perdagangan juga demikian. Konsumen bila sudah tertarik dengan barang nan didagangkan, maka ia akan berusaha buat mendapatkannya. Namun bila tak tertarik, maka ia meninggalkannya.
Apa Maunya Konsumen?
Sebelum memulai sebuah bisnis, riset pasar sudah dilakukan. Riset pasar tak hanya mengetahui tentang bisnis apa nan cocok di suatu tempat, tapi juga ciri konsumennya. Tidak semua konsumen nyaman ditanya mau belanja apa ketika memasuki sebuah toko swalayan, lalu diiringi ke lorong mana dia melangkahkan kakinya. Kecuali bila memasuki toko nonswalayan, perlulah konsumen ditanya mau belanja apa.
Ada sebagian konsumen nan tidak ingin basa-basi. Masuk, ambil barang nan dibutuhkan, bayar, lalu keluar tanpa banyak ditanya dan ditegur sapa terlalu ramah, apalagi keramahan nan hanya sekadar lips service .
Kalau bisnis jasa, konsumen perlu disapa dengan lebih ramah. Berikan informasi nan sangat jelas dan dengan harga nan pantas tanpa harus bersembunyi di balik discount nan tak seberapa atau pretensi cuci gudang.
Untuk forum pendidikan, tak perlu diadakan pemberian beasiswa nan hanya akal-akalan. Jangan sampai ada pendistorsian makna bahasa dalam beriklan. Berikan kejujuran kepada konsumen sehingga konsumen akan percaya kepada bisnis tersebut.
Bergerak di bidang apa pun bisnis Anda, konsumen mesti diperhatikan dengan baik. Tak mesti Anda tanya apa nan dibutuhkannya. Tapi, perhatikan saja. Bila ia membutuhkan bantuan, maka segeralah hadir. Bila membutuhkan informasi berikanlah informasi nan sinkron dengan keinginannya.
Meski ada produk nan homogen dari nan ditanyakannya, maka tawarkan dengan cara sederhana tanpa harus memaksa dengan membelikannya. Misalnya saja, ada seorang konsumen bertanya tentang Baygon, kebetulan stok lagi kosong. Maka Anda katakan saja bahwa stok Baygo lagi kosong. Namun tawarkan dengan lembut bahwa Anda memiliki HIT nan juga memiliki fungsi sama dengan Baygon. Sebelum menyatakannya, kata